7 Konsep Marketing Dalam Islam, Pengusaha Muslim Harus Tahu!


Ilustrasi konsep marketing dalam islam (pixabay.com/geralt)

Marketing dalam bisnis adalah sebuah konsep yang dimunculkan untuk menghasilkan sebuah penjualan atau lebih jauh diharapkan dapat mendatangkan keuntungan untuk perusahaan ataupun individu.

Semakin sulitnya menjual sebuah produk atau jasa dikarenakan semakin tingginya persaingan. Atau semakin banyaknya pesaing yang berkecimpung dalam bidang usaha yang sama mendorong para praktisi dan akademisi yang berkecimpung dalam dunia marketing, baik secara langsung ataupun tidak langsung melakukan cara-cara yang diharapkan akan dapat mendukung konsep marketing yang mereka gunakan sehingga penjualan yang menjadi tujuan utama mereka dapat tercapai.

Namun, apa jadinya apabila hasil yang diharapkan tidak juga muncul? Padahal telah banyak konsep-konsep marketing yang digunakan. Dalam menghadapi keadaan di atas, banyak kalangan tidak berputus asa dan terus menerus menggali pengetahuan, sehingga pada akhirnya muncul solusi bagi permasalahan mereka. Ada pula kalangan yang kemudian menyerah dan beralih ke bidang yang lain. Tapi tidak sedikit yang kemudian memilih menggunakan ‘jalan pintas’ untuk mencapai cita-cita mereka, dengan mendobrak dinding etika dalam berbisnis.

Baca Juga:

Nabi Muhammad Saw yang sebelum menerima gelar kenabiannya telah memulai sebuah usaha perdagangan. Akan sangat menarik untuk dikaji konsep marketing yang dilakukan oleh satu-satunya manusia yang diakui kejujurannya. Hal ini diluar kapasitasnya sebagai seorang utusan Allah, tetapi sebagai seorang pengusaha.

Berikut konsep marketing dalam islam, yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad.

1. Jujur

Saat berdagang Nabi Muhammad SAW muda dikenal dengan julukan ‘Al Amin’ (yang terpercaya). Sikap ini tercermin saat beliau berhubungan dengan konsumen maupun pemasoknya. Nabi Muhammad SAW mengambil stok barang dari Khadijah, konglomerat kaya yang akhirnya menjadi istrinya. Dia sangat jujur terhadap Khadijah. Dia pun jujur kepada pelanggan. Saat memasarkan barangnya dia menjelaskan semua keunggulan dan kelemahan barang yang dijualnya. Bagi Rasulullah kejujuran adalah brand-nya.

Setiap perusahaan ingin mempunyai pelanggan yang setia. Kesetiaan tercipta karena adanya kepercayaan. Kepercayaan lahir dari hubungan baik yang didasari oleh sikap saling percaya. Saling percaya akan terbentuk apabila kedua pihak dalam hal ini perusahaan atau pihak yang menjual dengan pelanggan atau pihak yang membeli sama-sama jujur. Kalau tidak jujur, bagaimana mungkin mengharapkan konsumen mau setia?

Kembali kepada marketing yang jujur. Sejauh ini, hanya ada satu manusia di dunia yang paling jujur dan paling bisa dipercaya (al-Amin). Bukan sekadar kebetulan bahwa sosok tersebut adalah seorang pengusaha pada zamannya.

2. Rida atau Ikhlas

Kejujuran yang diiringi dengan konsep rida sebagai konsep marketing yang kedua akan membentuk pribadi seorang pengusaha tidak lagi memandang materi sebagai tujuan utama. Lebih open minded terhadap semua keuntungan, baik bersifat materi maupun nonmateri. Juga terbuka dalam menghadapi sebuah kegagalan.

Asas dari berbisnis itu saling ikhlas, tak boleh ada pemaksaan. Pemaksaan dalam berbisnis atau bermuamalah adalah kesalahan fatal sebagaimana bunyi. Dalam Al-Qur’an disebutkan; QS. An-Nisa : 29.

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memakan harta-harta kalian di antara kalian dengan cara yang batil, kecuali dengan perdagangan yang saling rida antara kalian. Dan janganlah kalian membunuh diri kalian sendiri, sesungguhnya Allah itu Maha Menyayangi kepada kalian” (QS. An-Nisa : 29.).

3. Profesional

Nabi Muhammad memberikan contoh bahwa seorang yang profesional mempunyai sikap yang selalu berusaha maksimal dalam mengerjakan sesuatu atau dalam menghadapi masalah. Tidak mudah menyerah atau berputus asa dan bukan juga seorang pengecut yang menghindar dari sebuah risiko.

4. Menjalin silaturahmi

Konsep marketing dalam Islam ini menjadi jembatan yang menghubungkan seorang penjual dengan sesama manusia, lingkungan dan Penciptanya. Silaturahmi menjadi dasar pergerakan Muhammad dalam membina hubungan baik tidak hanya dengan pelanggan dan investornya tetapi juga dengan calon pelanggannya (future market), dan bahkan dengan kompetitornya.

Baca Juga:

5. Ramah kepada pelanggan

Ramah dalam pemasaran merupakan konsep marketing yang digunakan oleh Nabi Muhammad dalam melakukan kegiatan perdagangannya sehari-hari. Ramah di sini berarti melayani dengan sepenuh hati, tidak berbicara kasar, tersenyum, dan selalu interaktif kepada calon pembeli.

Bisa dibayangkan, jika pelanggan dilayani dengan ketus, tidak kompromi, atau galak, mungkin tidak ada lagi orang tertarik dengan produk kamu.

6. Rajin bersedekah

Sedekah adalah salah satu pintu pembuka rejeki. Dengan rajin bersedekah, niscaya balasannya yang datang akan berlipat ganda. Hal ini merupakan janji Allah yang termaktub dalam surat Saba

“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezeki sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39).

Baca Juga:

7. Berdoa

Hal yang tidak boleh ditinggalkan dalam berbisnis adalah berdoa. Berdoa merupakaan upaya manusia untuk meminta pertolongan dari Allah Swt. Dengan berdoa untuk meminta kelancaran dan keberkahan dalam berbisnis, niscaya akan dikabulkan.

Begitulah konsep marketing dalam Islam, yang harus diketahui oleh para pengusaha muslim. Hal yang paling utama dari konsep di atas adalah produk yang dijual merupakan produk yang halal. Semoga nermanfaat.

Baca Juga: 6 Taktik dan Strategi Digital Marketing Untuk Keberhasilan Bisnis Online


Novice