Sejarah Salam Tempel di Hari Raya Idulfitri, Begini Ceritanya!


Ilustrasi salam tempel

Sejarah salam tempel di hari raya idulfitri? Hm, bagaimana, ya? Penasaran? Simak penjelasannya bersama saya.

Sebelum itu, di kesempatan yang sangat baik ini, saya menghaturkan selamat hari raya Idulfitri, mohon maaf lahir dan batin. Melalui artikel ini pula, saya meminta izin untuk kembali menuangkan semua yang sudah saya pelajari ke sini, untuk dibagikan agar menjadi pengetahuan baru bagi kita semua.

Oke, saya mulai saja, hari perayaan besar yang sangat dinanti-nanti seluruh umat muslim ini, sangat dalam maknanya, terutama bagi mereka yang sudah selesai seluruhnya dan berhasil mencapai kemenangan di hari yang fitri ini.

Dari awal puasa, menahan segala nafsu dunia, hingga akhirnya menang dan ditutup dengan salat berjamaah, meminta ampun dan bersimpuh mengais maaf atas segala tingkah laku yang sangat bertolak belakang dengan tuntutan agama dan kemanusiaan. Menunduk patuh, bersimpuh meminta kelapangan hati untuk membuka lebar pintu-pintu maaf.

Silaturahmi sudah terjalin, maaf sudah didapat, tibalah saat yang paling ditunggu anak-anak, maupun anak dewasa yang kebetulan masih di fase yang boleh menerima salam tempel. Mereka berkumpul menanti ayah, ibu, om, tante, membuka tas mereka, berdebar hati mereka, harap-harap cemas untuk dapat giliran salam tempel. Riang sudah, akhirnya amplop-amplop berisi pecahan uang kertas yang masih baru lagi wangi, berhasil mereka dapat.

Ah, melihat binar mata anak-anak dan tertawa riang mereka, menjadi salah satu pemicu salam tempel menjadi tradisi yang selalu dipertahankan. Lalu, dari mana asalnya? Kapan mulanya salam tempel menjadi tradisi di hari idulfitri? Simak sejarah salam tempel ini!

Adanya pengaruh budaya China

Kita pasti lebih dulu mengenal angpau yang biasa dibagikan ketika perayaan imlek tiba. Teman-teman yang merayakan imlek, kerap kali membagikan angpau berwarna merah berisi sejumlah uang, yang kemudian tradisi ini berkembang ke perayaan besar lainnya.

Pernyataan ini diperkuat dengan penjelasan Kepala Program Studi Indonesia Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Sunu Wasono yang mengatakan bahwa tradisi membagikan uang saat Idulfitri yang kemudian disebut salam tempel, sudah ada sejak dulu. Selanjutnya Sunu Wasono, menyatakan jika kemungkinan tradisi ini diawali oleh teman-teman dari China yang memberikan angpau saat Tahun Baru Imlek. 

Meskipun salam tempel terpengaruh dari budaya China, tapi salam tempel ini sekarang sudah menjadi budaya Indonesia, yang sudah mendarah daging, sehingga pada akhirnya salam tempel tidak hanya diberikan di hari raya Idulfitri atau imlek saja, bahkan di hari-hari besar lainnya pun, kerap kali ada momen untuk membagikan uang.

Ini dari tradisi ini adalah berbagi, sebagaimana kita sebagai umat muslim, diwajibkan untuk saling membantu, saling berbagi, juga saling meringankan beban saudara-saudara kita. Dengan adanya salam tempel yang isinya sejumlah uang, akan meringankan beban mereka yang tidak ingin dilihat orang lain. Tradisi ini sangat bagus, dan sangat mendidik sekali, tradisi ini juga menjadi contoh untuk anak-anak agar senantiasa berbagi dengan orang-orang yang membutuhkan.

Baca Juga:

Sejarah salam tempel sudah ada sejak pemerintah Dinasti Fatimiyah

Tradisi salam tempel atau bagi-bagi uang baru di hari raya Idulfitri, ternyata sudah dilakukan sejak lama sekali, tepatnya pada zaman pemerintahan Dinasti Fatimiyah di abad pertengahan, sekitar tahun 910-1171. Pada zaman itu bukan hanya uang yang dibagikan, tapi juga bisa berupa pakaian, kain, permen dan lain-lainnya.

Berlangsung hingga era Ottoman

Mengingat tradisi ini sangat membantu dan sangat bermanfaat, juga menjadi ajang bagi-bagi rezeki dan juga luapan syukur atas tercukupinya kebutuhan hidup mereka. Tradisi ini akhirnya berkembang hingga kekhalifahan Ottoman, yang berlangsung sekitar tahun 1517-1924, tradisi ini kemudian disebut Eidiyah.

Di era kekhalifahan Ottoman, tidak ada lagi pembagian barang, melainkan hanya fokus dengan pembagian uang dalam pecahan kecil.

Perubahan ini dilakukan karena, membagikan sejumlah uang jauh lebih simpel, efisien dan fleksibel. Jadi, anak-anak bisa membelikan uang pemberian sesuai dengan keinginan mereka, tidak lagi hanya menerima yang sudah dibelikan, yang kadang kala tidak sesuai dengan yang dimau, meskipun tetap bahagia bila menerimanya.

Itulah sejarah salam tempel yang selalu kita tunggu-tunggu di hari raya Idulfitri tiba. Lalu, adakah makna dibaliknya?

Baca Juga:

Makna Salam Tempel

Sebagaimana kebaikan lain yang banyak manfaat dan makna salam tempel, salam tempel juga mempunyai makna yang kita bisa petik, terutama bagi anak-anak sebagai penerima terbanyak. Apa itu? Terus simak penjelasannya!

Makna salam tempel sendiri banyak maknanya, di antaranya:

1. Menjadi sarana untuk belajar mengelola keuangan bagi anak-anak

Dengan adanya salam tempel ini, tidak sedikit anak-anak yang kemudian mendapat uang dalam jumlah banyak, bahkan nominalnya pun mungkin masih awam bagi anak-anak. Nah, dengan itu anak-anak akhirnya bisa mengelola keuangan, mulai dari mengetahui nominal, menghitung jumlah uang yang didapat, dan bagaimana mereka harus mengatur uang mereka agar tidak cepat habis. Namun, ada juga ibu-ibu yang pada akhirnya menjadi bendahara bagi si anak.

2. Hadiah untuk anak-anak

Salam tempel juga tak jarang menjadi hadiah untuk anak-anak yang sudah menjalankan ibadah puasa. Apalagi bila mereka baru pertama kali menjalani ibadah puasa, salam tempel akan sangat membahagiakan bagi mereka.

3. Contoh berbagi untuk anak-anak

Berbagi kepada mereka yang membutuhkan tentu sangat diwajibkan, apalagi kita sebagai umat muslim. Dengan adanya salam tempel, anak-anak jadi bisa melihat, mencontoh, dan mempelajari bagaimana caranya berbagi, dengan salam tempel juga mereka jadi bisa merasakan bahagia mendapat bantuan dari orang lain. Nah, dengan semangat berbagi seperti itu, diharapkan dikemudian hari anak-anak akan menyisihkan sebagian hartanya untuk berbagi kepada sesama yang dibutuhkan.

Seperti itulah makna salam tempel. Saya sudah jelaskan, sejarah salam tempel, beserta makna  salam tempel. Semoga kita bisa mengais manfaat dari artikel ini, juga semoga tulisan saya ini menjadi pemicu kita untuk berjuang dan bekerja keras agar bisa ikut menghangatkan tradisi salam tempel di perayaan besar lainnya.

Akhir kata, mohon maaf bila ada kata dari tulisan ini yang kurang berkenan. Terima kasih masih setia bersama saya. Sekali lagi selamat berburu bakso, dan mohon maaf lahir dan batin.

Ketemu lagi dengan saya lain waktu dengan informasi-informasi menarik dan bermanfaat lainnya, nantikanlah. Sampai jumpa.

Baca Juga: Spesial Buat Pemburu THR! Ini Dia 7 Jenis Kepribadian Manusia Dari Cara Mengatur Keuangan

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.


Like it? Share with your friends!