Catatan Panjang Perjalanan Kebun Raya Bogor Selama 205 Tahun


Kebun Raya Bogor (kebunraya.id)

Pada tahun 2022, Kebun Raya Bogor genap berusia 205 tahun. Kebun Raya Bogor merupakan Kebun Raya yang tertua di Asia Tenggara dan nomor 13 tertua di dunia.

Kebun Raya Bogor terletak di tengah kota Bogor. Selayaknya hutan di tengah kota, Kebun Raya Bogor sangat berperan dalam keseimbangan ekologi manusia dalam berbagai hal seperti, kebersihan udara, menjaga ketersediaan air tanah, pelindung dari terik matahari, tempat tinggal berbagai jenis satwa dan sebagai tempat rekreasi.

Lebih dari 2 abad Kebun Raya Bogor menjadi kawasan konservasi dari berbagai flora nusantara. Catatan panjang sejarah perjalanan Kebun Raya Bogor sangat sayang untuk dilewatkan.

1. Sudah ada sejak zaman Prabu Siliwangi

Prasasti Batu Tulis (sentul.city)

Sebelum menjadi Kebun Raya Bogor, daerah tersebut merupakan suatu kawasan yang diberi nama Samida. Samida merupakan hutan atau taman buatan yang sudah ada sejak zaman Prabu Siliwangi yang bergelar Sri Baduga Maharaja, sebagaimana tertulis pada prasasti Batutulis. Namun ada juga yang memaknai Samida adalah nama dari sebuah pohon yang banyak tumbuh di daerah tersebut.

Saat itu hutan Samida dibangun untuk menjaga kelestarian lingkungan, serta tempat untuk memelihara benih-benih kayu yang langka.

Setelah kerajaan Pajajaran ditaklukan, Samida menjadi tidak terurus dan dibiarkan begitu saja. Barulah pada tahun 1745 Gubernur Jenderal Belanda Gustaaf Williem Baron van Imhoff membangun rumah peristirahatan di salah satu sudutnya.

Rumah peristirahatan tersebut diberi nama “Buitenzorg” yang artinya ‘bebas dari masalah atau kesulitan’. Buitenzorg kini berubah menjadi Istana Bogor.

2. Diberi nama kebun raya pada zaman kolonial Belanda

Tugu Lady Raffles (kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Pada mulanya kebun ini hanya akan digunakan sebagai kebun percobaan bagi tanaman perkebunan yang akan diperkenalkan di Hindia Belanda. Sekitar tahun 1811, Sir Thomas Stamford Raffles dibantu penasehat berkebangsaan Jerman Prof. Caspar George Carl Reinwardt dan ahli botani William Kent, merubah halaman istana Bogor menjadi kebun bergaya Inggris yang indah.

Pada 18 mei 1817, Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip Van der Capellen meresmikan sebuah kebun raya di Bogor yang diberi nama s Land Plantentuin te Buitenzorg.

Namun pada perkembangannya pendirian Kebun Raya Bogor bisa dikatakan mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia dan sebagai wadah bagi ilmuwan terutama bidang botani di Indonesia secara terorganisasi pada zaman itu (1880 – 1905). Dari sini lahir beberapa institusi ilmu pengetahuan lain, seperti Bibliotheca Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas (1860), Laboratorium Treub (1884), dan Museum dan Laboratorium Zoologi (1894).

Berdirinya beberapa institusi ilmu pengetahuan tersebut merupakan cikal bakal dari berdirinya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

3. Swastanisasi pengelolaan Kebun Raya Bogor oleh LIPI

Gedung Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) (lipi.go.id)

Pada tahun 1950 s Land Plantentuin te Buitenzorg berganti nama menjadi Kebun Tumbuhan Negara yang secara resmi bernama kebun Raya Indonesia.

Pada tahun 1967, Pemerintah mendirikan LIPI. Sejak saat itu semua kebun raya termasuk Kebun Raya Bogor dikelola oleh LIPI. Kebun Raya Bogor merupakan platform riset terkait kekayaan keanekaragaman hayati. Fungsi ini juga sama dengan kebun raya lain seperti kebun raya Cibodas, Cibinong, Bali dan Purwodadi.

Kebun raya Bogor merupakan salah satu Satuan Kerja di bawah LIPI. Yang pengelolaannya di bawah Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya LIPI.

Pada tahun 2020, LIPI  menyerahkan pengelolaan kebun raya ke pihak swasta. Hal itu dilakukan  untuk lebih mengeksplorasi kebun Raya menjadi sebuah kawasan wisata yang kekinian. Dengan dikelola oleh pihak swasta, Kebun Raya Bogor tidak hanya sebagai tempat wisata dan bersantai belaka, namun dapat lebih menonjolkan sisi edukasi bagi generasi muda.

Baca Juga: From Kebun Raya Cibodas With Love

4. Kebun Raya Bogor dijadikan platform riset ilmu botani secara global oleh BRIN

Gedung Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) (brin.go.id)

Dengan penggabungan beberapa lembaga seperti LIPI, BPPT, BATAN, dengan Kementerian Riset dan Teknologi menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), secara otomatis Kebun Raya Bogor dibawah koordinasi dari BRIN. Saat ini pengelolaan infrastruktur di Kebun Raya dilakukan oleh Deputi Bidang Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN.

Pengelolaan kebun raya dilakukan oleh tiga pihak yakni Pusat Riset Konservasi Tumbuhan Kebun Raya untuk mengelola riset dan periset, Deputi Infrastruktur melalui Direktorat Laboratorium dan Kawasan Sains dan Teknologi untuk mengelola laboratorium riset, dan Deputi Infrastruktur melalui Direktorat Koleksi dan untuk melakukan pemeliharaan koleksi.

Melalui Siaran Pers BRIN, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengungkapkan komitmennya untuk menjaga dan menjadikan Kebun Raya Bogor sebagai platform riset ilmu botani yang tidak hanya dalam skala lokal, tetapi juga global. Sehingga, menurutnya, tata kelola Kebun Raya Bogor akan terus dibenahi yang memungkinkan para periset botani akan focus melaksanakan aktivitas riset yang terdepan di bidangnya

Sebagai lanjutan swastanisasi Kebun Raya Bogor oleh LIPI, pengelolaan dan pelayanan publik masih diserahkan kepada pihak swasta. Untuk fungsi riset penelitian tetap dilakukan oleh BRIN.

Saat ini BRIN masih terus melakukan optimasi terhadap infrastruktur yang ada di Kebun Raya agar kegiatan riset dan konservasi serta fungsi yang lain tetap berjalan bahkan lebih optimal.

5. Potensi eduwisata unggulan di Indonesia

Kebun Raya Bogor (kebunraya.id)

Peran swasta dalam mengelola fungsi eduwisata di Kebun Raya Bogor, diharapkan dapat lebih mengoptimalkan potensi yang ada. Dengan inovasi yang menggabungkan fungsi edukasi dan wisata, terbukti animo masyarakat untuk mengunjungi Kebun Raya Bogor sangat tinggi.

Namun, seiring dengan semakin banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Kebun Raya Bogor, menimbulkan kekhawatiran akan terganggunya ekosistem flora dan fauna di sana. Beberapa pohon, pagar, bebatuan, terlihat rusak akibat dari tangan jahil para pengunjung. Ditemukan juga banyak sampah yang berserakan di area Kebun Raya Bogor.

Salah satu kontroversi yang terjadi adalah program wisata glow atau pengenalan tanaman melalui atraksi cahaya pada malam hari. Menurut beberapa peneliti, hal ini akan mengganggu kelangsungan hidup sejumlah biota malam di area Kebun Raya Bogor.

Dibalik permasalahan tersebut, Kebun Raya Bogor merupakan tempat wisata yang wajib dikunjungi. Di area Kebun Raya Bogor, Pengunjung dapat melihat keindahan danau, kebun anggrek, taman, hutan, hingga museum.

Beberapa monumen atau gedung yang bisa dijumpai di sana seperti tugu Lady Raffles, tugu Reinwardt, komplek makam, museum zoologi, sangat cocok untuk menambah pengetahuan tentang sejarah.

Begitu juga dengan taman seperti, taman Soedjana Kassan, taman akuatik, taman Araceae, taman Astrid, taman Meksiko jembatan merah sangat cocok untuk bersantai atau berfoto.

Untuk menambah wawasan edukasi bagi pengunjung, sudah diresmikan wahana edukasi baru di griya anggrek. Peresmian tersebut dilakukan tepat pada saat ulang tahun Kebun Raya Bogor ke 205.

Perjalanan panjang Kebun Raya Bogor yang terjadi sejak 2 abad lalu, memang menjadi daya tarik tersendiri. Begitu juga dengan pesona wisata di area Kebun Raya Bogor yang selalu menarik hati masyarakat untuk berkunjung

Baca Juga: 5 Hal Tentang Pengetahuan dan Riset yang Bisa Dilakukan di Kebun Raya Bogor


Like it? Share with your friends!

Legend

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *