Review Novel Laut Bercerita, Kisah Para Pejuang yang Dihilangkan


Review Novel Laut Bercerita

Halo, apa kabar? Kembali lagi bersama saya yang akan kembali me-review novel hebat dan mendebarkan. Ohoho, kali ini saya akan me-review novel yang sudah lama saya simpan, saya harus menyiapkan hati yang besar untuk membaca novel ini. Dan benar saja, begitu saya terhanyut ke dalamnya, sulit sekali untuk bernapas dengan normal. Seolah-olah saya merasakan sendiri apa yang dirasakan tokoh-tokoh di dalam novel ini. 

Sudah lama saya tidak me-review novel di sini, maka anggaplah ini momen comeback-nya saya. Hahaha, macam idol-idol saja.

Oke mari kita langsung review novel Laut Bercerita.

Informasi Novel Laut Bercerita

  • Judul: Laut Bercerita
  • Penulis: Leila S. Chudori
  • Penerbit: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
  • Tahun Terbit: 2017
  • Jumlah Halaman: x + 379 halaman
  • Ukuran Novel: 13,5 cm x 20 cm
  • ISBN: 978-602-424-694-5

Baca Juga:

Sinopsis Novel Laut Bercerita

Matilah engkau mati

Kau akan lahir berkali-kali… 

Begitu bunyi kalimat pertama dari Novel Laut Bercerita. Novel ini mengisahkan tentang para pejuang yang dihilangkan yang jejaknya sulit dilacak hingga mereka tak kembali.

Novel Laut Bercerita, menggambarkan kehampaan orang terkasih dalam menghadapi kenyataan yang tak pasti, juga kehampaan mereka yang dikembalikan dalam keadaan tak berdaya baik fisik juga batinnya.

Novel ini juga berkisah, bagaimana akhirnya mereka coba ikhlas, namun terus berjuang mencari keadilan dan jawaban.

Betapa perjuangan orang terkasih sama beratnya dengan mereka yang ditindas dan dihilangkan, berjuang bersama mencari dan berharap, bahkan sampai menghidupkan kembali dan terus terjebak pada penyangkalan yang amat sulit diterima.

Betapa mereka kuat dan teguh, mencari jejak kecil hingga besar, demi mengais informasi dan berharap ada secerah jalan keluar, meskipun akhirnya mereka tenggelam dalam ketidakpastian lagi dan lagi.

Novel Laut Bercerita mengisahkan dari rentang tahun 90-an sampai tahun 2000an.

Inilah novel Laut Bercerita, yang mana kisah kekeluargaan, persahabatan, percintaan dan kekejian, bersatu menjadi satu cerita yang penuh dengan ketegangan, air mata, juga harapan.

Baca Juga:

Review Novel Laut Bercerita

Satu kata setelah saya berhasil membaca novel Laut Bercerita secara tuntas adalah kehilangan. Kehilangan sebagaimana para orangtua, kakak dan adik, kekasih dan kawan rasakan selama bertahun-tahun mencari keberadaan mereka yang dihilangkan.

Saya berkali-kali mengatakan ini kisah fiktif di dalam benak saya, namun kisah yang terekam justru sebaliknya, hingga menampar saya berkali-kali. Sebagaimana orangtua Mas Laut menyangkal setiap informasi yang diterima, begitu pula yang terjadi pada saya yang coba menyangkal kenyataan ketika tulisan yang indah itu, menceritakan kisah kelam di mana para pejuang harus berhadapan dengan kekejian. Saya menyangkal adanya manusia yang bisa tertawa terbahak-bahak melihat, mendengar, dan melakukan kekejian terhadap manusia lainnya, sungguh saya merasa sangat terpukul dan mengumpat pada waktu bersamaan.

Penulis sungguh hebat menggambarkan situasi demi situasinya, sehingga saya ikut juga merasakan ketegangan, kesakitan, kegelapan, seperti yang dirasakan para pejuang di sana. Kengerian saya ketika membaca novel Laut Bercerita, susah sekali saya buang dari imajinasi saya. Sungguh, perjuangan mereka tidak gentar, walau didera keji bertubi-tubi.

Kisah-kisah mereka memang dituliskan layaknya cerita fiksi, namun kita juga tak bisa menutup mata, jika kekejian seperti itu pernah terjadi. Bahwa masih ada harap orangtua, kakak, adik, juga kawan atas mereka yang dihilangkan. Bahwa mereka juga masih berjuang, untuk mendapat keadilan, dan memperjuangkan hak-hak setiap manusia.

Novel ini juga tidak melulu mengisahkan kekejian, penulis juga memberikan kehangatan, keceriaan sebuah keluarga dan kebersamaan seorang sahabat sejati. Kisah manis yang berhasil meredam setiap gejolak kemarahan ketika saya membaca bagian keji dalam novel ini. Yang membuat saya kini paham, kenapa setiap cerita yang penuh ketegangan harus ada jeda dengan kisah cinta manis penuh keromantisan, ataupun humor kecil, agar kita bisa menghela napas sebentar atas suguhan tragedi demi tragedinya. Agar tetap ada senyum dari cerita yang di suguhkan dari sebuah novel utuh. Saya banyak belajar meramu rasa, juga belajar mengantarkan rasa itu agar bisa sampai pada pembaca di luar sana, agar pembaca seperti saya ikut terhanyut ke dalam cerita novel yang kelengkapan risetnya patut diacungi jempol, patutlah jika penulis mendapat penghargaan demi penghargaan atas tulisan-tulisan yang berhasil hidup ini.

Baca Juga:

Saya beberapa kali berhenti, dan mencari kesibukan, demi mengusir bayangan keji yang digambarkan dari novel Laut Bercerita ini. Saya salut atas keteguhan yang mereka alami, saya paham apa yang ingin mereka sampaikan untuk Indonesia tercinta. Saya paham sekali, namun apakah Indonesia sekarang sesuai dengan apa yang digambarkan Mas Laut? Ataukah masih jauh dari mimpi-mimpinya? Entahlah, yang pasti kebebasan seperti ini jangan sampai terbungkam kembali.

Novel ini saya rekomendasikan kepada mereka yang ingin tau bagaimana kehidupan kelam di masa-masa pembungkaman. Bacalah dan pahamilah apa yang mereka sampaikan, dan inginkan untuk Indonesia tercinta kita.

Novel Laut Bercerita berhasil menarik rasa kemanusiaan saya, dan juga membuka pikiran saya bahwa masih banyak yang harus kita suarakan dari kisah-kisah yang terpaksa tersimpan rapat di luar sana.

Masih banyak yang harus dibenahi dari tatanan pemangku negara ini, semoga mereka terketuk hatinya dan menyadari jika mereka masih juga manusia. Itu hanya segelintir harapan saya, agar mereka melihat ke bawah dan merangkul mereka yang lemah, bukan malah menindasnya.

Doa dan peluk hangat saya haturkan kepada keluarga mereka yang sudah berhasil keluar dari jagat pelarian atas penyangkalan mereka. Bu, Pak, Kak, Dek, kalian hebat. Tetaplah kuat, saya yakin cinta mereka masih terus mengalir hingga hari ini.

Selesai sudah review novel laut bercerita ini, sungguh sangat berat, karena kisahnya sungguh melekat dengan kita. Saya berharap kekejian seperti ini tidak terulang lagi, saya berharap apa yang diinginkan Mas Laut pada Indonesia kita ini, tercapai sebagaimana mestinya.

Akhir kata, terima kasih sudah membaca review novel Laut Bercerita, sekali lagi suarakan apa yang harus disuarakan, pastikan pembungkaman tidak terjadi lagi.

Sampai jumpa di lain kesempatan dengan topik dan review lainnya. Semangat!

Baca Juga: Kisah Heroik Para Hewan Dalam Novel Kapten Bhukal: The Battle of Alas Tua

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.


Like it? Share with your friends!