Jadi Jalur Pendakian Tidak Ramah Untuk Pemula, Berikut 5 Fakta Menarik Gunung Slamet
Siswi SMK 3 Semarang, Naomi Daviola yang sempat hilang saat mendaki Gunung Slamet, ditemukan pada Selasa (8/10/2024). Naomi diketahui mendaki melalui jalur Dukuh Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Jawa Tengah pada Sabtu (5/10/2024) bersama rombongan. Dia dikabarkan hilang setelah terpisah dari rombongan pendaki lainnya pada Minggu (6/10/2024).
Kasus hilangnya Naomi Daviola di Gunung Slamet, bukan merupakan hal pertama terjadi. Gunung Slamet termasuk salah satu gunung yang tidak ramah untuk pemula. Jalur pendakian yang panjang, cuaca tak menentu, hingga sulitnya akses air bersih menjadi tantangan yang harus siap dihadapi pendaki pada tiap jalurnya. Nah, berikut beberapa fakta menarik Gunung Slamet.
1. Asal usul nama Gunung Slamet
Asal usul penamaan Gunung Slamet bisa jadi mudah ditebak banyak orang. Pasalnya, nama Gunung Slamet diambil dari istilah bahasa Jawa yakni “Slamet” yang mempunyai arti keselamatan atau aman.
Nah, penamaan ini juga tentunya tidak lepas dari kepercayaan dan mitos yang melatarbelakanginya. Bagi beberapa orang yang memercayainya, Gunung Slamet merupakan gunung yang bisa mengundang bencana besar jika mengalami letusan.
Oleh karena itu, nama Gunung Slamet mempunyai harapan sebagai perlindungan untuk memberikan keselamatan bagi masyarakat di sekitar sehingga terhindar dari bencana.
Baca Juga:
2. Salah satu gunung tertinggi di Jawa Tengah
Gunung Slamet termasuk ke dalam salah satu gunung tertinggi yang ada di Pulau Jawa. Mempunyai ketinggian mencapai 3.432 meter di atas permukaan laut (mdpl), Gunung Slamet hanya kalah dari Gunung Semeru (3.676 mdpl) sebagai gunung paling tinggi di Pulau Jawa.
Dengan ketinggiannya, Gunung Slamet juga mempunyai suhu paling dingin di antara beberapa gunung lainnya di Pulau Jawa yang mencapai 10 derajat celcius. Selain ketinggian, suhu dingin Gunung Slamet juga dipengaruhi oleh curah hujan tinggi tiap tahunnya yang mencapai 8.134 milimeter.
Pemandangan dari puncak Gunung Slamet pun sangat memanjakan mata. Tak hanya lautan awan, pendaki juga bisa menikmati pemandangan hijau pegunungan hingga lembah di sekitar Gunung Slamet.
3. Menjadi habitat flora dan fauna
Pesona keindahan Gunung Slamet tidak hanya terletak pada pemandangannya saja. Lebih dari itu, Gunung Slamet juga menjadi habitat bagi sejumlah flora dan fauna di kawasan hutannya dengan luas sekitar 31.200 hektar.
Dengan kawasannya yang begitu luas, hutan Gunung Slamet dibagi ke dalam empat bagian yaitu Hutan Dipterokarp Bukit, Hutan Dipterokarp Atas, Hutan Montane, dan Hutan Gunung atau Ericaceous.
Adapun beberapa jenis flora dan fauna yang dapat ditemukan di kawasan hutan Gunung Slamet antara lain elang jawa, monyet ekor panjang, edelweis, hingga anggrek hitam.
4. Gunung Slamet merupakan gunung berapi aktif
Gunung Slamet merupakan gunung stratovolcano yang sudah beberapa kali mengalami erupsi. Berdasarkan sejarah awal kegiatan Gunung Slamet mulai tercatat sejak letusannya pada tanggal 11-12 Agustus 1772. Dalam 240 tahun terakhir, setidaknya kurang lebih 30 kali erupsi Gunung Selamet terjadi..
Pada puncak Gunung Slamet terdapat empat kawah dimana setiap kawah kurang lebih memiliki diameter sepanjang 450 meter. Kawah yang paling sering terjadi erupsi berada di kawah paling barat yang bisanya terjadi selama beberapa hari bahkan beberapa minggu. Hal tersebut yang membuat lereng Gunung Selamat mejadi kawasan yang subur dan memiliki keragaman geologi.
Apabila erupsi terjadi, diperkirakan akan ada lontaran material pijar dengan jarak maksimal dua kilometer. Masyarakat, pengunjung, maupun wisatawan diminta tidak berada dan beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah puncak gunung.
Baca Juga:
5. Mitos menyeramkan dari gunung Slamet
Gunung Slamet memiliki beberapa mitos yang dipercaya oleh masyarakat sekitar, seperti:
- Salah satu mitos yang dipercaya adalah letusan Gunung Slamet dapat membelah Pulau Jawa menjadi dua bagian sebab letaknya yang berada di tengah Pulau Jawa. Mitos ini berasal dari ramalan Jayabaya, seorang raja dan pujangga Kerajaan Kediri pada abad ke-12.
- Gunung Slamet adalah tempat angker. Gunung Slamet dipercaya sebagai tempat keramat yang dihuni oleh roh leluhur dan makhluk halus.
- Pendaki gunung dilarang berbicara sembarangan, mengeluh, atau mengekspresikan perasaan hati secara terbuka.
- Pendaki gunung dilarang berbuat sembarangan, seperti menebang pohon atau memakai mata air tanpa izin.
Medan yang sulit dan cuaca yang tidak menentu membuat pendakian di gunung Slamet ini memerlukan persiapan dan kewaspadaan yang tinggi.
Sumber:
Identifikasi Keanekaragaman Geologi Kompleks Vulkanik Gunung Slamet Jawa Tengah, Jurnal Media Kominikasi Geografi, Mufidah Sofi, Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta, 2020
Baca Juga: 5 Bahaya Ketika Mendaki Gunung, Jangan Cuma Modal Nekat saja!