Siap-siap Hadapi Resesi Ekonomi 2023, Ubah Gengsi Jadi Hidup Minimalis
Saat ini kebanyakan orang menghabiskan uangnya hanya untuk gengsi. Memiliki teman-teman yang selalu update barang dan fashion menjadi faktor tertinggi dalam memengaruhi diri untuk tidak ingin dibilang ketinggalan. Padahal belum tentu penghasilan yang dimiliki sesuai dengan pengeluaran.
Apalagi saat ini sedang ramai kabar mengenai inflasi dan suku bunga yang naik, IMF yang sedang mengupayakan ekonomi dunia tetap stabil, dan kemungkinan terjadinya resesi ekonomi di tahun 2023.
Oleh karena itu, untuk menyelamatkan kondisi ekonomi kita, gengsi tersebut bisa diubah menjadi gaya hidup minimalis. Gaya hidup minimalis adalah meminimalisir barang yang tidak terpakai dan menyimpan barang yang dipakai saja.
Gaya hidup ini telah ramai dilakukan oleh masyarakat Amerika Serikat dan Jepang. Di Indonesia, penulis dan youtuber Raditya Dika pun juga sudah menerapkannya. Apa saja yang bisa dilakukan untuk mengubah gengsi menjadi hidup minimalis?
1. Jangan Sering Membuka Aplikasi e-commerce
Ketika sedang bosan, break, tidak ada kerjaan, seringkali jempol-jempol kita menekan hal-hal tidak penting pada aplikasi di smartphone, dan yang paling sering adalah membuka aplikasi e-commerce. Kebiasaan ini seringkali dilakukan oleh cewek-cewek yang kepo dengan fashion terkini, padahal belum tentu mereka membutuhkannya.
Hanya karena barang terlihat lucu, dengan mudahnya menekan tombol checkout. Hal inilah yang harusnya dikurangi. Atau bila perlu, aplikasi e-commerce tersebut dihapus dan memakainya kembali jika ada kebutuhan yang mendesak.
2. Jangan Mudah Diracun
Mengikuti trend saat ini seringkali membuat kita mudah di racun oleh teman-teman sekitar atau yang paling sering adalah influencers dan flash sale. Dunia online shop yang sedang ramai, membuat endorsement para influencers semakin marak di sosial media. Ketika melihat hal-hal seperti itu, langsung saja skip konten tersebut atau bila perlu unfollow artis dan influencer yang sering membuatmu mudah diracun.
3. Memilah kembali dan membersihkan
Untuk mengetahui barang yang kamu miliki sudah tidak terpakai, jarang terpakai, atau tidak pernah digunakan lagi, bersihkanlah terlebih dahulu dan pilah beberapa barang. Setelah itu apakah barang tersebut sudah tidak terpakai dalam 90 hari? Atau apakah akan dipakai 90 hari kedepan?
Jika tidak, barang tersebut bisa disingkirkan. Hilangkan juga rasa sayang jika dibuang atau sayang jika disumbangkan. Begitu pula untuk yang suka koleksi tas, dompet, baju, dan jam tangan, padahal yang kamu pakai hanya satu dan itu-itu saja, lebih baik barang-barang tersebut dijual kembali dan pakailah satu atau beberapa yang sering digunakan.
4. Mulai Menabung dan Investasi
Jika penghasilan kita mengalami peningkatan atau mendapatkan bonus, inilah saatnya untuk menabung. Kebiasaan buruk kita adalah langsung membeli barangbarang yang diinginkan ketika mendapatkan bonus.
Kamu harus memilah berapa persen dari gajimu yang digunakan untuk gaya hidup. Menurut pakar keuangan Elizabeth Warren, gunakan 20% dari gaji untuk menabung dan investasi. Sisanya untuk biaya hidup, cicilan, dan gunakan 5-10% saja untuk gaya hidup.
5. Utamakan Kebutuhan di Atas Keinginan
Yang paling penting adalah pikirkan kebutuhan terlebih dahulu dan tunda keinginan. Jika teman-temanmu memiliki barang atau smartphone baru, pikirkan kembali dan jangan menaruh rasa iri pada temanmu. Apakah barang tersebut kamu butuhkan? Apakah smartphone kamu masih bisa digunakan? Sering-seringlah untuk berpikir dua kali jika menginginkan sesuatu. Selain bisa save money, kamu juga tidak akan menumpuk barang yang nantinya akan jarang digunakan.
Itulah beberapa tips yang bisa diterapkan untuk kamu yang ingin hidup minimalis. Ditengah kabar mengenai kondisi ekonomi yang belum stabil, menerapkan hidup minimalis dapat menjadi cara yang ampuh agar kondisi ekonomi kita bisa tetap terjaga dan stabil.
Baca juga: 6 Rekomendasi Kegiatan Menyenangkan Untuk Isi Waktu Luangmu
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.