7 Sunah Saat Hubungan Intim Bagi Pasangan Muslim, Apa Saja?


Pasangan suami istri muslim
Ilustrasi pasangan muslim (pexels.com/mikhail nilov)

Agama Islam tidak hanya mengatur tentang ibadah, dalam agama islam juga diatur bagaimana agar rumah tangga bisa selalu harmonis. Salah satunya adalah urusan ranjang atau hubungan intim.

Urusan ranjang merupakan area privasi antara suami dan istri. Agar keharmonisan hubungan suami istri tetap terjaga, Nabi Muhammad ﷺ telah memberikan contoh dari beberapa hadis tentang sunah-sunah saat hubungan intim bagi pasangan muslim. Disimak ya! 

1. Membersihkan diri terlebih dahulu

Ilsutrasi membersihkan diri (pixabay.com/ Chaiyan Anuwatmongkolchai )

Sunah saat hubungan intim yang pertama adalah membersihkan diri terlebih dahulu. Kebersihan adalah sebagian dari iman. Sangat disarankan sebelum berhubungan intim dengan pasangan, membersihkan diri terlebih dahulu. Minimal untuk menggosok gigi dan berwudu terlebih dahulu.

Untuk istri sebaiknya mandi, berdandan dan memakai wangi-wangian terlebih dahulu. Menyenangkan seorang suami dengan berpenampilan menarik adalah hal yang sangat baik. Tubuh yang segar dan wangi akan menambah kemesraan bagi pasangan suami istri.

“Empat macam di antara sunah-sunah para Rasul yaitu berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak, dan menikah.”  (HR.At-Tirmidzi)

Baca Juga:

2. Berdoa sebelum berhubungan intim

Ilustrasi berdoa (pixabay.com/ Artadya Gumelar)

Dalam agama Islam diajarkan untuk berdoa setiap saat. Termasuk juga dalam berhubungan intim. Berdoa sebelum berhubungan intim, dimaksudkan untuk mencegah adanya campur tangan setan pada saat itu. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Apabila salah seorang mereka akan menggauli istrinya, hendaklah ia membaca: ‘Bismillah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami’. Sebab jika hubungan antara mereka berdua menyebabkan anak, maka setan tidak akan membahayakan anak itu selamanya,”  (Shahih Muslim No.2591).

Dengan saling berdoa terlebih dahulu, diharapkan anak-anak yang lahir setelahnya, adalah anak-anak yang saleh. Jika kamu belum tahu doa sebelum berhubungan intim, ini doanya ya:

“Bismillah. Allahumma jannabnasyoithona wa jannabisyaithona maa rojaktanaa.”

3. Lakukan pemanasan (Foreplay) dan saling menyenangkan pasangan

IIlustasi menyenangkan pasangan (pixabay.com/pexels)

Sebelum memulai hubungan suami istri, sebaiknya dimulai terlebih dahulu dengan pemanasan (foreplay). Manfaat dari  foreplay  adalah pembangkit gairah dan energi setiap pasangan. Foreplay juga membantu menjaga hubungan yang harmonis dengan pasangan.

Hal ini seperti hadis dari Rasulullah ﷺ,

“Janganlah salah seorang di antara kalian menggauli istrinya seperti binatang. Hendaklah terlebih dahulu memberikan pendahuluan, yakni ciuman dan cumbu rayu,” (HR. At-Tirmidzi)

Dalam hal menyenangkan pasangan, setiap suami maupun istri disarankan tidak berlaku egois. Jangan menyudahi “permainan” ketika pasangannya belum terpuaskan. Jangan sampai salah seorang di antara suami dan istri tersakiti, karena tidak merasakan kenikmatan yang dirasakan oleh pasangannya.

Baca Juga:

4. Tidak menyebarluaskan masalah ranjang kepada orang lain

Ilustrasi menjaga rahasia (pixabay.com/ Sam Williams)

Sebagai seorang muslim yang telah berkeluarga, harus saling menjaga kehormatan pasangan masing-masing. Mengumbar urusan ranjang merupakan perbuatan yang dilarang, karena menyangkut rahasia dan aib.

Selayaknya pasangan suami istri mampu menjaga hubungan dan rahasia yang terjadi di dalam rumah. Jika di antara suami istri ada yang menyebarkan hal tersebut, sama saja dengan menyebar kejelekan pasangannya. Nabi Muhammad ﷺ bersabda,

“Sesungguhnya di antara manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala pada hari hari adalah laki-laki yang menyetubuhi istri dan istrinya memberikan kepuasan kepadanya, kemudian menyebarkan rahasia istrinya,”  Diriwayatkan oleh Imam Muslim (2597) dan Abu Dawud ( 4227).

5. Tidak berhubungan intim di saat istri sedang haid

Ilustrasi wanita sedang haid (pixabay.com/pikulkeaw_333)

Haid atau yang biasa disebut datang bulan adalah kodrat setiap wanita setelah dewasa. Agama Islam melarang wanita yang sedang haid untuk salat, dan berhubungan intim dengan pasangannya.

Haram hukumnya berhubungan intim di saat istri sedang datang bulan. Darah haid darah adalah kotor yang keluar dari wanita dan banyak mengandung kuman juga virus.

Dalam Alquran dijelaskan:

“Mereka bertanya tentang haid, katakanlah: ‘Haid itu adalah’ kotoran. Oleh sebab itu, hendaklah kamu membela diri dari wanita di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. bila mereka telah suci, maka campurilah mereka di tempat yang diperintahkan Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.”  (QS. Al-Baqarah: 222)

6. Tidak berlaku kasar dan lakukanlah di tempat yang semestinya

Ilustrasi melakukan kejerasan dalam hubungan seks (pixabay.com/PublicDomainPictures)

Istri adalah seorang partner dalam hidup. Maka perlakukanlah mereka dengan sebaik-baiknya. Begitu juga ketika berhubungan intim. Perlakukanlah istri sebagai wanita baik.

Lakukanlah hubungan intim di tempat yang semestinya, yaitu melalui lubang kemaluan wanita. Jangan melakukan di dubur, karena akan menyakiti hati istri. Diperbolehkan melakukan berbagai gaya sebagai variasi. Namun tidak melalui dubur karena diharamkan.

“Siapa saja yang melakukan hubungan dengan wanita yang sedang datang bulan, di bagian dubur, datang ke peramal dan percaya yang dikatakan, maka sesungguhnya dia tidak percaya pada apa yang diturunkan pada Muhammad.” (HR.Ibnu Majah).

“Terkutuklah orang yang menyetubuhi istri di duburnya.” (Hadis Riwayat Abu Dawud dan an-Nasa’i dari Abu Hurairah)

Selain itu, tidak diperbolehkan untuk menyerang atau berlaku kasar terhadap pasangan dalam berhubungan intim. Tetaplah berlaku santun dan lembut terhadap pasangan agar tidak ada yang merasa tersakiti.

Baca Juga:

7. Menggunakan penutup atau selimut

Ilustrasi menggunakan selimut dalam hubungan seks (pixabay.com/tvjoern )

Rasulullah menyarankan agar menggunakan penutup atau selimut ketika berhubungan intim. Dengan menggunakan penutup atau selimut, akan menjaga pandangan dari para malaikat yang selalu mengawasi kita. selain itu untuk berjaga-jaga jika ada anak-anak melihat kegiatan kita.

Makruh hukumnya bagi pasangan suami istri bertelanjang bulat tanpa penutup dalam berhubungan intim. Sebagaimana hadis Rasulullah ﷺ,

“Jika seseorang di antara kamu menyetubuhi istrinya, hendaklah memakai kain penutup dan janganlah sama-sama bertelanjang sebagaimana dituangkannya dua ekor keledai.”  (HR. Ibnu Majah) – al Fiqhul Islami juz IV hal.2646.

Alangkah baik jika setiap pasangan muslim selalu memperhatikan sunah saat hubungan intim, agar keharmonisan hubungan suami istri selalu terjaga.

Baca Juga: Dear Istri, Ini 5 Keinginan Suami yang Jarang Diungkapkan, Harus Peka!


Like it? Share with your friends!

Legend

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *