Di era serba cepat dan digital sekarang ini, tentu saja membuat perubahan ke dalam berbagai ruang aspek kehidupan meningkat pesat. Kebanyakan faktor yang mempengaruhi menyebabkan perubahan tingkah laku, sikap, bahkan hingga karakter seseorang. Orang cenderung melakukan rutinitas yang tidak memiliki banyak dampak yang positif untuk kelangsungan hidupnya. Misal saja dengan perubahan serba digital, hal tersebut menyebabkan perubahan pada jati diri seseorang. Seseorang tidak memiliki hobi yang sesuai dengan keinginan maupun kemampuannya. Kebiasaan-kebiasaan tersebut yang membuat orang mudah emosional dan cenderung malas untuk tidak melakukan kegiatan yang bermanfaat.
Hobi rata-rata anak remaja saat ini menurut Centre Strategic and International Studies (CSIS) hamper 30,8% generasi Z memiliki hobi di bidang olahraga, menonton film 13,7%, bidang musik 19% dan sisanya hobi-hobi yang lainnya.
Baca Juga:
Angka tersebut jauh berbeda dengan hobi generasi-generasi sebelumnya yang memiliki hobi seperti di bidang keagamaan, memasak, bahkan di bidang politik. Ada beberapa hobi yang saat ini sudah sangat jarang ditemui, terutama pada generasi Z saat ini seperti hobi filateli dan membaca buku.
Hobi filateli yang mulai lengser
Generasi-generasi lama pasti sudah tidak asing dengan sebutan “Filatelis” atau orang yang mengoleksi prangko. Hobi ini sudah tidak terdengar lagi di generasi saat ini, mengingat prangko sudah jarang digunakan untuk mengirim jasa pos atau sebagai alat bukti pembayaran. Hanya segelintir saja yang masih menyukai hobi filateli ini dan mempertahankan hasil koleksinya. Generasi Z mungkin juga tidak mengenal berbagai macam prangko yang pernah ada di Indonesia.
Sistem pengiriman saat ini juga tergolong sangat mudah, bahkan anak-anak pun juga bisa berkirim baik barang maupun surat. Harga pengiriman juga sudah cukup murah karena tidak memerlukan prangko untuk proses bukti pengirimannya.
Baca Juga:
Hobi membaca beralih dengan melihat dan mendengar video
Saat ini media sosial merupakan perantara yang nomor satu di dunia sebagai media pemberi informasi yang cepat dan interaktif. Hobi membaca lembaran kertas di buku sudah tergantikan dengan membaca layar di perangkat gawai. Orang cenderung mengingkan sesuatu hal yang cepat, murah dan efektif sehingga meringkas buku yang tebal menjadi sebuah file yang tersimpan di ponsel maupun perangkat lainnya.
Kecenderungan tersebut membuat orang enggan membaca buku dan beralih untuk mencari informasi dengan melihat gambar maupun video. Sosial media yang sangat cepat juga membuat informasi bebas diakses tanpa saringan apapun, sehingga informasi yang didapat tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Sebagian orang lebih memilih meringkas informasi dengan melihat dan mendengarkan dari sumber berupa video dibandingkan harus membaca buku ratusan lembar.
Hal tersebut membuat informasi yang seharusnya sesuai dengan apa yang dicari atau dibutuhkan namun bisa memperoleh informasi yang luas tanpa kajian yang jelas. Kasus demikian memiliki pengaruh yang jelas terhadap pola pikir dan perilaku terhadap sesuatu informasi yang baru saja didapatkan tanpa melihat dari sudut pandang yang lain.
Maka dari itu, kita harus menggiatkan kembali untuk tetap rajin membaca buku, baik bentuk fisik maupun buku dalam bentuk digital. Kita perlu memahami informasi secara teoritis terlebih dahulu segala bentuk hobi ataupun informasi, sebelum akan mendapatkan informasi-informasi dalam bentuk yang lainnya. Sebagai masyarakat yang baik, kita harus bisa memfilter hobi mana yang baik dan hobi mana yang membutuhkan ilmu lain untuk memahaminya. Kita harus bisa menentukan serta milih hobi yang positif untuk masa depan terlebih untuk generasi penerus bangsa selanjutnya agar tidak terjerumus oleh zaman.
Baca Juga: 3 Metode Sistem Hidroponik Populer, Untuk Skala Hobi Hingga Bisnis!
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.
0 Comments