Anak Pertama Perempuan


Jati Diri

Keyakinan adalah ragu
Yang ingin kau perjuangkan
Keluar dari zona nyaman
Kadang membuatmu merasa tak aman

Mungkin memang benar
Tak cukup dengan niat dan tekad
Sebab hasil adalah nekat
Jika tidak,
Apa yang bisa di dapat?

Sering kita temui
Situasi-situasi menjebak
Terbuai dengan kenyamanan-kenyamanan
Hingga diam menjelma teman

Akhirnya,
Kita hanya melihat orang berpergian
Kadang merasa heran dengan apa yang mereka lakukan
Sedang kita,
Hanyalah harapan yang terbentuk dari ketakutan-ketakutan

****

Tempat Persembunyian

Isi kepala beradu perang;
Setiap malam
Di balik selimut tebal
Agar tak ketahuan
Padahal tangisku terisak
Namun kuredam dengan bantal

Bukan lagi jam sepuluh malam
Tidur tak beraturan
Mungkin begadang adalah penenang
Sebab lelah kadang meradang
Meski nyatanya,
Raga tetap ingin berjuang

Menyelamatkan kebahagiaan yang hampir saja
Tenggelam…

****

Imajinasi

Terima saja
Sunyi kesekian kali
Sendiri di sepanjang hari
Apa yang kau cari?

Di umur ke dua puluh lima
Ternyata begini rasanya menua
Berdampingan dengan realita
Tanpa pangeran berkuda

Padahal hangat jemari
Selalu dinanti-nanti
Sewaktu remaja
Mimpi terlalu mengada-ngada

Berandai bagai melodi
Yang tersusun rapi
Menjelma permaisuri
Di dalam puisi-puisi
Atau
Merangkai alur cerita
Perihal rencana-rencana
Yang tak pernah menjadi nyata

****

Berbagi Realita

Kulihat memar di pergelangan tangan
Membiru pada luka-luka tak kasat mata
Lelah memutar kepala
Sebab saku-saku mengangga
Menahan dahaga, serta perut yang
Meronta-ronta

Kejadian-kejadian akhir bulan
Tersisa beberapa koin berlakban
Sudah menjadi hal biasa
Menuntut raga kembali berpuasa

Padahal di sosial media
Kurekam tawa penuh bahagia
Begitupun yang mereka baca;
Aku baik-baik saja

****

Di perantauan

Terjal jalan berliku membuat mual. Nyaris saja kutumpahkan, sisa makanan tadi malam. Mungkin karena belum sarapan, serta suasana di dalam bis yang berdesakan. Ah sial.

Gerutuku dalam diam. Si anak bebal yang sering kali bangun kesiangan. Mau bagaimana lagi? Begadang sudah menjadi kebiasaan.

Hasilnya, terlambat datang dan dimarahi atasan. Ya, begitulah anak pertama perempuan. Maunya berjuang sendirian. Si paling kuat padahal menahan tangis semalaman.

****

Ulang Tahun

Berselimut
Pintu kamar ditutup
Gelap
Tanpa nyala lampu
Bersembunyi
Menyembuhkan diri
Kasih mengasihi
Tak terpenuhi
Permainan fana
Apa yang dicari ?
Cinta sejati,
Atau tumpukan
Lembaran nominal?
Jika bukan keduanya
Mungkin yang di butuhkan
Hanyalah,
Ketenangan

****

Baca Juga: SYAIR RINDU BINTANG BELUKU

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.


Novice

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *