Review Film The Suicide Squad (2021): Bukan Jiplakan Guardian of The Galaxy
Film The Suicide Squad hadir sebagai pelepas dahaga, sekaligus penghancur anggapan bahwa film-film DC selalu bernuansa kelam. James Gunn membawa superhero DC ke arah yang lebih segardan membekas buat penonton. Seperti apa review nya? Mari simak!
Bukan tanpa alasan Warner Bros menggandeng James Gunn ke dalam proyek The Suicide Squad. Gunn juga nyatanya membuktikan bahwa ia punya tangan dingin. Menyulap sebuah pakem superhero DC yang bernuansa kelam, menjadi sesuatu yang lebih segar.
Film The Suicide Squad menampilkan komedi yang lebih segar
Bagi para penggemar Marvel, terutama Guardian of the Galaxy yang tidak lain dibesut oleh James Gunn, The Suicide Squad terlihat mengadopsi gaya yang sama. Kendati demikian, Gunn mengemas The Suicide Squad sedemikian rupa sehingga menjadi sajian yang benar-benar berbeda dari Guardian of the Galaxy.
Sisi paling menonjol dan segarĀ dari The Suicide Squad adalah daya tarik humor-humor yang tersaji sepanjang film. Bahkan, beberapa humor tersebut disajikan dalam bentuk komedi gelap. Namun, semua komedinya tidak terkesan dipaksakan sehingga bisa membuat penonton tertawa lepas.
Kalau dibandingkan dengan pendahulunya, yakni Film Suicide Squad (2016), sisi komedi The Suicide Squad James Gunn lebih menarik. Tidak seperti pendahulunya yang punya sisi komedi agak dipaksakan.
Baca Juga:
Plot dan seni seorang James Gunn
Plot-plot yang disajikan benar-benar memikat penonton, terlebih kejutan-kejutanĀ yang disajikan sepanjang film. Penonton beberapa kali diajak menikmati sebuah adeganĀ seolah itu adalah adeganĀ utama. Padahal Gunn menyembunyikan adeganĀ utamanya setelah adeganĀ yang disajikan tadi.
Film The Suicide Squad adalah mahakarya Gunn, perpaduan banyak aspek. Drama, superhero, aksi, fantasi, semua berpadu menjadi satu. Elemen-elemen yang dibangun pun begitu kuat, dengan porsi yang sepadan. Sehingga tidak ada satupun elemen yang terkesan dipaksakan.
Dari aspek sinematografi, James Gunn membawa The Suicide Squad menjadi sebuah film yang sangat layak dinikmati. Gunn menongolkan hampir semua ciri khas miliknya ketika menggarap sebuah film. Mulai dari adegan slowmotionĀ dramatis, sampai soundtrack-soundtrackĀ yang begitu serasi dengan adegan yang disajikan.
Ketika menggarap Guardian of the Galaxy, Gunn dibatasi oleh Disney dalam hal menyajikan adegan-adegan kejamĀ dan sadis. Tapi tidak ada pembatasan itu ketika Gunn dipekerjakan oleh WB, sehingga ia bisa mengeksploitasi kesadisan itu dalam The Suicide Squad.
Adegan-adegan sadis yang tersaji tidak cuma bermodal darah muncrat, atau potongan tubuh yang terbelah. Tetapi punya unsur seni tersendiri dalam tiap adegannya. Beberapa bahkan dibuat dramatis sehingga membuat penonton nyaman, kendati yang tersaji adalah adegan sadis.
Tak jarang, Gunn juga menyelipkan komedi-komedi ringan hingga gelap ke dalam sebuah adegan bernuansa sadis. Komedinya hadir dalam berbagai bentuk, mulai dari dialog antar tokoh, hingga interaksi antar tokoh. Semua disajikan pas, sehingga tidak terkesan cringeĀ dan justru enjoyable.
Film The Suicide Squad mengangkat popularitas karakter tak dikenal
Pengembangan karakterĀ yang kuat menjadi sebuah kekuatan tersendiri dari seorang James Gunn. Inilah yang menjadi ciri khasnya tatkala menangani Guardian of the Galaxy, baik volume 1, maupun volume 2. Gunn pada akhirnya mampu membawa kekuatannya ini ke dalam The Suicide Squad.
Setiap tokoh penting dalam film ini diberikan kisahnya masing-masing. Bahkan, sang antagonis Thinker diberikan porsi sendiri untuk menceritakan awal mula perjalananĀ sang karakter. Tidak ada yang kelihatan paling menonjol. Semua karakter diberi porsi yang pas untuk pengembangan karakternya masing-masing.
Spesialisasi James Gunn ketika namanya melejit lewat Guardian of the Galaxy adalah memperkenalkan karakter-karakter yang kurang familiar. Dalam film The Suicide Squad, Gunn pada akhirnya mampu mengimplementasikan hal itu.
DC biasanya cuma soal Batman, Superman atau Wonder Woman. Kalaupun bicara soal tokoh antagonis, utamanya Sucide Squad, mentok-mentok Harley Quinn dan Deadshot. Tapi Gunn benar-benar bisa menghidupkan karakter-karakter yang sejatinya masih asing.
Nanaue alias King SharkĀ adalah karakter yang sebelumnya tidak banyak dikenal. Namun Gunn berhasil membawa karakter ini menuju layar lebar. Sekaligus mengangkat pamornya dan menjadikannya sebagai salah satu karakter favorit pasca penayangan The Suicide Squad.
Bloodsport juga punya pamor yang kurang mentereng, kalau dibandingkan Deadshot yang sudah banyak muncul di berbagai serial TV dan layar lebar. Namun, Gunn berhasil membuat penonton menyelami karakter ini. Dari seorang penjahat, menjadi seorang pahlawan, bahkan pemimpin yang bijak.
DC tampaknya sedang gemar menyajikan kejutan-kejutan menarik, menempatkan karakter yang dikira tidak punya peran besar, ternyata punya andil banyak. Sedikit bocoran, ada karakter semacam itu dalam film The Suicide Squad. Tapi rasanya, mayoritas penonton tidak akan menyadari siapa karakter itu sepanjang film diputar.
Sangat sulit menemukan celah dalam flm The Suicide Squad, dengan begitu banyak suguhan menarik yang diberikan Gunn. Mungkin satu-satunya hal mengecewakan adalah beberapa karakter dianggap tidak sesuai dengan komuiknya. Baik dari segi penampilan, atau kekuatan dari karakter itu sendiri.
Antagonis yang hadir dalam film ini juga kelihatan tidak begitu membekas buat para penonton, walaupun menyajikan adegan-adegan pertarungan yang apik. Sang antagonis tidak sekuat apa yang digambarkan dalam komiknya. Walau begitu, pengembangan karakternya tetap dibangun apik oleh tangan dingin Gunn.
Baca Juga:
Kesimpulan
Akhir kata, film The Suicide Squad adalah sebuah film yang menjanjikan. Sebuah mahakarya yang sesuai buat mereka yang sedang mencari film superhero DC. Tetapi tidak menyukai atmosfer film-filmnya yang lebih menonjolkan nuansa kelam.
Ada yang bilang, film The Suicide Squad adalah jiplakan Guardian of the Galaxy. Tapi melihat presentasinya, ini adalah formula yang berbeda dari James Gunn. Film The Suicide Squad lebih kelam, lebih sadis, tetapi tetap tidak menghilangkan humor-humor yang menghibur.
Selayaknya film-film bertema superhero, The Suicide Squad adalah film yang mengalir ringan dan tidak menuntut banyak kemampuan berpikir untuk memahami alurnya. Alur serta adegan demi adegan disajikan dengan cara yang menghibur. Sehingga penonton bakal sangat menikmatinya.
Baca Juga:Ā Sinopsis Film Rebound 2023, Film Yang Diangkat Dari Kisah Nyata
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.