SURAT KARTINI


Sumber: Depositphotos

Surat Kartini

Sayang,

Kutulis surat ini untukmu

Penanda kasih tiada akhir

Harapku kau teruskan

Perjuanganku menggerakkan bangsa ini

Merdeka dari segala kungkungan

 

Sayang,

Didiklah anak-anak keturunanmu

Meneruskan apa yang kulakukan

Berjuanglah

Belajarlah

Mengabdilah

Demi diri dan keluargamu

Demi bangsa dan negaramu

 

Sayang,

Kutitipkan surat ini padamu

Sampaikan salamku

Ceritakan kisah perjuanganku

Sampaikan pesan-pesanku

Agar anak keturunanmu

Bisa mengerti

Bisa memahami

Perjuangan dan cita-citaku

 

Sayang,

Semoga surat ini tidak hilang

Hingga akhir zaman abadi

Lestari selamanya

 

Mantingantengah, Jakenan, Pati, 30 Agustus 2019.

 

MENDUNG DI HATI

Sang surya mulai menutup wajahnya

Terhalang dedaunan dan pucuk-pucuk pohon

Tertutup puncak-puncak gunung yang tinggi menjulang

Terhalang mega-mega yang memerah di sore hari

Perlahan sisi bumi ini pun mulai gelap

Sandikala hari datang menjelang

Begitu muramnya langit terlihat

Memerah menahan seolah marah

Membara bagai kobaran api membakar mega-mega

Membuat kaki-kaki ini kaku tak bisa bergerak

Bagai tugu patung di perempatan jalan

Memandang petang dan malam menjelang

Jalanpun terasa berat

Meninggalkan kelamnya jalan kehidupan

 

Suara burung-burung kembali ke peraduan

Kembali ke sarang setelah berkelana sepanjang hari

Menjalani kehidupan yang menyenangkan dan menyedihkan

Menambah suasana hati semakin tersayat

Mengingat mendung di hati karena putusnya cinta

Cinta yang merekah dalam sekejap sirna

Lenyap karena tiada restu orang tua

Angin pun berdesir menghempas dedaunan

Membuat jatuh daun-daun kering

Menggoyang dahan-dahan mengoyak kehidupan

Mendung, seperti inilah hatiku

Sedih dalam hidup cinta kasih

 

Sebuah harapan tersemat di dada ini

Harapan cintaku akan kembali

Semoga masih ada cahaya dalam mendung

Walau hanya seberkas dan setitik kecil

Cahaya yang mampu menerangi hati yang terluka

Hanya iman dalam hati jawaban atas semua siksa

Hidup bahagia sepanjang masa.

 

CUKUPLAH KAU TAHU

Cukuplah kau tahu bahwa aku mencintaimu

Cukupkan saja kamu tahu aku selalu merindukanmu

Cukuplah hanya itu yang kau tahu

Aku pernah mencintaimu sedalam itu

Walau itu hanya sekejab waktu

Tak ada lagi hati ini untukmu

 

Kenangan itu biarlah tersimpan

Dalam sanubari dan jiwa-jiwa ini

Seperti buku cerita cinta kita yang habis terbaca

Oleh mata-mata sembab itu

Ada bab-bab yang tetap teringat

Tetap terpendam dalam jiwa-jiwa gersang

Mengendap dalam di relung hati

Menunjukkan diri semakin lama menderita

 

Cukup saja kau yang tahu aku mencintaimu

Cukup saja kamu tahu aku selalu menrindukanmu

Hati ini telah rela melepasmu

Bagai burung yeng terbang lepas meninggalkanku

Tak perlu berat menjauh, menghindari diri ini

Tak usah beban berlari, berjalan saja sudah cukup

Pergi dan larilah kalau perlu terbanglah yang tinggi

Sejauh mungkin kau melangkah

Sejauh kau meninggalkan aku yang sedih menanggung rindu

 

Baca Juga: Penangkapan Diponegoro

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.


Like it? Share with your friends!

Novice

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *