Health

Edukasi Seksual Untuk Remaja, Kenali Tanda-Tanda Pubertas Pada Anak

Saat seorang anak mulai beranjak usia remaja, banyak hal yang menjadi tugas berat bagi orang tua. Masa pubertas merupakan momen krusial bagi seorang anak, dan tidak boleh diabaikan begitu saja. Saat usia pubertas, Anak akan mulai mengeksploitasi hal-hal baru yang berkaitan dengan dirinya sendiri, yang bahkan dapat mempengaruhi masa depannya.

Pada ulasan kali ini, redaksi telah merangkung beberapa tanda-tanda pubertas pada anak remaja, dan bagaimana ayah bunda belajar untuk mengenalinya. Bagi anak laki-laki, umumnya usia pubertas adalah pada usia 12 hingga 16 tahun. Sementara itu, usia pubertas pada anak perempuan pada umumnya ada di tahun ke 9 hingga 14.

Tanda-tanda pubertas pada laki-laki

Anak laki-laki memiliki rentang waktu yang cukup lama untuk fase pubertas, yang diiringi dengan perubahan pada fisik dan psikisnya. Pertumbuhan ini diiringi dengan emosional yang cenderung tidak stabil, mudah terpengaruh dengan pergaulan di sekitarnya, serta mulai mencari jati dirinya. Peran orang tua sangat penting pada fase pubertas laki-laki.

1. Mulai mimpi basah

Mimpi basah menjadi tanda awal fase pubertas, di mana tubuh menjalankan mekanismenya secara biologis untuk melepaskan energi seksual. Hal itu terjadi pada saat vesikula seminalis atau yang biasa disebut kantung sperma tidak dapat menampung sperma yang penuh. Akhirnya, sistem tubuh akan mengeluarkannya secara alami ketika sedang tidur.

Hal ini normal dan lebih sering terjadi pada anak di usia remaja, meski tidak jarang laki-laki dewasa yang mengalaminya. Mimpi basah juga bisa terjadi sebab kenaikan hormon testosteron, yaitu saat seorang laki-laki mengalami fantasi seksual di dalam mimpinya. Namun, frekuensi terjadinya mimpi basah pada orang dewasa biasanya sangat jarang terjadi.

Secara medis, mimpi basah memang normal terjadi, dan tidak memiliki resiko dengan masalah kesuburan laki-laki. Namun, seseorang harus memperhatikan frekuensi mimpi basah yang ia alami seiring bertambahnya usia. Jika Anda memiliki kekhawatiran akan mimpi basah yang sering terjadi, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan.

Baca Juga:

2. Perubahan pada suara

Anak yang memasuki usia 12 – 16 tahun, normalnya akan mengalami perubahan pada suaranya, yaitu semakin membesar. Hal ini disebabkan oleh hormon testosteron yang meningkat, membuat pita suara menebal dan suara yang dihasilkan semakin berat. Selain itu, perubahan suara ini biasa diiringi dengan tumbuhnya jakun di leher mereka.

Perubahan suara diawali dengan nada yang terdengar aneh, seperti pecah. Bagi yang asing dengan suara ini, mungkin akan mengira anak sedang sakit atau radang tenggorokan. Memang, agak sedikit mirip dengan gejala tersebut, tetapi suara akan kembali normal setelahnya.

Menurut berbagai sumber, suara laki-laki belum matang secara sempurnya hingga usianya 20-an tahun. Perubahan ini terkadang juga menimbulkan perubahan emosional, merasa semakin dewasa, dan penasaran dengan hal-hal yang baru di sekitarnya. Setelah suara yang menjadi berat, disusul oleh pertumbuhan fisik yang signifikan.

3. Pertumbuhan tubuh yang signifikan

Tumbuh kembang anak laki-laki akan terlihat signifikan saat usia pubertas, tubuhnya semakin tinggi dan besar, serta suranya yang semakin berat. Para orangtua harus menyadari hal ini, dan memberikan pendidikan tanggung jawab pada anak laki-laki yang telah matang secara fisik. Sebab, hal itu akan menentukan ke mana arah pergaulan mereka baik saat remaja atau dewasa.

Emosional mereka yang tidak stabil terkadang membuat mereka mudah dipengaruhi oleh hal-hal negatif dari luar, seperti pergaulan bebas, merokok, dan kenakalan remaja. Orang tua berperan penting pada fase ini untuk membimbing anak laki-laki. Jika Anda memiliki anak laki-laki yang masih kecil, usahakan untuk mendampinginya secara konsisten, dan membiasakan tanggung jawab.

Mengapa orangtua harus membiasakan tanggung jawab pada anak sejak dini? Sebab, pada masa pubertas, tanpa diiringi dengan tanggung jawab yang baik, mereka tidak akan paham bagaimana seharusnya mereka berperan. Serta emosi yang labil, membuat mereka bingung harus melakukan apa di dalam rumah dan pergaulan mereka, tidak mampu membedakan mana positif dan negatif.

Baca Juga:

Tanda-tanda Pubertas Pada Perempuan

Perempuan memiliki fase pubertas yang lebih awal dibanding kebanyakan laki-laki, sebagaimana telah disebut di bagian awal. Orang tua, khususnya ibu, tentu sangat memahami bagaimana rasanya anak perempuan yang mengalami fase pubertas, dan menstruasi untuk pertama kalinya. Berbeda dengan laki-laki, perempuan memiliki masalah yang lebih kompleks.

1. Menstruasi

Pada saat pubertas, secara emosional perempuan akan mengalami suasana hati yang berubah-ubah. Terutama pada saat datang bulan pertama kali, orang tua harus memahamkan apa yang sedang terjadi pada anak, dan mengajari untuk mulai merawat diri dengan baik. Bahkan, sebagian pakar menganjurkan orang tua untuk memberi ucapan selamat atas kedewasaannya.

Sama seperti anak laki-laki yang mulai tumbuh dewasa, orang tua akan merayakan proses khitan atau sunatan anak mereka. Begitu juga anak perempuan, meski tidak dirayakan, orang tua juga harus memberikan hari yang istimewa sebagai pertanda bahwa anak perempuannya telah tumbuh dewasa. Hal ini tentunya akan memberi semangat dan kepercayaan diri bagi anak.

Selain perubahan pada fisik, seperti peningkatan berat badan, payudara dan pinggul membesar, menstruasi biasanya juga diiringi dengan timbulnya jerawat, bulu ketiak, dan bau badan. Penting bagi anak remaja yang sudah mengalami fase pubertas untuk menjaga kebersihan diri baik dari luar maupun dari dalam.

2. Payudara mulai tumbuh

Tumbuhnya payudara, yakni bagian dada yang membesar, pada umumnya akan disertai rasa tidak nyaman pada bagian tersebut. Meski demikian setiap orang memiliki kondisi yang berbeda-beda pada saat pertumbuhan payudara. Kisaran pertumbuhan payudara adalah antara umur 8 hingga 13 tahun. Umumnya, payudara telah terbentuk secara utuh di usia 17 tahun.

Pertumbuhan tersebut disebabkan oleh meningkatnya hormon estrogen pada kelenjar susu yang kemudian merangsang pertumbuhan bagian tersebut. Pada awal-awal pertumbuhan, biasanya diiringi rasa nyeri, kaku, dan bengkak. Bagi para orang tua, ketika anak-anak sudah memasuki fase tersebut, hendaknya untuk memberikan edukasi untuk menggunakan bra.

Ada beberapa tips kesehatan yang bisa dicoba untuk anak pada fase ini, salah satunya adalah memakan-makanan bernutrisi, seperti kedelai, kacang-kacangan, dan ikan yang mengandung omega-3. Selain itu, Anda juga dapat menganjurkan anak untuk mengonsumsi alpukat dan telur yang mengandung lemak jenuh tunggal, serta sayuran yang mengandung antioksidan.

Baca Juga:

3. Pinggul membesar

Terakhir, semakin dewasa anak perempuan Anda, dapat dilihat dari pinggulnya yang membesar serta kenaikan berat badan yang cukup signifikan. Selain itu, badannya mulai mudah berkeringat, muncul bau badan, serta suasana hati yang mudah berubah-ubah. Hal ini menunjukkan tanda-tanda pubertas yang wajar bagi anak perempuan pada usia pubertas.

Di era digital seperti saat ini, dengan pengaruh lingkungan dan budaya yang beragam, orang tua harus senantiasa memperhatikan perkembangan anak. Orang tua sudah sepatutnya untuk dapat mendidik dan mengajari anak bagaimana norma dan tata krama dalam bergaul di lingkungan secara nyata maupun di dunia maya.

Jangan biarkan anak Anda, terutama para remaja perempuan terjerumus dalam hal-hal negatif seperti pergaulan bebas, bermain hingga malam hari, dan sebagainya. Emosinya yang labil bisa saja menjerumuskan pada hal-hal yang dapat merusak masa depan. Orang tua hendaknya mengajarkan bagaimana menutup aurat, berkata-kata yang pantas, dan berperilaku sopan.

Baca Juga: Anak Bayi Menstruasi? Tidak Perlu Panik

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.

Asnan

Tenaga Pendidikan… More »

Related Articles

Back to top button