5 Cara Mengatasi Tantrum Pada Anak


Ilustrasi tantrum pada anak (pixabay.com/Mandyme27)

Anak merupakan anugerah tuhan yang harus selalu dijaga dan diberikan kasih sayang bagi setiap orang tua. Sebagai orang tua yang bijak dan mengasihi anaknya tentulah akan selalu berusaha memenuhi kebutuhan anaknya baik primer maupun sekunder. Sebuah kebanggaan bagi orang tua jika anak yang ia telah curahkan kasih sayang  dan perhatiannya sejak kecil jika dimasa yang akan datang akan menjadi anak yang sehat, kuat dan berhasil menggapai cita-citanya.

Tetapi, dalam mendidik anak tidaklah selalu berjalan mulus, anak yang kita banggakan tersebut tidak akan selalu menjadi bayi yang lucu seterusnya, tetapi ia akan terus mengalami pertumbuhan setiap waktu. Memang anak yang baru memasuki usia 1-5 tahun atau usia balita sedang lucu-lucunya dalam mengeskplor dunia, namun bagaimana jika pada rentang usia tersebut anak memiliki masalah emosional?

Memasuki usia balita, anak akan mulai memainkan emosi dan Pendidikan karakter orang tua menjadi peran penting untuk mengontrol anak. Sebaiknya, sebelum memutuskan menjadi orang tua, calon orang tua ini harus memiliki psikologi dan mental yang siap untuk sebuah keluarga. Mengelola emosi diri sendiri, pasangan dan anak nantinya akan berpengaruh besar pada sisi emosional setiap keluarga.

Jika calon orang tua tidak bisa mengontrol emosinya masing-masing atau malah terpengaruh dengan emosi anak, hal tersebut dapat berakibat fatal untuk tumbuh kembang sisi emosional anak. Anak dengan sisi emosional yang kurang bagus tersebut akan cenderung tidak bisa mengontrol emosinya, sering merasa frustrasi, sering menangis dan keras kepala atau bisa disebut dengan tantrum.

Tantrum adalah suatu keadaan dimana anak meledakkan emosinya dengan cara menangis, menjerit dan terkesan membangkang atau marah, ketika ia merasakan hal membuat anak tidak nyaman, salah satunya kelelahan, kelaparan atau untuk menunjukkan ketidaksukaan terhadap sikap seseorang.

Tantrum pada anak biasanya terjadi pada rentang usia 1-5 tahun atau biasa disebut usia balita. Namun, tantrum ini bisa dibilang adalah hal yang normal terjadi pada usia dini. Tantrum merupakan salah satu cara anak untuk mengekspresikan perasaan tidak nyaman, karena anak usia dini belum terlalu memahami kata-kata untuk meluapkan kemauan dan emosinya seperti orang dewasa. Tantrum ini akan hilang seiring dengan perkembangan anak yang semakin lama semakin banyak mengenal kata-kata.

Ada beberapa cara mengatasi tantrum anak usia 2 tahun, diantaranya adalah:

1. Perhatikan tanda-tanda tidak nyaman pada anak

Sebagai orang tua yang bijak kita harus sigap untuk mengetahui apa yang dirasakan oleh anak. Walaupun tantrum merupakan hal yang wajar pada anak usia dini, tetapi kita sebagai orang tua sebaiknya intropeksi dengan keadaan yang dapat mempengaruhi sisi emosional anak. Seperti masalah keluarga belakangan ini, masalah sekolah, dan aspek lainnya pada lingkungan sekitar anak.

2. Tetap tenang

Dalam menghadapi anak yang sedang mengalami tantrum, orang tua harus tetap tenang agar anak tetap merasa aman berada didekat orang tuanya. Berikan kasih sayang dan perhatian lebih jika anak mulai mengalami tantrum. Jangan membentak dan memarahi anak karena hal tersebut akan semakin membuat anak keras kepala tidak mau mendengar orang tuanya. Peluk atau pegang tangannya untuk meredakan emosi dan menunjukkan bahwa anda sebagai orang tua selalu ada disisi anak, jika hal ini masih tidak berhasil dan anak semakin agresif, ada baiknya untuk mengabaikan terlebih dahulu sampai kemarahannya mereda.

3. Ajak bicara dan beri solusi

Setelah upaya menenangkan anak berhasil membuat keadaan kembali tenang, pelan-pelan ajak bicara anak dan tanyakan apa yang ia rasakan sehingga harus bertindak emosional seperti itu. Dengarkan alasan dan keluh kesahnya. Dalam hal ini anak akan merasakan kasih sayang dan perhatian yang amat besar dari orang tuanya. Setelah upaya mengambil hati anak berhasil, berikanlah solusi atau jawaban yang mudah dimengerti atas semua masalah dan keluh kesah yang telah anak bicarakan kepada anda sebagai orang tua, orang yang paling dipercayai anak sebagai penampung keluh kesahnya.

4. Alihkan perhatian anak

Upaya mengalihkan perhatian ini cukup efektif dengan memberi mainan kesukaannya atau makanan favoritnya agar anak bisa fokus kepada hal-hal baru yang lebih menyenangkan. Perhatian anak bisa lebih fresh memikirkan hal yang ia sukai daripada terus memikirkan hal-hal yang membuat ia tidak nyaman dan mengeluarkan sisi emosionalnya.

Baca Juga: 5 Tips Menjadi Sahabat Terbaik Untuk Buah Hati

5. Jangan memukul anak

Parenting dengan kasar seperti ini sangat tidak dianjurkan untuk menghadapi anak yang sedang tantrum. Karena hal ini membuat anak semakin keras kepala dan tidak mau mendengarkan. Selain dapat menyakiti anak, hal inipun akan tertanam di memori anak, dan fatalnya dimasa depan ia akan mengikuti karena menganggapmu hal itu adalah sesuatu yang wajar Ketika ada hal yang tidak sesuai keinginan mereka atau sebagai upaya mereka mendapatkan sesuatu.

Kelima cara mengatasi tantrum pada anak usia 2 tahun tersebut dapat dipraktikan dengan bijak dan benar. Sebagai orang tua dituntut untuk memiliki ilmu parenting yang memadai agar kelak siap dengan segala kemungkinan yang terjadi dimasa depan.

Setelah tahu cara mengatasinya, ada baiknya kita juga mengetahui apa saja penyebab anak bisa mengalami tantrum. Dilansir halodoc, berikut adalah penyebab anak mengalami tantrum.

Lingkungan

Lingkungan dapat menjadi salah satu penyebab tantrum bagi anak usia 2 tahun. Misalnya, pada saat berada di mall anak mulai merasa tidak nyaman atau marah secara tiba-tiba, hal itu bisa terjadi dengan kemungkinan bahwa lingkungan tersebut  terlalu ramai, berisik, atau banyak orang yang memperhatikan

Ketakutan

Ketakutan pada hewan atau benda tertentu dapat menjadi penyebab selanjutnya. Carilah cara agar anak dapat mengontrol emosi takutnya saat  melihat bahaya atau ketakutannya sendiri.

Orang tertentu

Biasanya anak akan cenderung menunjukan sifat tidak suka kepada orang tertentu dengan cara menangis, marah dan membentak. Misalnya disaat ia sedang bertengkar dengan teman atau saudaranya. Pada beberapa kasus, hal ini dapat membaik dengan sendirinya. Tetapi alangkah baiknya jika orang tua dapat memberikan pengertian kepada anak.

Orang tua plin plan

Misalnya Ketika sang ayah membolehkan anak bermain, tetapi dalam waktu yang singkat sang ibu tidak membolehkan anak bermain. Hal itu merusak mood anak yang mengakibatkan ia merasa kesal dan marah dan akhirnya mengalami tantrum.

Dalam perspektif islam, persoalan tantrum pada anak ini juga dibahas. Mengatasi anak tantrum menurut islam adalah dengan menanamkan nilai-nilai kebaikan Alquran dan membacakan kisah nabi dan sahabat sebagai pelajaran.

Orang tua juga tidak boleh acuh kepada anak yang sedang mengalami tantrum dengan berpikir bahwa hal tersebut akan reda dengan sendirinya, tetapi tenangkan dan ajaklah ia berbicara sebagaimana orang tua yang bijak dan penuh kasih sayang.

Baca Juga: 5 Tips Sederhana untuk Ayah, Agar Tidak Mudah Memarahi Anak

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.


Like it? Share with your friends!

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *