Mengenal Penyakit Kifosis: Salah Satu Kelainan Pada Tulang Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita melihat orang yang memiliki postur tubuh yang kurang baik. Beberapa diantaranya memiliki postur tubuh yang bungkuk atau disebut juga dengan kifosis. Nah, sebenarnya apa sih itu penyakit kifosis?
Kifosis merupakan kelainan pada tulang belakang yang menyebabkan tulang belakang bagian atas melengkung ke arah belakang dengan besar kelengkungan lebih dari 50 derajat sehingga orang yang menderita kifosis terlihat seolah-olah memiliki punuk. Normalnya, tulang belakang bagian atas memiliki derajat kelengkungan sebesar 20 hingga 40 derajat.
Kifosis dapat terjadi pada siapa saja tanpa memandang usia dan jenis kelamin. Mayoritas penderita kifosis merupakan orang-orang dengan usia renta, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa anak muda juga dapat mengalami kelainan ini.
Gejala yang dialami oleh penderita penyakit kifosis
Gejala yang umumnya dialami oleh penderita penyakit kifosis diantaranya postur tubuh yang bungkuk, nyeri punggung, dan mudah lelah.
Pada kifosis yang sudah tergolong berat, gejala yang dapat timbul seperti rasa nyeri atau kekakuan pada punggung dan bahu, mati rasa, sensasi kesemutan pada kaki, kelelahan yang ekstrim, sesak napas atau masalah pernapasan lainnya, masalah pada keseimbangan, serta ketidakmampuan dalam menahan keinginan berkemih dan buang air besar.
Penyebab terjadinya Kifosis
Kifosis dapat diakibatkan oleh banyak faktor. Penyebab kifosis ini dapat dikelompokkan berdasarkan jenisnya, yaitu:
1. Kifosis Postural
Kifosis postural merupakan salah satu jenis gangguan postur tubuh pada anak dan remaja yang biasa terjadi. Kelainan tulang kifosis postural disebabkan oleh sikap atau postur tubuh yang buruk dalam jangka waktu lama.
Di sisi lain, kifosis postural yang terjadi pada orang tua umumnya dikarenakan pengeroposan tulang atau osteoporosis.
2. Kifosis Scheuermann
Kifosis scheuermann adalah jenis kifosis dimana bentuk tulang belakangnya seperti trapesium atau segi empat.
Jenis kelainan tulang belakang ini seringkali terjadi pada remaja. Sebab, kifosis scheuermann terjadi karena pertumbuhan tulang belakang yang bermasalah.
Lengkungan tulang belakang dari jenis kifosis satu ini cenderung lebih kaku dan dapat memburuk seiring dengan pertumbuhan. Terkadang, kifosis scheuermann bisa terasa lebih menyakitkan bagi penderitanya.
3. Kifosis Kongenital
Kelainan tulang kifosis kongenital merupakan kondisi bawaan yang terjadi sejak di dalam kandungan. Hingga saat ini, penyebab kifosis kongenital belum diketahui secara pasti.
Kondisi ini perlu segera ditangani secara medis agar tidak semakin memburuk seiring dengan pertumbuhan anak.
Dampak dari penyakit kifosis
Kifosis yang sudah berat dapat menyebabkan masalah pada sistem pencernaan karena terjadinya penekanan pada organ-organ pencernaan penderitanya, masalah yang dapat timbul seperti kesulitan menelan dan kenaikan asam lambung.
Baca Juga:
Cara Mencegah penyakit kifosis
1. Membiasakan sikap tubuh yang baik
Kifosis dapat dicegah dengan cara membiasakan postur tubuh yang baik saat beraktivitas, seperti tidak membungkuk dalam waktu yang lama, duduk dengan posisi yang tegak, dan tidak membawa tas ransel dengan beban yang terlalu berat.
Menjaga berat badan yang ideal juga menjadi salah satu cara untuk mencegah kifosis. Pada kifosis yang disebabkan oleh osteoporosis dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat serta mengandung banyak kalsium untuk memperkuat tulang.
2. Berolahraga untuk menguatkan otot punggung
Olahraga juga dapat menjadi salah satu cara dalam mencegah kifosis, terutama olahraga yang dapat melatih kekuatan otot punggung dan perut sehingga otot dapat lebih kuat dalam menopang massa tubuh. Lakukan olahraga ringan terlebih dahulu dan dapat ditingkatkan perlahan-lahan. Olahraga ringan dapat dilakukan secara rutin di sela-sela kesibukan, misalnya melakukan peregangan setelah duduk dalam waktu yang lama.
Kifosis dapat menjadi kelainan yang sangat membahayakan bagi organ-organ lain dalam tubuh. Oleh karena itu kelainan ini harus dicegah sedini mungkin melalui pola hidup sehat agar tubuh senantiasa sehat dan bugar sehingga kita dapat beraktivitas dengan baik tanpa ada hambatan.
Baca Juga:
Cara mengatasi dan terapi untuk penderita penyakit kifosis
Kifosis dapat ditangani melalui konsumsi obat, terapi, dan jika sudah tidak dapat ditangani melalui obat dan terapi dapat dilakukan tindakan operasi untuk memperbaiki posisi tulang belakang.
Terapi yang diberikan bergantung dari usia penderita, riwayat pengobatan sebelumnya, dan jenis kifosis yang dialami. Terapi bagi penderita penyakit kifosis bertujuan untuk mencegah tulang belakang semakin melengkung dan menghindari kelainan bentuk pada tulang belakang.
Ada dua jenis terapi bagi penderita penyakit kifosis. Yang pertama adalah terapi fisik, terapi ini dilakukan dengan memberikan program latihan khusus untuk meningkatkan kekuatan otot punggung serta memperbaiki postur. Yang kedua adalah terapi bracing, yaitu pemasangan berupa alat sebagai penyangga tulang belakang penderita.
Itu dia beberapa penjelasan mengenai penyakit kifosis, dampak buruknya bagi kesehatan, dan cara pencegahannya. Semoga bermanfaat, terima kasih!
Baca Juga: Kasus Penyakit Sifilis Meningkat, Indonesia Darurat Moral dan Akhlak
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.