6 Dampak Negatif dari Pinjaman Online (Pinjol), Kenali Sebelum Terjerumus!
Pinjaman online, atau yang lebih dikenal pinjol, telah menjadi tren yang merajalela di tengah masyarakat modern. Platform-platform seperti Adakami, Akulaku, Easycash, dan Spaylatter menawarkan kemudahan akses ke pinjaman dengan bunga yang beragam, mulai dari yang paling rendah hingga yang tertinggi.
Proses pengajuan yang cepat dan tanpa ribet membuat pinjol menjadi pilihan menarik, terutama bagi seseorang yang menghadapi kesulitan finansial. Namun, dibalik kemudahan tersebut, perlu diperhatikan beberapa dampak negatif dari pinjaman online ini.
Berikut beberapa dampak negatif dari pinjaman online. Kenali ya, sebelum kamu terjerumus!
1. Suku bunga yang tinggi
Salah satu dampak negatif dari pinjaman online adalah tingginya suku bunga yang sering kali diterapkan oleh penyedia layanan. Suku bunga yang tinggi membuat tagihan semakin membengkak jika tidak dilunasi tepat waktu.
Hal ini menjadi beban tambahan, terutama bagi yang menghadapi kesulitan dalam mengembalikan pinjaman. Bukan hanya tinggi, suku bunga pinjol juga cenderung terus bertambah jika pembayaran tidak dilakukan sesuai jadwal.
Baca Juga:
2. Denda yang tidak wajar
Selain tingginya suku bunga, pinjol juga kerap menerapkan denda yang tidak wajar. Denda ini bisa diberikan jika peminjam terlambat membayar atau bahkan sebelum jatuh tempo. Pemberian denda yang tidak sebanding dapat meningkatkan beban finansial peminjam dan membuat proses pelunasan semakin sulit.
Pengguna pinjol sering mengeluhkan besarnya tagihan yang tidak hanya terdiri dari jumlah pokok dan bunga, tetapi juga denda-denda tambahan. Kondisi ini dapat membuat peminjam terjebak dalam lingkaran utang yang sulit untuk keluar.
3. Gangguan dari layanan pelanggan (CS) dan debt collector
Salah satu hal yang paling mengganggu bagi pengguna pinjol adalah seringnya dihubungi dari layanan pelanggan atau customer service (CS) dan debt collector. Peminjam seringkali menerima panggilan dan pesan teks yang menekan, bahkan terkadang dengan bahasa yang tidak sopan, baik sebelum atau setelah jatuh tempo.
Ketidaknyamanan ini bisa merugikan peminjam, tidak hanya dari segi finansial, tetapi juga emosional. Penelepon yang memaksa dan tidak menghargai privasi peminjam dapat menciptakan kegelisahan tambahan, stres dan memperburuk situasi mental peminjam.
4. Potensi penyalahgunaan data pribadi
Salah satu persyaratan umum untuk mengajukan pinjol adalah dengan mengunggah foto selfie sambil memegang kartu tanda penduduk (KTP) asli. Meskipun tujuannya untuk keamanan, hal ini dapat membuka potensi untuk penyalahgunaan data pribadi.
Ketidaktransparan data pribadi akan diolah dan disimpan oleh penyedia pinjaman online dapat meningkatkan risiko identitas dan privasi. Ini menjadi masalah serius, mengingat kasus pelanggaran data yang semakin sering terjadi.
5. Berdampak pada hubungan sosial dan kesehatan mental
Peminjam pinjol seringkali mengalami dampak sosial yang merugikan. Tekanan keuangan yang dihadapi dapat menciptakan ketegangan dalam hubungan sosial, baik dengan keluarga, teman, atau rekan kerja. Ketidakstabilan keuangan yang diakibatkan oleh pinjaman online juga dapat memicu pertengkaran dan ketidakharmonisan dalam keluarga.
Selain dampak sosial, ada juga risiko kesehatan mental yang perlu dipertimbangkan. Stres akibat masalah keuangan dan ketidakpastian mengenai pelunasan pinjaman dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi. Bahkan tak jarang para peminjam memilih untuk mengakhiri hidupnya karena pinjol.
Baca Juga:
6. Memiliki risiko yang tinggi terhadap kecanduan keuangan
Pinjaman online yang mudah diakses dapat membuat perilaku kecanduan keuangan. Seseorang akan terus-menerus mengandalkan pinjaman online untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, padahal hal tersebut tidak seharusnya dihindari. Kecanduan keuangan dapat bumerang di mana peminjam terus menerus membutuhkan pinjaman baru untuk membayar utang lama.
Dalam menghadapi maraknya pinjaman online, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan pemahaman mereka akan dampak-dampak yang mungkin terjadi. Kejelasan mengenai tingginya suku bunga, denda yang diterapkan, risiko penyalahgunaan data pribadi, dan dampak sosial serta kesehatan mental harus diakui dan dipertimbangkan secara serius.
Masyarakat juga perlu mendukung dan perlindungan konsumen yang lebih baik untuk memastikan bahwa layanan pinjaman online beroperasi dengan adil dan bertanggung jawab diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pengetahuan yang lebih baik tentang hak dan kewajiban sebagai peminjam serta pemilihan pinjol yang transparan dan terpercaya dapat membantu mengurangi dampak negatif dari pinjaman online.
Baca Juga: 9 Ciri-ciri Aplikasi Pinjol Ilegal dan Cara Menghindarinya
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.