Memahami Peran


Kisah Sederhana

Jauh diluar sana
Akan banyak badai yang datang
Aku tau ini akan menjadi perjalanan yang melelahkan
Penuh dengan tangis juga tawa yang beriringan

Tapi mau bagaimana
Jalan ini masih panjang
Awalnya aku ingin saling mengenggam
Mencoba untuk bisa menguatkan
Namun waktu membuatku tersadar
Kita bukanlah insan yang tegas dalam mengambil keputusan

Kala itu
Kau terlalu terbawa arus
Selalu menyesuaikan diri
Dengan hal-hal baru tanpa memikirkan apa yang akan terjadi
Hingga terlena
Kau terlalu meninggi
Lupa cara menapakkan kaki ke bumi
Dan larut pada ambisi-ambisi

Perihal baik dan buruk
Menasehatimu adalah hal yang sia-sia pada waktu itu
Perihal benar dan salah
Ku hindari segala bentuk perkataan yang seolah menghakimimu
Mungkin kita belum sama-sama dewasa
Masih linglung untuk mencari jati diri yang sebenarnya

Wajar saja,
Aku selalu berusaha memahami segala bentuk gelisahmu
Sedang kau selalu mencoba menenangkan seorang wanita keras kepala ini
Terlalu sering tersulut emosi
Serta kondisi hati yang mudah berganti
Aku begitu moody

Perihal kisah di masa lalu,
Aku masih ingat apa yang kau mau
Menjadi seorang guru katamu,
Dengan begitu percaya diri
Kau bercerita tanpa meninggalkan gebu
Seakan tau apa yang ingin kau tuju

Aku sangat yakin,
Kau bisa sampai di titik itu
Rencana-rencana sederhana yang selalu kita aminkan bersama sewaktu dulu
Hingga detik ini,
Saat perjalanan perihal kita sudah terhenti
Aku masih menunggu hari itu tiba
Hari pencapaianmu dengan bingkai suka cita

Ku rasa,
Kita sudah didewasakan oleh realita
Meski kembali asing adalah takdir yang harus diterima
Tapi kita tidak semena-mena
Kita hanyalah jiwa yang ingin berbahagia
Kita hanyalah raga yang ingin mewujudkan cita
Dan kita hanyalah lara yang memutuskan untuk tidak lagi bersama

Bunga Yang Kesepian

Biar kau selalu
Menjelma diksi dalam setiap puisiku
Tanpa perlu kau tahu
Tidak untuk kau baca
Bukan untuk kau mengerti

Setiap baitnya adalah berisik bagiku
Begitu mudah terlontar
Tidak seperti saat dihadapanmu
Tiba-tiba menjelma gagu
Tak tahu ingin merayu atau hanya berbagi sendu

Lagi dan lagi
Aku terjebak pada rasa yang ku nikmati sendiri
Menatap bunga kesepian yang mekar sendirian
Hanya ada terpaan angin tak kasat mata
Membuatnya merasa nyaman entah karena apa

Hari demi hari
Aku terus menyiramnya dengan sengaja
Berharap suatu saat kau akan melihatnya
Bahkan sudah ku potong sebagian duri-duri yang ada
Agar kau tak celaka
Saat nanti kau ingin memetiknya

Baca Juga: Puisi Ini Kosong

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.


Novice

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *