8 Teori Sains Tentang Alam Dalam Al-qur’an, Sudah Sejak 14 Abad Lalu!


Ilustrasi sains tentang alam (pixabay.com/8385)

Sains ternyata sudah tertulis dalam Alquran sejak ribuan tahun lalu, sebelum para penemu teori sains menemukan teorinya. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya ayat-ayat dari Alquran yang sesuai dengan teori sains.

Hampir semua teori sains yang kita pelajari, sudah dirumuskan terlebih dahulu di dalam Alquran. Yuk, cari tahu berbagai fakta sains tentang alam dalam Alquran.

1. Teori penciptaan alam semesta

universe-g659ff206f_1280
Teori Big Bang (pixabay.com/WikiImages)

Sains tentang alam dalam Alquran yang pertama adalah proses penciptaan alam semesta. Salah satu teori tentang penciptaan alam semesta yang terkenal dicetuskan oleg ilmuwan Georges Lemaitre melalui Big Bang Theory. Georges Lemaitre adalah seorang biarawan Katolik dari Belgia. Menurut Georges Lemaitre, alam semesta terbentuk setelah adanya ledakan besar di angkasa. Teori ini terus berkembang sampai dengan tahun 2012, Stephen Hawking juga membuat buku mengenai teori tersebut.

Inti dari teori Big Bang versi Stephen Hawking adalah alam semesta awalnya berbentuk gumpalan gas yang mengisi seluruh ruang jagat raya. Gumpalan gas tersebut suatu saat meledak dengan suatu dentuman yang amat dahsyat.

kemudian materi yang terdapat di alam semesta mulai berdesakan satu sama lain dalam kondisi suhu dan kepadatannya yang sangat tinggi, sehingga hanya tersisa energi berupa proton, neutron dan elektron yang bertebaran ke segala arah. Ledakan dahsyat tersebut menimbulkan gelembung-gelembung alam semesta yang menyebar dan menggembung ke seluruh penjuru. Sehingga membentuk galaksi bintang-bintang, planet, bumi, bulan, dan meteorit.

Namun, hal yang menakjubkan adalah, ternyata teori Big Bang telah dijelaskan dalam Alquran surat Al Anbiya ayat 30;

Apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi, keduanya, dahulu menyatu, kemudian Kami memisahkan keduanya dan Kami menjadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air? Maka, tidakkah mereka beriman?

Tidak hanya itu, Alquran juga menjelaskan mengenai teori nebula atau teori kabut. Teori ini seperti Big Bang yang menyatakan bahwa alam semesta terbentuk dari gumpalan asap. Lebih jelasnya dalam surat fussilat ayat 11, Allah berfirman;

Kemudian Dia menuju ke langit dan (langit) itu masih berupa asap, lalu Dia berfirman kepadanya dan kepada bumi, “Datanglah kamu berdua menurut perintah-Ku dengan patuh atau terpaksa.” Keduanya menjawab, “Kami datang dengan patuh.

Kesesuaian yang harmoni antara Alquran dengan berbagai macam teori mengenai penciptaan alam semesta tidak dapat dipungkiri lagi. Big Bang Theory merupakan teori ilmiah yang muncul pada tahun 1927. jauh sekali dengan munculnya Alquran yang sudah ada sejak 1400 tahun silam.

2. Teori Ledakan Bintang

ilustrasi-_110710173227-134
Ilustrasi garis edar planet (se7enheavens.blogspot.com)

Sebuah bintang akan meledak jika sudah mencapai tua dan kemudian akan mati. Bintang memiliki batas umur dan juga bisa mati seperti halnya makhluk hidup yang ada di bumi. Bedanya, bintang yang sudah tua dan mati adalah bintang yang telah kehilangan atau kehabisan reaksi nuklirnya. Setelah kehabisan inti reaksi nuklir, bintang akan meledak dengan sendirinya. Sisa ledakan tersebut akan menjadi kumpulan gas atau kabut yang disebut nebula,

Teori tersebut sudah dijelaskan di dalam Alquran, melalui surat Ar Rahman ayat 37;

Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilauan) minyak

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa ledakan bintang atau benda langit akan berbentuk seperti mawar merah yang berkilauan. Hasil foto yang diambil dari teleskop huble, terdapat kesamaan bentuk nebula dengan mawar merah.

Baca Juga:

3. Garis edar tata surya 

ilustrasi-_110710173227-134
Ilustrasi garis edar planet (se7enheavens.blogspot.com)

Semua benda di angkasa bergerak berputar pada sumbunya masing-masing. Di samping tu, mereka juga mengelilingi satu bintang dalam tata surya. Contohnya planet bumi. Planet yang kita tinggali ini berputar pada poros atau sumbunya. Itulah mengapa semua benda angkasa di langit tidak jatuh saling bertabrakan.

Nama gerakan bumi, planet, bulan, dan matahari berputar pada porosnya disebut dengan rotasi. Sedangkan gerakan mengelilingi matahari disebut dengan revolusi. Keduanya mempunyai tujuan dan kegunaan masing-masing, seperti menentukan perubahan siang dan malam, jumlah waktu dalam satu bulan, satu tahun, dan sebagainya.

Di dalam Alquran sudah dijelaskan mengenai teori ini. Bisa kamu lihat pada surat Al Anbiya ayat 33;

“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya”

Ayat lain yang membahas hal yang sama adalah Surat Az Zumar ayat 5

“Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia memasukkan malam atas siang dan memasukkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah! Dialah Yang Mahamulia, Maha Pengampun”

Juga surat Yasin ayat 37-40:

“Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan”

“dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.”

“Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua”

“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya”

4. Dua aliran air laut yang tidak dapat bersatu

3644851735
Fenomena Dua Air Laut yang Tak Bisa Menyatu di Teluk Alaska (oceanservice.noaa.gov)

Apakah mungkin dua aliran yang sama-sama air laut tetapi tidak bersatu, padahal tidak ada yang menghalangi?

Salah satu contoh dua aliran air laut yang tidak menyatu ada di teluk Alaska. Secara ilmiah, kedua air laut tersebut tidak dapat bersatu karena air dari samudra Pasifik seperti jenis air laut pada umumnya yang asin karena memiliki kadar garam yang tinggi. Sedangkan laut Bering di sisi satunya berasal dari gletser atau es yang  mencair. Gletser merupakan air tawar yang membeku. Hal inilah yang membuat keduanya tidak dapat bersatu.

Selain itu air dari samudra Pasifik bersuhu lebih tinggi atau hangat, sedangkan air yang berasal dari laut Bering lebih dingin, karena berasal dari gletser.

Fenomena ini dijelaskan dalam Alquran surat Al furqan ayat 53;

“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar dan segar dan yang lain sangat asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus.”

Ayat tersebut secara jelas menerangkan bahwa salinitas atau perbedaan kadar garam membuat air laut tidak dapat menyatu.

Dalam surat Ar Rahman ayat 19-20 juga dijelaskan;

“Dia membiarkan dua laut mengalir yang (kemudian) keduanya bertemu.”

“Di antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.”

Dalam kedua ayat tersebut jelas disebutkan mengenai batas yang tidak terlihat, beberapa ulama menyebutnya dengan Barzakh atau pemisah yang tidak terlihat.

Pembuktian aliran air mengalir yang tidak dapat menyatu juga bisa kita lihat di Afrika Selatan (dekat Cape town), pertemuan sungai Nil degan laut mediterania di Mesir, laut Mediterania dengan samudra atlantik.

Baca Juga:

5. Dasar laut yang sangat gelap 

cod-g444c17ecc_1280

    • Ilustrasi dasar laut (pixabay.com/VIVIANE6276)

Di dasar laut yang sangat dalam memang tidak akan bisa terlihat apapun. Walaupun banyak penghuni dasar laut seperti ikan, tanaman laut dan sebagainya. Tidak ada satu sinar pun yang mampu menembus dasar laut yang gelap. Dalam buku Oceans, Diamati pada kedalaman 200 meter dari permukaan laut, hampir tidak dijumpai cahaya.

Masuk ke dalam dasar laut yang lebih dalam, keadaan akan semakin gelap. Dalam buku tersebut juga dijelaskan bahwa pada kedalaman 100 meter di bawah permukaan laut, sama sekali tidak ada cahaya. Kegelapan yang absolut. Tanpa bantuan teknologi, kita tidak akan bisa melihat apapun.

Ternyata, dasar laut menjadi gelap karena semua spektrum cahaya warna akan diserap satu demi satu oleh air laut. Pengukuran yang dilakukan dengan teknologi saat ini berhasil mengungkapkan bahwa antara 3-30% sinar matahari yang mengenai permukaan laut akan dipantulkan. Jadi, hampir semua tujuh warna yang menyusun spektrum sinar matahari diserap satu demi satu ketika menembus permukaan laut hingga kedalaman 200-1000 meter.

Di dalam Alquran sudah dijelaskan pada surat An Nur ayat 40;

“Atau (keadaan orang-orang kafir) seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh gelombang demi gelombang, di atasnya ada (lagi) awan gelap. Itulah gelap gulita yang berlapis-lapis. Apabila dia mengeluarkan tangannya hampir tidak dapat melihatnya”

Di dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa dasar laut memang sangat gelap. “gelap gulita yang tindih menindih” dalam ayat tersebut menerangkan bahwa semakin dalam laut, akan semakin gelap.

