Peristiwa Bandung Lautan Api Diperingati 24 Maret, Ini Sejarahnya


Monumen Bandung Lautan Api

Peristiwa Bandung Lautan Api pada tanggal 24 Maret 1946 dianggap sebagai salah satu tragedi terbesar dalam sejarah Indonesia. Peristiwa tersebut terjadi ketika pasukan Sekutu dan tentara NICA (Netherlands Indies Civil Administration) mencoba menguasai Kota Bandung yang pada saat itu menjadi pusat perjuangan kemerdekaan Indonesia di Jawa Barat.

Konteks sejarah yang melatarbelakangi peristiwa tersebut adalah konflik pasca kemerdekaan yang terjadi di Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Meskipun Indonesia telah menyatakan kemerdekaannya, pemerintah kolonial Belanda masih berusaha untuk mempertahankan kekuasaannya atas Indonesia. Konflik ini memuncak pada Agresi Militer Belanda I pada tahun 1947-1949.

Sementara itu, setelah Jepang menyerah pada akhir Perang Dunia II, Sekutu menduduki Indonesia dan membentuk tentara NICA sebagai pemerintahan sementara. Kehadiran Sekutu dan NICA di Indonesia menimbulkan ketidakpuasan dan protes dari pihak Indonesia, karena mereka merasa bahwa kehadiran tersebut merupakan upaya untuk menggagalkan perjuangan kemerdekaan.

Peristiwa Bandung Lautan Api sendiri terjadi setelah sejumlah aksi protes dan demonstrasi yang dilakukan oleh masyarakat Kota Bandung. Pembakaran massal yang terjadi pada saat itu dilakukan sebagai upaya untuk mencegah pasukan Sekutu dan NICA menguasai kota tersebut. Peristiwa tersebut menimbulkan kerugian material dan korban jiwa yang cukup besar, namun juga dianggap sebagai peristiwa penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Latar Belakang Peristiwa Bandung Lautan Api

Bandung Lautan Api (kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Pada tahun 1946, Kota Bandung menjadi pusat perjuangan kemerdekaan Indonesia di Jawa Barat. Kota tersebut memiliki nilai strategis yang tinggi, karena merupakan pusat industri dan perdagangan di daerah tersebut. Namun, kehadiran pasukan Sekutu dan NICA di kota tersebut menimbulkan ketegangan yang meningkat antara pihak Indonesia dan pihak pendudukan.

Pada awal tahun 1946, terjadi sejumlah aksi protes dan demonstrasi yang dilakukan oleh masyarakat Kota Bandung. Pada tanggal 18 Maret 1946 misalnya, terjadi demonstrasi besar-besaran yang diikuti oleh ribuan orang. Demonstrasi tersebut bertujuan untuk menuntut kemerdekaan Indonesia dan menentang kehadiran Sekutu dan NICA di Indonesia.

Aksi protes dan demonstrasi tersebut semakin memanas setelah terjadi insiden di Kantor Pos dan Telegraf pada tanggal 19 Maret 1946. Kantor tersebut dianggap sebagai simbol kekuasaan pihak pendudukan sehingga menjadi target dari aksi protes. Insiden tersebut terjadi ketika sekelompok mahasiswa dan pemuda memasuki kantor tersebut dan mencoba untuk membakar dokumen-dokumen yang terkait dengan pihak pendudukan. Insiden tersebut memicu tindakan keras dari pihak keamanan, sehingga menyebabkan beberapa orang terluka.

Peningkatan ketegangan antara pihak Indonesia dan pihak pendudukan mencapai puncaknya pada tanggal 24 Maret 1946, ketika terjadi peristiwa Bandung Lautan Api. Puluhan ribu penduduk Kota Bandung membakar tempat tinggal mereka sendiri sebagai tindakan protes untuk mencegah pasukan Sekutu dan NICA menguasai kota tersebut. Peristiwa tersebut menimbulkan kerugian material dan korban jiwa yang cukup besar.

Baca Juga: Asal-usul Kota dan Perkembangannya

Bagian selatan Bandung dibakar oleh TRI

Peristiwa Bandung Lautan Api (arsip nasional)

Peristiwa tersebut dimulai pada pagi hari ketika sekelompok orang menghancurkan pintu gerbang Stasiun Kereta Api Bandung dan menyerbu markas pasukan NICA. Serangan tersebut menyebabkan pasukan NICA terdesak dan meminta bantuan pasukan Sekutu. Namun, warga Bandung sudah bersiap dengan mengumpulkan kayu bakar dan bahan bakar lainnya untuk membakar rumah mereka sendiri. Dalam hitungan jam, kota Bandung telah menjadi lautan api yang membakar ribuan rumah, toko dan bangunan lainnya.

Faktor-faktor penyebab terjadinya peristiwa pembakaran massal tersebut adalah meningkatnya ketegangan antara pihak Indonesia dan pihak pendudukan, adanya aksi protes dan demonstrasi sebelumnya dan adanya kebijakan pihak pendudukan yang merugikan masyarakat Indonesia, seperti pengambilalihan tanah-tanah milik warga dan pengiriman tenaga kerja ke luar negeri tanpa persetujuan.

Peristiwa tersebut menimbulkan kerugian material yang besar dengan ribuan rumah, toko dan bangunan lainnya yang hancur dalam api. Jumlah korban jiwa juga cukup besar dengan sekitar 200 orang yang tewas dan ribuan lainnya yang kehilangan tempat tinggal dan penghidupan mereka.

Baca Juga: Mengenal Bait Al-Hikmah, Perpustakaan Terbesar di Dunia!

Dampak dan Konsekuensi

Monumen Bandung Lautan Api (youtube/djae)

Peristiwa Bandung Lautan Api memiliki dampak yang signifikan terhadap masyarakat dan kondisi sosial-politik di Kota Bandung. Setelah peristiwa tersebut, pemerintah Indonesia dan pihak pendudukan memberikan reaksi yang berbeda.

Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa peristiwa pembakaran massal tersebut adalah aksi yang dilakukan oleh rakyat dalam membela kemerdekaan Indonesia dari penjajahan. Namun, pihak pendudukan merespon peristiwa tersebut dengan menyalahkan pihak Indonesia dan menuduh bahwa mereka yang bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.

Efek jangka panjang dari peristiwa Bandung Lautan Api terhadap masyarakat di Kota Bandung adalah kerugian material dan korban jiwa yang besar serta dampak sosial yang signifikan seperti kehilangan tempat tinggal dan penghidupan. Selain itu, peristiwa tersebut juga mengakibatkan terjadinya polarisasi sosial dan politik yang lebih dalam antara pihak Indonesia dan pihak pendudukan.

Namun, Bandung Lautan Api juga memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Peristiwa tersebut menunjukkan semangat perjuangan rakyat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan mereka dan memperlihatkan keberanian rakyat dalam memperjuangkan hak-hak mereka. Peristiwa tersebut juga memberikan dampak yang kuat dalam membentuk kesadaran nasionalisme dan semangat perjuangan kemerdekaan di kalangan masyarakat Indonesia.

Melalui peristiwa Bandung Lautan Api, kita dapat merefleksikan pentingnya memahami sejarah dan konteks dalam memahami konflik pasca kemerdekaan Indonesia. Sejarah dapat menjadi pelajaran berharga bagi generasi selanjutnya tentang perjuangan dan semangat bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan mereka. Dengan memahami sejarah dan konteks, kita dapat lebih memahami kondisi sosial-politik saat ini dan membangun kesadaran nasionalisme yang lebih kuat untuk masa depan bangsa.

Sumber :

  • Anderson, B. R. O’G. (1990). Polemik tentang Bandung Lautan Api. Prisma, 49, 7-19.
  • Ricklefs, M. C. (2001). A History of Modern Indonesia Since C. 1300 (Vol. 3). Stanford University Press.
  • Soekarno. (1963). Bandung Lautan Api. Jakarta: Pembaruan.
  • Sulistyo, H. (2018). Pemikiran Sosiologi Jaringan pada Peristiwa Bandung Lautan Api. Masyarakat, Kebudayaan dan Politik, 31(1), 1-13.
  • Zed, M. (2015). Bandung Lautan Api 1946: Dampak pada Masyarakat dan Perjuangan Nasional. Prosiding Konferensi Nasional Sosiologi, 30-40.

Baca Juga: Buddha Zamrud, Upacara Pemindahannya Diperingati Setiap Tanggal 22 Maret!

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.


Explorer

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *