Religion

7 Amalan Sunah Saat Idul Adha, Jangan Sampai Terlewat!

Idul Adha merupakan hari raya umat Islam selain Idul fitri. Hari raya Idul Adha diperingati umat Islam setiap tahunnya di tanggal 10 Zulhijah.

Sebagai ibadah tahunan, maka hendaknya kita laksanakan dengan sesempurna mungkin dengan menjalankan semua amalan-amalan sunah pada hari tersebut dengan niat tulus dan mengharap pahala dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Apa saja amalan sunah saat Idul Adha?, Yuk, Disimak!

1. Puasa Arafah

Amalan yang sebaiknya dilakukan umat Islam sebelum hari raya Idul Adha adalah puasa Arafah pada tanggal 9 Zulhijah. Puasa Arafah ini dinilai sebagai penghapus dosa. Hal ini sebagaimana dikatakan dalam salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Muslim No.1.162:

Puasa Arafah (9 Zulhijah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharam) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu” (HR Muslim)

Puasa Arafah juga membebaskan dari api neraka, sebagaimana hadis berikut:

Tidak ada hari dimana Allah membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada Hari Arafah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan mereka di depan para Malaikat dan berkata: ‘Apa yang mereka inginkan?” (HR Muslim)

2. Bertakbir, salah satu amalan sunah saat Idul Adha

Takbiran merupakan suatu tradisi yang dilakukan pada malam sebelum hari raya. Masyarakat muslim di Indonesia, melakukan takbiran dengan bertakbir secara bersama-sama atau berjemaah. Biasanya diselenggarakan di masjid dan musala.

Sebagian umat muslim melakukan takbiran sambil berkeliling kota dengan berjalan kaki maupun dengan naik kendaraan. Ada yang melakukan takbir sambil menyalakan petasan, kembang api, membunyikan sirene, dan klakson kendaraan. Tidak hanya itu, sebagian juga merayakan  takbiran dengan menabuh beduk, kentungan, dan alat perkusi lain sebagainya.

Bagaimana ya cara Rasulullah bertakbir?

Sebagaimana keterangan riwayat dari Anas Radhiallahu ‘Anhu, beliau mengatakan, “Dulu para sahabat ketika bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam, di antara mereka ada yang sedang melantunkan Laa Ilaaha Illallah.., dan ada yang melantunkan Allahu Akbar…” dan mereka tidak seragam (dalam melantunkan takbiran). (Liqa’at Bab al-Maftuh, volume 2, no. 31)

Dari hadis di atas, Nabi Muhammad dan para sahabat juga melakukan takbir. Bedanya mereka tidak melakukan takbir secara berjemaah ya. Kalimat takbir yang diucapkan juga tidak seragam. Dan tidak ada bunyi-bunyi yang berasal dari beduk, petasan, kembang api, dan lain sebagainya

Nah, bukan hanya di masjid atau musala saja, takbiran juga bisa dilakukan di rumah, bahkan saat berjalan menuju tempat salat, dan tidak perlu berjemaah.

Pelaksanaan takbir hari raya Idul Adha dimulai sejak sehabis salat subuh pada tanggal 9 zulhijah, sampai setelah salat Asar pada tanggal 13 Zulhijah.

Baca Juga:

3. Mandi dan memakai wangi-wangian sebelum shalat Id

Sebelum sholat id, umat muslim disunahkan untuk mandi. Selain itu, mandi juga dimaksudkan untuk membersihkan tubuh dari kotoran. Jadi, saat beribadah badan sudah bersih dan suci. Selain membersihkan badan, juga disunahkan memotong kuku, dan memotong rambut.

Selain mandi, juga dianjurkan menggunakan wewangian sebelum berangkat salat id bagi para laki-laki.

Diriwayatkan dari ‘Ali ra. bahwa beliau mandi di hari Id, demikian juga riwayat yang sama dari Ibnu ‘Umar dan Salamah bin Akwa dan agar memakai pakaian yang paling bagus yang dimiliki serta memakai wewangian”

4. Memakai pakaian terbaik

Pakaian terbaik yang dimaksud adalah pakaian yang bersih nan suci. Tidak harus yang baru atau mahal. Untuk merayakan hari raya, tak perlu pakaian baru. Umat Islam disarankan untuk memakai pakaian yang bersih dan suci serta tidak berdandan secara berlebihan.

Sungguh Abdullah bin Umar, ia berkata : “Umar mengambil sebuah jubah sutra yang dijual di pasar, ia mengambilnya dan membawanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan berkata : “Wahai Rasulullah, belilah jubah ini serta berhiaslah dengan jubah ini di hari raya dan penyambutan. Rasulullah berkata kepada Umar: “sesungguhnya jubah ini adalah pakaian orang yang tidak mendapat bagian ”. (HR. Al Bukhari).

Nabi Muhammad saja menolak untuk memakai pakaian baru di hari raya, apalagi pakaian tersebut terbuat dari sutera. Dari hadis itu juga diketahui, bahwa berhias di hari raya termasuk kebiasaan yang sudah ada di kalangan para sahabat, dan Nabi Muhammad juga tidak mengingkarinya.

Pergunakanlah pakaian terbaik di hari raya. Terbaik bukan berarti baru. Memakai pakaian baru di hari raya boleh saja, asal jangan berlebihan, dan jangan sombong karena memakai baju baru di hari raya.

5. Tidak makan sebelum salat Id 

Pada Hari Raya Idul Adha disunahkan untuk makan setelah selesai melaksanakan salat Idul Adha. Hal ini berbeda dengan Idul Fitri yang disunahkan untuk makan terlebih dahulu sebelum berangkat menuju masjid untuk salat.

Berbeda dengan salat Idul Fitri yang dianjurkan untuk memakan kurma atau sejenisnya sebelum melaksanakan salat Id, yang merupakan penanda bahwa hari itu sedang tidak berpuasa. Anjuran untuk tidak makan sebelum salat Idul Adha disebabkan karena sedekah Idul Adha dilakukan setelah salat ‘id, yaitu kurban. Dianjurkan makan setelah salat ‘id agar bisa makan bersama-sama orang miskin yang baru dapat daging kurban setelah salat ‘id.

Dari ‘Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, ia berkata,

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam biasa berangkat salat ‘id pada hari Idul fitri dan beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari salat ‘id baru beliau menyantap hasil kurbannya.

Baca Juga:

6. Berangkat se-awal mungkin dan berjalan kaki menuju tempat shalat Id

Saat berangkat salat Idul Adha, umat muslim dianjurkan untuk berjalan kaki. Hal ini dinilai lebih utama. Selain berjalan kaki, jalan yang diambil ketika berangkat dan pulang pun sebaiknya berbeda. Ini dilakukan berdasar kebiasaan Rasulullah SAW.

Adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam ketika di hari raya id berbeda jalan (ketika berangkat dan pulang).” Hadis Riwayat Bukhari.

Amalan yang disunahkan lainnya adalah mengajak anggota keluarga untuk salat id saat hari raya Idul Adha.

“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam memerintahkan kami keluar menghadiri salat ‘id bersama budak-budak perempuan dan perempuan-perempuan yang sedang haid untuk menyaksikan kebaikan-kebaikan dan mendengarkan khotbah. Namun beliau menyuruh perempuan yang sedang haid menjauhi tempat salat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Para wanita diperintahkan untuk mengikuti salat Idul Adha secara berjemaah dan para anak diajak untuk ikut salat Id. Sedangkan para wanita yang sedang haid juga mengikuti salat namun dengan melihat dan dari tempat yang jauh dari orang salat.

7. Berkurban dan menyembelih hewan kurban

Amalan sunah lainnya adalah memotong hewan kurban bagi umat islam yang mampu. Sebagaimana diterangkan salah-satunya dalam Alqur’an Surat Al-Kautsar ayat 2 yaitu;

“Maka salatlah untuk Rabbmu dan sembelihlah hewan.”

Keutamaan berkurban juga disebutkan dalam hadis riwayat Imam at-Tirmidzi dan imam Ibnu Majah dari Aisyah RA:

Tidaklah seorang anak Adam melakukan pekerjaan yang paling dicintai Allah pada hari nahr kecuali mengalirkan darah (menyembelih hewan kurban). Hewan itu nanti pada hari akan datang dengan tanduk, rambut dan bulunya. Dan pahala kurban yang menetes pada suatu tempat sebelum jatuh ke tanah . Maka hiasilah dirimu dengan ibadah kurban.” ( HR.Al-Hakim, Ibnu Majah dan at-Tirmidzi).

Dianjurkan untuk menyembelih hewan kurban setelah melaksanakan salat Idul Adha, yaitu tanggal 10 Zulhijah. Namun, bisa juga dilakukan pada hari Tasyrik yakni 11, 12, dan 13 Zulhijah

Nah itulah tujuh amalan sunah saat Idul Adha yang biasa dilakukan umat muslim. Yuk, perbanyak berbuat kebajikan.

Baca Juga: 7 Manfaat Berkurban Bagi Umat Islam, Yuk Berkurban!

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button