Menyapa Gerimis Bulan April
Menikmati gerimis pada latar senja yang luruh menjelang malam, bagaikan membaca puisi-puisi tentangmu dengan bibir bergetar.
Menikmati gerimis pada latar senja yang luruh menjelang malam, bagaikan membaca puisi-puisi tentangmu dengan bibir bergetar.
Goresan kecil jadi retakan berkeping. Jangan kau sentuh lagi agar tak membuatnya hancur berkeping.
Sebenarnya aku ingin kau rindukan, tapi nyaliku tak cukup berani untuk bisa mengatakan :)
Hidup takkan pernah abadi Suatu saat datang kematian Tak tahu kapan itu datang Untuk itu berbuat baiklah pada sesama Hingga kau kan bahagia
Aku hanya ingin menepi sebentar. Dari riuh isi kepala, Yang entah apa maunya.
Mungkinkah rumput teki berbuah padi. Tak bisa diingkari jika sudah dikehendaki.
Atas apa yang terjadi, sudahkah kau bersyukur hari ini?
TABAH Mataku tabah adalah nama lain dari hancur yang istirah. ketika daun-daun maple yang jauh itu gugur dan bisikan-bisikan memeluk. mayatku belum jadi, belum...
Duka kematian seratus dua puluh tujuh nyawa Melayang hanya karena kekalahan di sepakbola Terluka oleh gas air mata di pura Kanjuruhan
Banyak orang ingin bersembunyi ketika tangis membasahi pipi. Karena tak semua orang mengerti dengan masalah yang kita hadapi.
Magelang dalam kenangan kepahlawanan kelam Seperti negeri Gelang-gelang yang menenggelamkan Mataram