7 Nilai Keteladanan Ki Hajar Dewantara, Sosok Penting Dibalik Hari Pendidikan Nasional


Ki Hajar Dewantara

Halo, Sobat Pintar! Pernah nggak sih kamu bertanya-tanya, kenapa tiap tanggal 2 Mei kita merayakan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).

Tanggal 2 Mei itu bukan sembarang pilih lho. Ternyata, itu adalah hari lahir dari seorang tokoh besar, Ki Hajar Dewantara. Beliau itu dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Jadi, nggak heran kalau tanggal lahirnya dipilih untuk memperingati Hardiknas.

Beliau lahir di Yogyakarta pada 2 Mei 1889 dan punya nama asli Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Ki Hajar Dewantara berasal dari keluarga bangsawan di Kadipaten Pakualaman. Ia adalah putra dari GPH Soerjaningrat dan cucu dari Paku Alam III.

Sebagai anggota keluarga bangsawan, ia memiliki hak untuk mengenyam pendidikan di ELS (Europeesche Lagere School), sekolah dasar untuk anak-anak Eropa/Belanda dan kaum bangsawan saat itu.

Setelah menamatkan ELS, ia melanjutkan pendidikannya di STOVIA, sekolah yang didirikan untuk mendidik dokter pribumi di Batavia. Namun, karena sering sakit, ia tidak menyelesaikan pendidikan di sana.

Ki Hajar Dewantara, saat masih muda, sangat tertarik dengan dunia jurnalisme. Menulis merupakan salah satu kegemaran Ki Hajar Dewantara. Ia dikenal andal dalam mengutarakan gagasan-gagasannya melalui tulisan, terutama yang berkaitan dengan antikolonialisme dan pendidikan.

Ia memulai karier sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat kabar terkemuka pada masanya, yang kemudian menjadi salah satu jalur perjuangan Ki Hajar Dewantara dalam menyuarakan pendidikan dan kemerdekaan.

Oleh karena itu, banyak sifat atau perilaku dari Ki Hajar Dewantara ini yang dapat dijadikan panutan, terutama bagi kita para kaum muda. Apa saja sih nilai keteladanan Ki Hajar Dewantara? Mari simak dibawah!

1. Cinta dengan dunia pendidikan

Ki Hajar Dewantara memiliki dedikasi yang kuat terhadap pendidikan dan mendedikasikan hidupnya untuk membangun konsep pendidikan di Indonesia.

Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa pada tanggal 3 Juli 1922 di kota Yogyakarta. Taman Siswa adalah sebuah organisasi pendidikan alternatif yang didirikan sebagai bentuk perlawanan terhadap diskriminasi pendidikan yang diterapkan oleh pemerintah kolonial Belanda.

Baca Juga:

2. Guru teladan

Sebagai seorang guru, beliau menerapkan tiga sifat penting; Ing ngarsa sung tulada (di depan memberi contoh), Ing madya mangun karsa (di tengah membangun semangat), dan Tut wuri handayani (di belakang memberikan dorongan).

Ki Hajar Dewantara tidak hanya mengajar di kelas, tetapi juga memberikan contoh melalui tindakan dan kehidupannya. Sebagai pendiri Taman Siswa, Ki Hajar Dewantara menerapkan filosofi pendidikan yang berpusat pada siswa, menghargai kebebasan berpikir, dan menumbuhkan rasa cinta akan budaya nasional.

3. Pembela keadilan

Perjuangan Ki Hajar Dewantara melawan ketidakadilan dan penindasan masa penjajahan Belanda, terutama melalui dunia pendidikan melalui Taman Siswa. Organisasi ini menekankan prinsip nasionalisme dan kemerdekaan dalam pelaksanaan pendidikannya, serta bersikap non-kooperatif terhadap pemerintah kolonial.

4. Tidak takut menyampaikan kritik

Beliau dikenal sebagai sosok yang tidak gentar menyuarakan kritik terhadap kebijakan yang merugikan rakyat. Perjuangan Ki Hajar Dewantara melalui Taman Siswa yang beliau dirikan, telah menimbulkan rasa cemas di kalangan pemerintah Belanda.

Pada tahun 1930, Belanda menerapkan Wilde Scholen Ordonantie atau Undang-Undang Sekolah Liar untuk membatasi perkembangan pendidikan alternatif Indonesia, termasuk Taman Siswa. Meskipun menghadapi tantangan, Taman Siswa tetap berkembang dan menjadi dasar bagi kaum pribumi untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

5. Aktif dalam berbagai organisasi

Ki Hajar Dewantara aktif berpartisipasi dalam berbagai organisasi sosial dan politik untuk memajukan pendidikan dan kemerdekaan Indonesia. Selain menjadi wartawan yang produktif, Ki Hajar Dewantara juga aktif dalam organisasi sosial dan politik.

Sejak pendirian Boedi Oetomo pada tahun 1908, ia terlibat dalam menyebarkan kesadaran akan Indonesia sebagai kesatuan nasional, terutama di wilayah Jawa.

6. Sosok yang sederhana

Meskipun berasal dari keluarga bangsawan, Ki Hajar Dewantara dikenal memiliki gaya hidup yang sederhana. Ki Hajar Dewantara bukanlah sosok yang sombong dan tidak dekat dengan masyarakat.

Ki Hajar Dewantara menunjukkan bahwa kesederhanaan bukanlah tentang asal-usul atau status sosial, melainkan tentang pilihan hidup yang mencerminkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang dipegang teguh.

Kesederhanaannya juga tercermin dalam cara beliau mendidik, yang tidak mengedepankan kemewahan atau fasilitas yang berlebihan, tetapi lebih menekankan pada esensi pendidikan itu sendiri dan pengembangan karakter siswa.

Baca Juga:

7. Tidak mudah menyerah

Beliau memiliki ketekunan dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan, terutama dalam memperjuangkan pendidikan bagi semua masyarakat. Ajaran Taman Siswa mengajarkan tentang dasar-dasar kemerdekaan bagi masyarakat pribumi Indonesia, dengan pendidikan yang berasal dari diri sendiri dan menekankan kepada siswanya untuk tidak bergantung kepada orang lain dan tetap berpegang teguh pada prinsip berdikari.

Semoga nilai keteladanan Ki Hajar Dewantara ini bisa memberikan insight baru dan semangat untuk terus menghargai pendidikan. Tetap semangat belajar dan berbagi ilmu.

Baca Juga: 5 Keteladanan B.J Habibie, Nomor 2 Wajib Ditiru Anak Muda Sekarang!