LifeStyle

7 Contoh Kebiasaan Berbahaya Yang Sering Dilakukan, Nomor 3 Paling Sering Terjadi!

Manusia ketika menjalani hidup di dalam kesehariannya tentulah memiliki berbagai momentum yang membentuk sebuah kebiasaan dalam segi apa pun. Namun, tak semua kebiasaan mempunyai sisi dan dampak baik bagi kehidupan manusia itu sendiri, ada yang tidak baik untuk kesehatan dan ada pula yang sangat berbahaya sampai-sampai mengancam jiwa.

Berikut ini merupakan pembahasan mengenai contoh kebiasaan berbahaya yang sebaiknya dihindari setelah membaca dan mengetahuinya. Ini dia!

1. Mengisi Ulang Botol Plastik

Ilutrasi botol plastik (liputanenam.com)

Dalam kehidupan sehari-hari, plastik merupakan produk berbagai jenis barang yang memiliki berbagai bentuk, fungsi, dan sangat populer karena banyak digunakan masyarakat. Apalagi bagi yang suka membawa minuman di dalam bagian kantung tasnya semenjak dari zaman sekolah, pastilah botol berbahan plastik merupakan alternatif paling utama untuk menampung sang penghilang dahaga.

Lantas, kenapa mengisi ulang botol plastik bisa berbahaya? Tentu saja karena bahan kimia berbahaya yang terdapat pada kandungan plastik yang bernama Bisphenol-A (BPA). Zat tersebut bisa menumbuhkan bakteri-bakteri di celah-celah botol sehigga dapat mempengaruhi kesuburan, memicu kanker, gangguan metabolisme, dan kerusakan jaringan tubuh lainnya.

Langkah paling tepat pada penggunaan botol plastik ialah dengan mendaur ulangnya menjadi barang baru yang berguna dan jangan lagi mengisi ulang air minum untuk jenis air apa pun ke dalamnya.

Baca Juga:

2. Menyikat Gigi Setelah Makan

Ilustrasi sikat gigi setelah makan (unsplash.com/diana)

Di Indonesia, kebiasaan menyikat gigi sebelum sarapan adalah hal normal dengan sebuah persepsi bahwa gigi yang terkena noda makanan akan lebih efisien dan sekaligus dibersihkan pada saat mandi nanti. Namun, alangkah baiknya kebiasaan ini harus segera dirubah dalam keseharian karena berpotensi merusak enamel atau lapisan pelindung gigi. Jika enamel tersebut rusak, kesehatan gigi pun terganggu sehingga menjadi rentan terkena gigi berlubang, pengeroposan, dan gigi sensitif.

Jika bersikukuh dengan tujuan menjaga aroma mulut agar tetap segar setelah sarapan, ada baiknya berkumur-kumur terlebih dahulu. Lalu, beri jeda waktu sekitar empat puluh menit. Setelah itu, lakukan kegiatan menyikat gigi lagi seperti biasanya.

3. Meniup Makanan Selagi Masih Panas

Ilustrasi meniup minuman panas (okezone.com)

Ternyata meniup makanan selagi panas supaya suhunya cepat menurun adalah kebiasaan yang salah. Meniup makanan melalui embusan dari mulut bisa menularkan bakteri. Dan, bakteri tersebut bisa menyebabkan gigi berlubang atau menyerang daya tahan tubuh seseorang, terlebih-lebih pada anak balita.

Sebaiknya jangan langsung melahap makanan atau minuman yang masih dalam kondisi panas. Tunggulah sejenak dan lakukan kegiatan lainnya seperti mengecek ponsel, berbincang-bincang kecil dengan lawan bicara, dan hal lain sebagainya sambil menunggu makanan tersebut menjadi sedikit lebih hangat atau bersuhu normal.

Baca Juga:

4. Mengompres Memar Dengan Es

Ilustrasi mengompres memar dengan air es (herald.id)

Jika terjadi memar pada kulit sebaiknya jangan langsung mencari bongkahan es, lalu dikompres dengan sugesti memar tersebut akan jauh lebih reda rasa sakitnya dan berangsur-angsur sembuh dengan cepat. Karena, hal itu akan menyebabkan radang dingin (frostbite), yaitu gangguan kesehatan akibat membekunya cairan antar sel pada jaringan tubuh yang disebabkan oleh paparan suhu dingin ekstrem serta mengurangi aliran darah sehingga memperlambat penyembuhan memar.

Adapun cara yang tepat dilakukan ketika terjadi memar pada salah satu bagian tubuh ialah dengan membungkus es menggunakan handuk atau kain, lalu lakukan pengompresan ke area yang memar setelah trauma, dan tunggu sampai kurang lebih sepuluh menit.

5. Menepuk Punggung Saat Tersedak

Ilustrasi menepuk punggung (sehatq.com)

Reaksi kaget dan refleks ketika seseorang yang berada di sekitaran tiba-tiba mengeluarkan suara tertahan, tercekat, muka memerah, dan tentunya tersedak adalah segera menjulurkan tangan ke area punggungnya kemudian perlahan-lahan menepuk-nepuknya. Namun, ternyata tindakan tersebut kurang tepat dan justru bisa membuat makanan atau benda yang tersangkut akan jatuh tergelincir ke bawah.

Solusi yang efektif untuk menanggulangi kondisi seperti itu ialah segera condongkan tubuh orang yang sedang tersedak sampai terbatuk, lalu sebagai langkah terakhir berilah pukulan ringan di antara tulang belikat. Lakukan sampai keadaan memang sudah benar-benar kondusif dan pastikan semuanya kembali normal.

Baca Juga:

6. Mengangkat Orang Pingsan

Ilustrasi mengangkat orang pingsan (twitter/rizal_do)

Momen yang satu ini mungkin cukup familiar terjadi ketika mengenang masa-masa sekolah dulu. Hampir setiap orang pernah mengalami ataupun menyaksikan secara langsung seseorang yang tak sanggup berdiri lama di bawah sinar matahari pagi pada saat upacara dan akhirnya ambruk lemas tak tertahankan. Keadaan pun menjadi panik dan membuat kegemparan kecil.

Biasanya, para petugas unit kesehatan sekolah langsung bergerak cepat menanggulangi orang pingsan tersebut.

Namun, pernahkah mendengar bahwa mengangkat orang pingsan juga cukup riskan dilakukan kalau tidak sesuai dengan cara yang tepat? Apalagi jika tubuh yang sedang tak berdaya itu langsung diangkat tiba-tiba, karena hal tersebut akan membuat tekanan darah menurun secara drastis sehingga membuat aliran darah terhambat dan tidak sampai ke otak.

Cara yang paling tepat dalam menangani orang pingsan ialah dengan memosisikan kepala korban lebih rendah dari dadanya. Kemudian, baringkan korban di tempat yang rata dan angkat kaki lebih tinggi dari tubuhnya. Biarkanlah posisi tersebut selama beberapa menit, dan pastikan si korban merasa baik-baik saja sebelum terbangun.

7. Mengisap Racun Gigitan Ular

Ilustrasi gigitan ular (klikdokter)

Jangan pernah melakukan pertolongan pertama untuk seseorang yang sedang terkena gigitan dengan cara mengisap racunnya dari titik gigitan. Bahkan, tidak benar pula jika menganggap pertolongan dengan cara seperti itu bisa menjadi anti racun nantinya.

Para peneliti justru menyarankan untuk penanganan yang tepat ialah dengan membiarkan korban setenang mungkin agar bisa racun pada ular yang memiliki gejala nyeri seperti sensasi terbakar atau berdenyut itu tidak akan menyebar cepat secara proksimal, lalu dilanjutkan dengan memanggil pertolongan pertama seperti ahli medis sesegera mungkin untuk diberikan antitetanus, antibiotik, dan analgesik.

Itu dia ketujuh rincian yang sebaiknya tidak dibiasakan lagi. Semuanya bisa dialami oleh siapa pun dan terjadi di mana pun. Ada baiknya sesama manusia untuk dapat mengingatkan dan memberikan saran agar kiatan-kiatan dalam kebiasaan yang tidak tepat dari pembahasan di atas bisa memberikan efek positif untuk saling menolong sekaligus menambah wawasan.

Baca Juga: 10 Kebiasaan Buruk yang Bisa Membuatmu Dijauhi dan Tidak Disukai Orang Lain

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button