Di dalam ayat tersebut juga menyebutkan ombak laut pun berlapis-lapis. Setiap air laut memiliki kerapatan yang berbeda-beda, Dalam buku Oceanography, a view of earth, para ilmuwan menemukan keberadaan gelombang di dasar lautan. Gelombang ini terjadi pada pertemuan antara lapisan-lapisan air laut yang memiliki kerapatan atau massa jenis yang berbeda. Gelombang yang dinamakan gelombang internal ini meliputi wilayah perairan di berbagai kedalaman lautan dan samudra.

Baca Juga:

7. Siklus air

Siklus air (rumushitung.com)

Siklus secara sederhana adalah air dari permukaan bumi menguap, kemudian menjadi awan, selanjutnya akan turun hujan ke bumi, selanjutnya air akan masuk kedalam tanah, dan menguap lagi menjadi awan. Pada tahun 1580, seorang ilmuwan bernama Bernard palissy yang pertama kali menjelaskan siklus air secara lengkap. Namun Alquran yang diturunkan 1400 tahun lalu sudah terlebih dahulu menjelaskan hal ini.

Ada banyak ayat Alquran yang menjelaskan tentang siklus air ini. Salah satunya adalah Surat An Nur ayat 43;

“Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.”

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa tetesan air hujan berasal dari awan-awan yang berkumpul. Lalu, bagaimana awan-awan tersebut berkumpul?. Awan dapat berkumpul karena bantuan dari angin, seperti dijelaskan dalam Surat Ar Rum ayat 48 ;

“Allah-lah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang Dia kehendaki, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila Dia menurunkannya kepada hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki tiba-tiba mereka bergembira.”

Setelah hujan turun, air akan membasahi permukaan bumi, menyiram tanaman-tanaman dan kemudian tersimpan di dalam tanah sebagai cadangan air. Hal ini dijelaskan dalam Juga dalam surat Al Araf ayat 57;

“Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira, mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin itu membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu”

surat Al Hijr ayat 22;

“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan (air) itu, dan bukanlah kamu yang menyimpannya”

Air-air yang tersimpan di dalam tanah, beberapa akan muncul ke permukaan dan menjad sumber-sumber air, seperti dijelaskan dalam surat Az Zumar ayat 21;

“Sesungguhnya kalian tahu melalui apa yang kalian saksikan bahwa Allah menurunkan air hujan dari langit, lalu memasukkannya ke dalam mata air dan aliran sungai. Kemudian dengan air ini Allah menumbuhkan tanaman-tanaman yang beraneka ragam. Kemudian tanaman-tanaman itu mengering”

8. Hewan sebagai pendeteksi bencana

Ular sebagai binatang pendeteksi adanya bencana (pixabay.com/ SeppH)

Teori sains tentang alam dalam Alquran yang terakhir adalah hewan sebagai pendeteksi adanya bencana yang akan datang. Pernahkah kamu mendengar bahwa perilaku hewan bisa menjadi pendeteksi akan datangnya bencana alam?

Menurut penelitian yang dilakukan di Nanning, sebelah selatan provinsi Guangxi, Cina, menyebutkan bahwa ular adalah hewan yang paling sensitif. Hal itu dikarenakan ular memiliki gelombang seismik. Bahkan ular bisa mendeteksi kemungkinan terjadinya gempa dari jarak 120 KM atau sekitar 3-5 hari sebelum terjadinya gempa.

Ilmuwan Cina juga mengamati perilaku hewan-hewan lain yang ada di kebun binatang. Misalnya panda. Binatang khas Cina ini juga bisa menjadi petunjuk. Sebelum gempa besar yang terjadi di Sinchuan beberapa tahun lalu, panda di cagar alam nasional Wolong terlihat gelisah.

Pada tahun 2005, dilaporkan ada sekawanan gajah meraung-raung dan berlari liar menjelang gempa besar yang memicu tsunami di Sri lanka dan India. Dalam Surat At Takwir ayat 5-6 dijelaskan;

“dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan”

“dan apabila lautan dipanaskan dan dijadikan meluap. Air laut memanas akibat munculnya kobaran api mahadahsyat dari dasarnya.”

Juga dalam surat An Naml ayat 82 tertulis;

“Dan apabila perkataan (ketentuan masa kehancuran alam) telah berlaku atas mereka, Kami keluarkan makhluk bergerak yang bernyawa dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka bahwa manusia dahulu tidak yakin kepada ayatayat Kami.”

Dengan mengetahui teori sains tentang alam dalam Alquran, sebagai umat muslim tidak perlu meragukan lagi kekuasaan Allah SWT. Allah SWT adalah pencipta yang paling sempurna.

Baca Juga: 10 Fakta Unik Tentang Kucing yang Wajib Diketahui

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.


Like it? Share with your friends!

Legend

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *