Health

Pentingnya Belajar Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) untuk Meningkatkan Kesempatan Hidup

Kamu pasti pernah mendengar istilah CPR, bukan? Apalagi kalo kamu penggemar drakor medis, kamu akan lihat bagaimana pemerannya melakukan CPR kepada pasien. Atau dalam kehidupan nyata pun kamu juga akan melihat orang-orang di sana dengan sigap melakukan CPR kepada orang yang terkena henti jantung.

Seperti halnya pada kasus Halloween Party yang diadakan di Itaewon, Korea Selatan, beberapa tahun lalu yang merenggut banyak nyawa. Di dalam video yang beredar, banyak dari mereka yang membantu tenaga medis untuk melakukan CPR. Tentu saja tidak sembarangan, mereka memang sudah terlatih dan sudah diajarkan dan masuk dalam pelajaran sekolah, bahkan diajarkan sejak dini.

Yang kamu harus tau adalah bahwa mendapat pengetahuan tentang CPR dan belajar teknik CPR sangatlah penting. Tindakan CPR berperan penting untuk meningkatkan kesempatan hidup mereka. Bahkan CPR juga merupakan kemampuan yang wajib kamu kuasai, seperti orang-orang yang berada di Amerika Serikat, Korea Selatan, maupun di Jepang.

Lalu apa sebenarnya CPR itu? Bagaimana cara melakukannya? Lanjut simak sampai bawah!

1. Apa itu CPR

Seperti yang kamu tahu, jika CPR itu merupakan tindakan penyelamatan pada pasien henti jantung. Nah, CPR itu sendiri adalah singkatan dari cardiopulmonary resuscitation atau dalam bahasa Indonesia kita mengenal RJP atau resusitasi jantung paru.

CPR adalah salah satu cara untuk melakukan pertolongan pertama dalam keadaan gawat darurat yang dialami oleh pasien yang henti jantung. Tujuan dari tindakan ini untuk mengembalikan kembali kemampuan bernapas serta mengembalikan sirkulasi darah.

Hal ini dilakukan untuk menekan terjadinya kerusakan otak akibat aliran darah terhenti, yang berpotensi menyebabkan kematian. Henti jantung dan serangan jantung masih menjadi penyebab pertama kematian nomor satu di dunia. Henti jantung jika tidak langsung ditangani, akan mempercepat kematian dalam hitungan menit saja.

Baca Juga:

2. Sejarah CPR

Bagaimana akhirnya teknik CPR ini ditemukan? Pada tahun 1960 secara resmi CPR dikembangkan, dan AHA meluncurkan program resusitasi jantung dada tertutup pada dokter. Ini menjadi awal mula pelatihan CPR diajarkan pada masyarakat umum.

Menurut American Heart Association (AHA), CPR pertama kali diperkenalkan secara luas pada tahun 1970. Awal dari CPR adalah teknik pernapasan mulut ke mulut yang dilakukan pada orang tenggelam. Sebenarnya, upaya CPR sudah dilakukan dimulai pada abad kedua.

Pemberian napas buatan dari mulut ke mulut menjadi komponen utama dari pelatihan CPR untuk teknisi medis darurat, penjaga pantai, guru, dan kini bisa dipelajari oleh masyarakat umum.

Setelah teknik pemberian napas dari mulut ke mulut berjalan, kemudian pada awal abad ke-18 dan ke 19, kompresi dada yang kita kenal sekarang akhirnya ditambahkan.

Berbagai penelitian dilakukan dan mereka akhirnya menyatakan jika melakukan kompresi dada saja dapat membantu meningkatkan kesempatan hidup pada pasien henti jantung.

Setelah mengetahui sejarahnya, mari lanjutkan ke pembahasan yang ketiga, yaitu hal-hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan CPR.

3. Orang yang harus mendapatkan CPR

Tindakan CPR tidak dilakukan pada semua orang. CPR harus diberikan jika mendapati pasien dalam keadaan seperti kolaps atau pingsan, jatuh dan tidak sadarkan diri, kehilangan respons baik gerak maupun suara, tidak bernapas, dan kehilangan denyut nadi.

4. Hal yang harus diperhatikan saat melakukan CPR

Nah, sekarang kita memasuki pembahasan keempat. Dalam melakukan CPR, kamu jangan melakukannya dengan sembarangan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya:

a. Danger (Memperhatikan Sekitar)

Untuk yang pertama yang harus diperhatikan yaitu danger atau memperhatikan sekitar. Sebelum melakukan tindakan CPR pada pasien henti jantung, kamu harus memastikan terlebih dahulu jika lokasi pasien berada di tempat aman. Jika pasien berada di tempat yang tidak memungkinkan untuk kamu beri tindakan CPR, segera cari tempat yang aman dan terlindungi.

b. Respons (Memeriksa Tingkat Kesadaran Pasien)

Yang kedua respons atau memeriksa tingkat kesadaran pasien. Ada dua cara untuk memeriksa kesadaran pasien, kamu bisa memanggilnya ataupun menepuk bahu secara perlahan. Jika kamu tidak mendapatkan respons dari pasien seperti kedipan mata, jawaban, erangan, atau batuk. Kamu langsung saja periksa napasnya dan denyut nadi, pastikan kamu melakukan pemeriksaan itu dengan cepat.

c. Hubungi Ambulans

Jika sudah dipastikan pasien tidak merespons, segera kamu hubungi ambulans atau kamu bisa juga meminta tolong pada orang sekitar. Dengan begitu kamu bisa langsung melakukan CPR.

Baca Juga:

5. Tahapan-Tahapan CPR

Oke, kita sudah berada di pembahasan paling inti dari pentingnya belajar CPR untuk meningkatkan kesempatan hidup pada pasien henti jantung. Setelah semua hal telah diperhatikan, dan sudah memastikan pasien yang tepat untuk mendapatkan tindakan CPR, kali ini langsung saja kita masuk ke tahapan-tahapan dalam melakukan CPR.

Setidaknya ada tiga tahapan dalam melakukan CPR. The American Heart Association memperkenalkan tahapan ini dengan singkatan C-A-B. Apakah itu C-A-B? Simak penjelasan lebih lanjutnya di bawah!

a. Compression

Tahapan yang pertama dari C-A-B adalah Compression atau kompresi dada. Tahapan ini merupakan teknik dengan memberikan tindakan penekanan pada dinding dada pasien, teknik ini akan memberikan pijat jantung secara eksternal atau pijatan jantung dari luar.

Dalam melakukan compression, kamu wajib mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

Yang pertama, baringkan tubuh pasien yang henti jantung di tempat yang aman dan terlindungi, serta pada permukaan datar dan keras. Kedua, kamu sebagai orang yang akan melakukan kompresi dada harus berada di samping pasien, tepatnya di antara bahu dan leher pasien.Ketiga, letakkan salah satu telapak tangan kamu di bagian tengah dada pasien, dan telapak tangan lainnya letakkan di atas tangan yang lain, jadi menumpuk. Yang keempat, setelah tangan kamu sudah siap, lakukanlah metode push fast pada dada pasien, yaitu lakukan penekanan pada dada pasien sebanyak 100 sampai 120 kali per menit, jadi tiap detiknya setidaknya kamu harus melakukan kompresi dada pada pasien sekitar satu sampai dua kali, dengan kedalaman kompresi dada harus di sekitar 5 sampai 6 cm, yang disebut juga push hard.

b. Airways

Setelah melakukan compression, tahapan selanjutnya yang harus kamu lakukan ialah airways atau membuka jalur napas pasien. Di tahap ini kamu harus mendongakkan kepala pasien dan letakkan satu tanganmu pada dahi pasien, setelah itu tangan kamu yang lainnya mengangkat dagu pasien secara perlahan-lahan sampai saluran napas pasien terbuka.

Baca Juga:

c. Breathing

Tahapan ketiga adalah breathing atau pemberian napas buatan. Tahapan ini dilakukan apabila pasien yang sudah kamu berikan compression dan airways tidak ada tanda-tanda merespons. Breathing dilakukan dengan cara memberikan bantuan napas dari mulut ke mulut. Pada tahapan ini bertujuan untuk membantu mengembalikan pernapasan spontan dari pasien. Memberikan napas buatan tidak hanya bisa dilakukan melalui mulut ke mulut, kamu juga bisa memberikannya dari mulut ke hidung pasien.

Pada tahapan breathing, untuk membantu pasien sadar kembali selain memberikan napas buatan juga harus dibarengi dengan compression. Caranya adalah letakkan mulut kamu ke mulut pasien yang akan dibantu, jepit hidung pasien. Berikan udara dari mulutmu sebanyak dua kali. Perhatikan dada pasien, apakah terangkat atau berkembang kempis seperti saat kamu bernapas. Jika pasien tidak menunjukkan tanda-tanda bernapas, kamu harus melakukan compression sebanyak 30 kali.

Ketika kamu sudah memberikan pertolongan pertama berupa CPR, segeralah bawa ke rumah sakit dengan menggunakan ambulans yang sudah kamu panggil di awal tadi. Dengan bantuan pertama kamu, kesempatan hidup pasien henti jantung dapat meningkat, dan pasien pun akan berangsur ke keadaan stabil.

Nah, seperti itulah CPR dilakukan. Kita sudah mempelajari CPR dari mulai sejarah, pengertian, hingga tahapan-tahapan melakukan CPR. Dengan penjelasan saya ini, saya harap banyak dari kamu yang tertarik mempelajari teknik CPR untuk meningkatkan kesempatan hidup pada pasien henti jantung. Karena CPR begitu penting, saya juga berharap pemerintah akan memasukkan pengetahuan ini dalam kurikulum sekolah, seperti yang sudah dilakukan negara-negara besar lainnya.

Ingat! Semua tahapan itu harus dilakukan dengan benar, loh! Jika tidak niat membantu kamu, akan berakibat fatal, bahkan bisa sampai menimbulkan kematian. Lakukanlah dengan benar dan mempunyai pengetahuan yang cukup!

Menolong orang lain adalah akar dari kemanusiaan, jadi tidak ada salahnya mempelajari CPR untuk memberikan bantuan pada mereka yang membutuhkan.

Akhirnya sudah sampai di akhir artikel ini, terima kasih sudah membaca sampai habis, sampai jumpa di kesempatan lainnya.

Baca Juga: 5 Tanaman Untuk Obat P3K, Mudah ditemukan

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button