5 Langkah Mulai Menulis, Hasilnya Keren dan Eksklusif!


Ada banyak alasan yang membuat kamu stuck ketika harus menghadapi kertas kosong sembari menggenggam pena (atau berhadapan dengan mesin ketik dan selembar kertas kosong, atau duduk termenung di depan komputer dengan kertas digital di layar). Bisa jadi kamu memang berniat untuk membuat sebuah artikel, puisi dan cerpen untuk kebutuhan tertentu, atau mungkin kamu harus mengalami situasi itu karena dapat tugas menulis dari guru atau dosen.

Ketika berada di situasi tersebut, apakah kamu akan segera memulai huruf dan kata pertama? Atau justru terus terkungkung dalam pikiran yang buntu, kebingungan, lalu malah jadi bengong. Ketika deadline tiba, kamu pun panik karena belum sekata pun kamu tuliskan di kertas kosong itu.

Untuk penulis kelas kakap, mungkin mereka sudah sanggup membuat tulisan bagus hanya dalam beberapa menit saja. Tapi apa kabar dengan kita, para penulis amatiran yang masih menempuh jalan menjadi penulis profesional. Bagaimana pula dengan kita yang sama sekali tidak berpikir untuk menjadi penulis, tapi situasi akademik mengharuskan kita untuk bisa menulis.

Karena itulah, artikel ini ingin berusaha membantu kamu agar bisa dengan mudah mengekplorasi ide dan memulai sebuah tulisan dengan baik dan benar. Artikel ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi, ditujukan untuk diri sendiri, dan diharapkan dapat dibaca oleh kamu yang ingin bisa mudah memulai sebuah tulisan dengan lancar.

Berikut ini beberapa langkah bagaimana cara memulai tulisan agar bisa segera diselesaikan, tapi tidak mengandung konten yang asal-asalan:

1. Percaya Dirilah! Ini Bekal Utama Membuka Pintu Ide

Sumber: Unsplash.com

Bekal utama dari menulis adalah rasa percaya diri. Ketika menghadapi selembar kertas kosong, jangan berpikir dan merasa minder, lalu memunculkan pikiran-pikiran bahwa dirimu tidak mampu dan tidak lihai menulis. Percaya dirilah, sebab semua orang pasti bisa menulis dan merangkai kata-kata dengan gayanya sendiri-sendiri.

Percaya dirilah, sebab untuk menuliskan kata pertama, yang kamu butuhkan adalah kreativitas, berpikir bebas, out of the box, tidak takut salah, dan tidak berpikir bahwa akan ada kritik yang datang karena tulisanmu. Cara berpikir seperti ini akan menampakkan diri hanya jika kamu percaya diri.

2. Melakukan Brainstorming

Sumber: Unsplash.com

Setelah kamu merasa percaya diri, langkah selanjutnya adalah melakukan curah gagasan atau brainstorming. Di sini, kamu harus menggunakan “topi kreativitas”, dan mengabaikan “topi kritik” yang selalu heboh menyalahkan dan membuat kamu jadi serba salah. Pada tahap ini kamu bebas menuliskan apa saja, apa pun ide yang ada di kepala tentang suatu topik umum dengan selancar-lancarnya dan sebebas-bebasnya. Kamu mungkin akan tetap berpedoman pada outline, kata kunci, atau sub judul tertentu. Selebihnya, tumpahkan semua yang ada di kepalamu, dan biarkan ia mengalir dalam tulisan.

Ketika sedang bercurah gagasan, mungkin ada kosa kata yang terlewatkan, istilah akademik yang kelupaan, atau bahkan salah ketik, misalnya huruf yang seharusnya kapital malah tidak, atau istilah asing belum dicetak miring. Jangan buru-buru membetulkannya sehingga kesibukanmu bertambah dan proses curah gagasan jadi terhambat. 

Teruslah menulis dulu tanpa jeda. Sebab setelah momen brainstorming itu usai, kamu akan terkesima dengan cemerlangnya ide-ide di kepala yang telah kamu tumpahkan ke tulisan.

Baca Juga: 8 Tips Menjadi Penulis Artikel yang Sukses

3. Buat Poin-Poin atau Outline

Selanjutnya, buatlah outline atau poin-poin penting yang ingin kamu utarakan dalam tulisan. Outline ini juga bisa jadi bekal kamu untuk mengumpulkan bahan referensi dan segenap data dari buku, opini atau ragam website terpercaya.

Nantinya, outline ini akan jadi pendamping ketika kamu mengedit naskah hasil brainstorming agar tulisanmu jadi padat dan berkualitas. Untuk tulisan ilmiah, jangan lupa untuk belajar membuat catatan kaki dan daftar pustaka yang benar, sebab itu akan menyelamatkanmu dari risiko melakukan plagiat.

4. Mulai Pakai Topi Editor

Setelah brainstorming dan menyusun outline selesai, inilah saatnya kamu melakukan perbaikan, menyusun dan merapikan kalimat dan kata-kata yang kacau, serta membuat paragraf pertama yang menarik. Proses editing akan membuat kamu bisa merangkai ide-ide yang sudah ditumpahkan, agar mudah dicerna diri sendiri dan pembaca. 

Pada dasarnya, menulis itu seperti bicara, hanya saja caranya dengan dituliskan. Jadi ketika sedang menyusun tulisan, kamu harus memikirkan kata pembuka atau pendahuluan di paragraph awal, lalu beranjak ke pembahasan isi secara lebih mendalam di bagian isi, serta menutup tulisan dengan rangkaian kesimpulan diiringi saran jika perlu. 

5. Membaca Ulang Apa yang Telah Dirangkai

Sumber: Unsplash.com

Setelah selesai mengedit, kamu harus membacanya ulang, lalu mengoreksi lagi, apakah tulisannya sudah enak dibaca atau belum. Proses pembacaan ulang bisa dilakukan berulang-ulang bergantung perasaan dan kebutuhan. Setelah dirasa cukup, kamu bisa merasa lega dan segeralah membagikannya kepada pembaca (dosen, guru, teman, atau netizen).

Bagaimana? Apakah kamu terbantu dengan artikel ini? Semoga kamu tidak lagi menjadi bengong, merasa bingung, galau dan buntu ketika berhadapan dengan kertas kosong yang minta dituliskan dengan kata-kata. 

Baca Juga: 5 Manfaat Menulis yang Kamu Harus Tahu

 

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.


Novice

One Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *