Refleksi Hari Kartini: Saatnya Perempuan Stop Menyakiti Perempuan

Setiap tahunnya, 21 April diperingati sebagai Hari Kartini. Hari peringatan emansipasi wanita ini terasa lebih berkesan di tahun ini. Karena beberapa waktu yang lalu sempat viral beberapa kejadian tentang kejahatan seksual pada wanita.
Saat hari Kartini kita malah mendengar berita miris. Dilansir melalui Instagram @suaradotcom dan @infomalangan, mulai dari dokter anastesi di Bandung yang memperkosa keluarga pasien. Dokter kandungan di Garut yang melecehkan pasien saat USG. Dokter yang mencabuli pasien di Persada Hospital Malang. Hingga mahasiswa UIN Malang yang dikeluarkan setelah memperkosa mahasiswa UB.
Rentetan kejadian memilukan ini seharusnya tidak lagi terdengar di hari Kartini. Karena ini menunjukkan wanita belum merdeka dan aman, bahkan di tempat umum seperti rumah sakit dan kampus. Tempat yang seharusnya memberi kepercayaan bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan justru memberikan mereka luka.
Baca Juga:
Wanita yang Melukai Wanita
Mirisnya, korban dari kejahatan seksual ini juga mendapat hal tidak menyenangkan dari sesama perempuan. Bukannya merangkul dan menjadi tempat bersandar bagi korban, para perempuan ini justru ikut membully mereka tanpa belas kasih.
Kata-kata menyalahkan, menyudutkan, hingga menghakimi masih banyak terlihat di media sosial. Mulai dari, “ah pasti dia juga keenakan tuh”, “kok dia bisa-bisanya mau”, “coba kalau di tempat umum itu lebih menjaga diri”, dan lain-lain.
Pesatnya informasi dan tersedianya wadah bagi banyak orang untuk mengutarakan pendapat justru dimanfaatkan untuk memojokkan salah satu pihak.
Kata-kata menyakitkan di media sosial bisa kita blokir tapi kalimat menghakimi dari orang di sekitar tidak bisa dihindarkan. Sehingga ini lebih membuat korban tertekan.
Di hari Kartini ini, semoga para perempuan stop untuk saling menyakiti. Entah di media sosial maupun di dunia maya.
Karena sering kali banyak aspek dari kehidupan wanita yang dihakimi oleh para wanita yang lain. Seperti saat wanita tidak melahirkan secara normal melainkan caesar. Kemudian saat ibu memberi anaknya susu formula, bukan ASI. Lalu saat ibu bekerja alih-alih di rumah mengurus anak. Belum lagi masalah body shamming yang bikin makan ati.
Padahal, semua ibu dan perempuan itu hebat. Baik yang melahirkan normal maupun caesar, keduanya sama-sama penuh perjuangan dan mengorbankan nyawa. Lalu ibu yang menberi anaknya ASI maupun susu formula. Keduanya juga sama-sama baik untuk anak. Karena tidak semua ibu diberi kondisi yang memungkinkan untuk memberi ASI.
Sehingga alih-alih berkomentar, terlebih pada kehidupan orang lain yang tidak kita kenal, cobalah untuk berpikir lebih positif. Karena kita tidak berhak menghakimi orang lain. Tahu latar belakang, kondisi, dan masalah yang orang tersebut hadapi saja tidak. Bagaimana kita bisa asal berkomentar?
Baca Juga:
Hari Kartini Jadi Momen Galakkan Women Support Women yang Sesungguhnya
Emansipasi atau pembebasan perbudakan, dan persamaan hak bagi perempuan semoga lekas bisa terwujud. Jadi tidak hanya laki-laki yang tidak lagi memperbudak atau mendiskriminasi perempuan. Namun sesama perempuan juga lebih bersikap positif satu sama lain.
Karena ternyata perjuangan Kartini untuk para wanita Indonesia belum selesai. Di era digital ini ternyata tantangannya lebih besar. Karena banyak media bisa menjadi platform bagi setiap orang untuk menuangkan pikirannya. Sayangnya, tidak semuanya bernada positif bagi wanita.
Hari Kartini seharusnya bisa menjadi refleksi bagi setiap orang, sudahkah kita merangkul wanita di sekitar kita dan memberikan haknya?
Tidak hanya pendidikan, tapi juga rasa aman, percaya, dan tenang. Sehingga mereka bisa hidup bersosial dengan semestinya, sama seperti orang lain.
Ayo kita saling bergandengan tangan untuk tidak menormalisasi sakit menyakiti di antara wanita. Sesederhana bertanya kapan nikah dan kapan punya anak juga ternyata menjadi pukulan bagi psikis banyak wanita. Jadi mulai sekarang, jangan lagi menambah beban mereka.
Baca Juga: 8 Kata Mutiara dari RA Kartini Yang Menggugah Semangat Kaum Wanita
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.