Waktu Ada Batasnya, Jangan Sia-siakan!
Waktu adalah anugerah dari Allah berupa kesempatan dan jalan untuk mengisi kebaikan dan ibadah di dalamnya. Waktu adalah pemberian yang kita tidak tahu sampai kapan akan tetap dimiliki atau dinikmati.
Sebab itu selalu ada anjuran untuk menggunakan waktu dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin agar nantinya tidak hilang, sebab waktu adalah bagian dari diri kita sendiri,
Hukum membuang waktu dalam Islam
Dalam agama islam, waktu adalah anugerah dan rejeki. Salah satu cara menjadi orang sukses menurut Alquran salah satunya ialah pandai memanfaatkan waktu. Waktu, jika diisi dengan hal yang bermanfaat maka akan memberikan sesuatu yang berharga, begitu pun sebaliknya, jika diisi dengan hal yang sia-sia juga menjadikan timbulnya sesuatu yang penuh keburukan dan penyesalan.
“Ketika suatu kaum duduk dalam suatu majlis dan tidak ingat Allah, kelak mereka akan menyesal. Dan ketika seseorang berjalan pada suatu perjalanan tidak juga ingat kepada Allah, mereka pun kelak akan menyesal (merugi). Dan, ketika seseorang berbaring di kasurnya dan tidak berdzikir kepada Allah, ia pasti akan menyesal.” (HR. Ahmad).
Hukum membuang waktu dalam Islam ialah haram sebab membuang waktu akan menimbulkan rasa penyesalan di masa yang akan datang.
Di masa depan ketika seseorang sudah tidak memiliki kekuatan seperti yang bisa ia lakukan di hari sebelumnya atau kesempatan seperti hari sebelumnya waktu ia sia siakan, tentu akan menjadi penyesalan dan timbul rasa berandai andai untuk bisa kembali lagi namun hal tersebut tidak akan mungkin terjadi.
Waktu merupakan bagian dari diri sendiri
Waktu adalah bagain dari diri sendiri, jika diisi dengan kebaikan akan mendatangkan hal baik untuk diri sendiri, begitu pula sebaliknya. cara bahagia menurut islam tentu tidak dengan membuang buang waktu.
“Sesungguhnya engkau bagaikan hari yang dapat dihitung. Jika satu hari berlalu, maka sebagian darimu juga akan pergi. Bahkan hampir-hampir sebagian harimu berlalu, namun engkau merasa seluruh yang ada padamu ikut pergi. Oleh karena itu, beramallah.” (Shifatush Shofwah, 1/405, Asy Syamilah)
Jelas bahwa membuang waktu akan menyebabkan kesempatan hilang sia sia karena setiap detik yang diberikan Allah tentu berisi segala kesempatan yang bermanfaat, yang akan sia sia jika dilewatkan begitu saja sebab tak bisa mengatasi kelemahan manusia menurut islam.
Waktu merupakan umur manusia
Jelas bahwa waktu adalah umur manusia, manusia lahir dengan jumlah waktu yang dimiliki di dunia sesuai dengan yang telah ditetapkan Allah, manusia tentu tidak ada yang mengetahui berapa jumlah waktu yang dimilikinya sebab itu jika membuang waktu yang dimiliki sama saja seperti membuang umur yang dimiliki.
Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan,
“Waktu manusia adalah umurnya yang sebenarnya. Waktu tersebut adalah waktu yang dimanfaatkan untuk mendapatkan kehidupan yang abadi dan penuh kenikmatan dan terbebas dari kesempitan dan adzab yang pedih. Ketahuilah bahwa berlalunya waktu lebih cepat dari berjalannya awan (mendung). Barangsiapa yang waktunya hanya untuk ketaatan dan beribadah pada Allah, maka itulah waktu dan umurnya yang sebenarnya. Selain itu tidak dinilai sebagai kehidupannya, namun hanya teranggap seperti kehidupan binatang ternak.”
Jangan menjadi orang yang rugi
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. (QS. Al-‘Ashr. :1-3).
Jelas dari firman Allah tersebut bahwa orang yang membuang waktu ialah orang yang merugi, orang yang demikian wajib belajar lebih banyak mengenai kehidupan di akherat sehingga sadar akan kesempatan hidup di dunia yang dimilikinya dan dapat menggunakannya sebaik mungkin.
“Jadilah kamu di dunia ini seakan-akan kamu orang asing atau orang yang melewati suatu jalan.’ Ibnu Umar berkata.” Apabila kamu berada di sore hari janganlah kamu menunggu (melakukan sesuatu) hingga pagi hari (datang). Apabila kamu berada di pagi hari janganlah menunggu (melakukan sesuatu) hingga sore (datang). Gunakan waktu sehatmu untuk menghadapi sakitmu, dan waktu hidupmu untuk menghadapi matimu.” (HR. Bukhari).
Menyia-nyiakan waktu mengarah pada keburukan
”Ada dua nikmat, di mana banyak manusia tertipu di dalamnya, yakni kesehatan dan kesempatan.” (HR Bukhori).
“Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang diberi panjang umur dan baik amalannya, dan sejelek-jeleknya manusia adalah orang yang diberi panjang umur dan jelek amalannya.” (HR. Ahmad).
Jelas dari hadis tersebut perbedaan antara manusia yang terbaik dan terburuk. Tinggal dipilih dan dijalani saja, sebagai manusia kita ingin menjadi yang mana? Tentu tidak ingin menjadi yang terburuk bukan? sebab itu mulai dari diri sendiri dengan melakukan segala urusan dengan mengisi waktu sebaik mungkin untuk segalanya yang bermanfaat.
Menyia-nyiakan waktu membuat susah di Akhirat
“Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam pada hari kiamat sebelum ditanya tentang 4 perkara : Tentang umurnya untuk apa ia habiskan, masa mudanya untuk apa ia gunakan, hartanya dari mana diperoleh dan kemana dibelanjakan, dan ilmunya, apa yang diamalkannya.” (HR. Tirmidzi).
Di akherat nanti, setiap manusia akan ditanya tentang segala yang dimilikinya, termasuk waktu yang diberikan Allah, digunakan untuk apa saja dan apa hasil yang didapat.
Orang yang membuang waktu akan susah di akherat karena menunjukkan bahwa ia adalah orang yang pemalas yang tidak mau berusaha menggapai ridhoNya dengan mengisi waktu dengan segala sesuatu yang bermanfaat yang merupakan wujud syukur atas anugerah yang diberikan padanya. Sehingga ia akan mendapat penyesalan yang dalam.
Rasulullah yang merupakan manusia terbaik di dunia ini, selalu memberikan teladan yang terbaik dalam aspek kehidupan apapun sebab beliau merupakan manusia yang paling sempurna dan tepat untuk menjadi Rasulullah yang mulia. Mengenai waktu, beliau selalu menggunakan waktu untuk hal hal yang bermanfaat dalam rangka ibadah dan memperbanyak amal kebaikan pada Allah serta berdakwah demi islam.
Yuk, pergunakan waktu dengan bijak!
Baca Juga: Renungan Tentang Kematian