Difteri Merajalela dan Mengancam Banyak Nyawa, Waspada!


Ilustrasi virus difteri

Sudah mendengar tentang penyakit difteri yang akhir-akhir ini ramai dibicarakan, bahkan sudah menelan banyak korban, dan pemerintah sudah menetapkan difteri menjadi KLB (kejadian luar biasa) tepatnya di daerah Garut, Desa Sukahurip.

Lalu, apa itu difteri? Kenapa bisa terjadi?

Nah, di kesempatan kali ini, saya akan coba mengupas tuntas tentang difteri, dari mulai sejarah, gejala, hingga bentuk pencegahan yang bisa kita lakukan. Tidak perlu berlama-lama lagi, mari simak!

1. Penjelasan difteri

Pembahasan pertama yang akan saya angkat adalah tentang apa itu difteri?

Difteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri bernama Corynebacterium diphtheriae. Bakteri ini menghasilkan racun yang dapat menyerang jaringan tubuh, terutama pada tenggorokan dan hidung.

Bakteri ini menyebar melalui udara atau bisa juga menyebar karena kontak langsung dengan si penderita difteri, seperti batuk, bersin, atau pada pakaian, handuk, atau pada peralatan makan yang terkontaminasi.

Bakteri ini sangat berbahaya, setelah masuk ke dalam tubuh, bakteri difteri akan tumbuh dan menghasilkan racun yang dapat merusak jaringan tubuh, terutama pada tenggorokan dan amandel. Awal muncul di tenggorokan biasanya berupa plak berwarna abu-abu atau putih pada amandel atau tenggorokan, dan jika terus dibiarkan plak tersebut akan menghasilkan bakteri yang ganas, lalu menyebar ke bagian tubuh lain dan menyebabkan komplikasi serius, bahkan dapat menyebabkan kematian.

2. Sejarah ditemukannya difteri

Difteri adalah penyakit yang telah ada sejak ribuan tahun lalu. Dalam catatan sejarah, penyakit ini pertama kali dicatat oleh Hippocrates, seorang dokter Yunani kuno pada abad ke-5 SM. Pada saat itu, difteri menjadi masalah kesehatan masyarakat paling ditakuti, karena penyakit ini dikenal paling menular jika tidak langsung ditangani, bahkan diyakini menjadi penyakit paling mematikan pada abad ke-19 dan awal ke-20.

Pada tahun 1883, ahli bakteriologi Jerman, Edwin Klebs menemukan bakteri Corynebacterium diphtheriae, yang kemudian diidentifikasikan sebagai penyebab difteri. Dengan ditemukannya jenis bakteri penyebab munculnya difteri ini, menjadi pembuka jalan dibuatnya vaksin penangkal untuk penyakit mematikan ini, meskipun belum merata ke seluruh penjuru negeri, tapi dengan adanya vaksin tersebut, diharapkan akan banyak yang terhindar dari penyakit infeksi ini.

Karena penyakit ini sangat mematikan, membuat kita harus terus mengantisipasi dan melaporkan langsung jika ada yang kedapatan mengidap penyakit difteri. Jenis penularannya sangat cepat, jadi diharapkan semua lapisan masyarakat ikut andil dalam penanganan ini.

Baca Juga: 6 Cara Jitu Turunkan Demam pada Anak, Jangan Langsung Minum Obat!

3. Gejala awal difteri

Penyakit infeksi difteri ini, apakah ada gejalanya?

Ada, saya akan coba jelaskan secara singkat gejala-gejala yang umum dari infeksi difteri. Tapi sebelum itu, tolong mulai sekarang segera perhatikan kesehatan diri kita, orang di sekitar kita, dan orang-orang yang kita kenal. Jika ada indikasi dari gejala-gejala yang akan saya bahas, mohon segera hubungi atau datangi dokter!

Berikut beberapa gejala umum dari penyakit infeksi difteri, di antaranya:

a. Nyeri tenggorokan yang hebat

Difteri biasanya menyerang bagian tenggorokan, mulanya ringan seperti sakit tenggorokan biasa, tapi seiring berjalannya waktu, nyeri tenggorokan yang kita rasakan semakin hebat.

b. Demam

Akibat dari penyebaran bakteri ini, kemudian menyerang satu-satunya kekebalan tubuh kita, sehingga tubuh kita akan bereaksi melawan, dan menimbulkan demam tinggi.

c. Pembengkakan kelenjar getah bening

Jika tenggorokan sudah sakit, dan demam melanda, biasanya getah bening di leher kita akan terjadi pembengkakan, itu sebagai reaksi di mana bakteri sudah mulai siap menyerang bagian lainnya.

d. Pembentukan plak

Setelah semua itu, gumpalan plak akan mulai terbentuk (berwarna abu-abu atau putih) mulai menutupi tenggorokan dan amandel.

e. Kesulitan bernapas

Jika plak menutupi tenggorokan dan amandel, secara otomatis saluran pernapasan akan tertutup, sehingga pada penderita difteri dapat mengalami kesulitan bernapas dan bahkan sesak napas, yang diawali dengan batuk kering.

Sekali lagi, jika ada anggota keluarga atau teman kalian yang mengalami gejala yang saya sebutkan di atas, tolong segera hubungi dokter dan lakukan pencegahan sedini mungkin.

4. Cara mencegah difteri

Difteri sangat mematikan, maka dari itu kita harus segera mencegah, agar penyebaran bakterinya dapat terputus. Kita dapat melakukan pencegahan dari diri kita dahulu, kemudian terapkan pada keluarga kita, jika memungkinkan kita juga bisa ikut mensosialisasikan tentang pencegahan ini.

Lalu bagaimana cara pencegahan yang paling efektif? Berikut saya jelaskan beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mencegah difteri, penjelasannya sebagai berikut:

a. Vaksinasi

Difteri dapat terjangkit pada siapa saja, paling sering pada anak-anak yang belum divaksinasi dan orang dewasa yang imunitasnya melemah.

Vaksinasi difteri adalah cara terbaik untuk mencegah penyakit ini. Vaksin difteri termasuk dalam program imunisasi rutin yang disarankan oleh banyak negara di seluruh dunia. Vaksin difteri biasanya diberikan bersamaan dengan vaksin tetanus dan vaksin pertusis dalam satu suntikan yang disebut vaksin DTaP atau Tdap. Setelah dilakukan vaksinasi, kekebalan tubuh akan terbentuk dan semakin kuat, sehingga dapat melindungi dari infeksi bakteri difteri.

b. Hindari kontak dengan penderita difteri

Difteri dikenal sebagai penyakit yang menular, sehingga kita diwajibkan untuk menghindari kontak langsung dengan orang yang kebetulan terdiagnosis menderita difteri. Pencegahan ini bukan semata-mata kita memperlakukan penderita dengan kejam, tetapi sebisa mungkin kita tidak kontak langsung. Jangan berbagi pakaian, handuk, atau peralatan makan dengan orang yang terdiagnosis menderita difteri.

Perlu diingat, menghindari kontak langsung bukan berarti orang yang terinfeksi dikucilkan, justru kita harus segera merawatnya, dengan menghubungi tenaga medis, sehingga penyebaran yang lebih luas akan terhindari.

c. Menjaga kebersihan diri

Dari segala bentuk pencegahan, yang paling utama adalah menjaga kebersihan. Mau penyakit apa pun, menjaga kebersihan menjadi faktor penentu agar kita terhindar dari penyakit yang berbahaya, tidak terkecuali untuk mencegah infeksi bakteri difteri ini. Menjaga kebersihan diri bisa dimulai dari hal-hal yang sederhana, seperti mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir, mandi dengan rutin, tidak membuang sampah sembarangan dan hal-hal lainnya.

Percayalah kegiatan ini sangat efektif untuk mencegah penyebaran bakteri difteri.

d. Menjaga sistem kekebalan tubuh

Sistem kekebalan tubuh yang baik tentu akan membantu kita terhindar dari infeksi apa pun, baik yang mematikan maupun dari infeksi lainnya. Untuk mencegah dari infeksi difteri, kita harus menjaga sistem imunitas kita, dengan cara mengonsumsi makanan yang shat dan seimbang, tidur yang cukup dan benar, serta berolahraga secara teratur tetapi tidak memaksakan diri. Dengan kegiatan sederhana tersebut, sangat diharapkan dapat mencegah dari infeksi difteri yang mematikan ini.

Infeksi difteri jika tidak ditangani secara cepat akan menimbulkan beberapa komplikasi serius, antara lain gangguan pernapasan, kerusakan jaringan jantung, hingga menyebabkan kerusakan saraf yang mengakibatkan kita mengalami kelumpuhan, dan bahkan dapat menyebabkan kematian, serta menyebabkan komplikasi penyakit lainnya, seperti peradangan otak, peradangan pada hati dan kerusakan pada ginjal.

Maka dari itu, sangat penting bagi kita semua untuk mencegah dan meminimalisir penyebarannya. Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa menangani ini seorang diri, perlu tindakan pencegahan dari semua lapisan masyarakat. Jadi mulai sekarang, tolong tingkatkan kepedulian kita, berlomba-lomba dalam kebaikan, dan saling gotong royong dalam menciptakan lingkungan yang sehat.

Akhir kata, semoga kita semua terhindar dari penyakit-penyakit mematikan, dan kepada yang sudah terinfeksi, semoga kesembuhan segera datang.

Semangat!

Baca Juga: Hepatitis Akut Pada Anak: Kenali Gejala, Pencegahan dan Pengobatannya!

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.


Like it? Share with your friends!

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *