Tidak Menghujat Pemimpin, Tetapi Berdoa


Ilustrasi Media Sosial (pixabay.com/PhotoMIX-Company)

Dalam era digitalisasi, segala informasi yang berkembang akan dapat dengan mudah diterima masyarakat. Begitu juga dengan berbagai kebijakan dari pemerintah.

Kebijakan pemerintah yang dianggap tidak pro rakyat, akan langsung menuai respons negatif dari masyarakat. Apalagi dari kelompok masyarakat yang berseberangan dengan pemerintah.

Peran besar media sosial

Media Sosial merupakan media terbuka yang dapat dilihat oleh siapapun. Media sosial sangat berperan dalam memengaruhi dan menggiring opini yang berkembang di masyarakat.

Media sosial seharusnya dipergunakan untuk hal-hal yang bernilai positif. Media sosial bukanlah tempat untuk menyebarkan hal-hal provokatif seperti yang berbau SARA dan politik. Berbagai hujatan, celaan terhadap para pemimpin, tidak akan memberikan dampak yang positif bagi negara.

Sangat besar pengaruh dari hujatan kepada pemimpin negara. Bagi rakyat yang menerima mentah-mentah berita tersebut tanpa meninjau kembali kebenarannya, akan menimbulkan kebencian kepada pemerintah. Semakin banyak kebencian terhadap pemerintah, maka semakin banyak pula program-program dari pemerintah yang tidak akan berjalan

Hujatan kepada pemimpin dilarang dalam agama Islam

Hujatan dalam bentuk apa pun dilarang dalam agama Islam. Hujatan terhadap seseorang yang tidak sesuai dengan sebenarnya, maka akan menimbulkan fitnah.

Dalam Alquran surat Al Hujurat, ayat 11,

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik.” (QS. Al Hujurat: 11)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

“Barangsiapa yang menghina seorang penguasa, maka Allah akan menghinakannya.” (HR Al-Tirmidzi [2224], dan berkata: “Hadis hasan”).

Pemimpin kita merupakan cermin dari kita sendiri. Semakin banyak kerusakan akhlak di masyarakat, maka Allah akan memberikan pemimpin yang mewakili rusaknya akhlak kita.

Dalam sebuah ayat Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“Demikianlah kami jadikan sebagian orang-orang yang zalim itu menjadi pemimpin bagi sebagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan”. (QS. al-An’am : 129).

Berdoa untuk pemimpin bangsa

Sebagai masyarakat, sikap yang paling baik adalah mendoakan kebaikan bagi para pemimpin. Berdoalah agar mereka dapat menjadi pemimpin yang amanah, adil, dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Doakan pula para pemimpin untuk selalu berjalan di jalan Allah, dengan berpedoman kepada Alquran dan Hadis dalam semua hal.

Doakan pula para pemimpin tersebut mendapat taufik tentang kebenaran, selalu mendapat pertolongan dari Allah. Juga doakan kepada pemimpin kita, agar mereka mendapat pembantu-pembantu yang saleh dan dijauhkan darinya teman-teman yang jahat.

Dengan mendoakan para pemimpin, selain kita mendapat pahala atas doa kita, kita pun juga memberikan sumbangsih terhadap negara ini.

Dari ‘Auf bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda,

Sebaik-baik pemimpin kalian adalah yang kalian mencintai mereka dan mereka pun mencintai kalian. Mereka mendoakan kalian dan kalian pun mendoakan mereka. Sejelek-jelek pemimpin kalian adalah yang kalian membenci mereka dan mereka pun membenci kalian, juga kalian melaknat mereka dan mereka pun melaknat kalian.” Kemudian ada yang berkata, ”Wahai Rasulullah, tidakkah kita menentang mereka dengan pedang?”   Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak, selama mereka masih mendirikan salat di tengah-tengah kalian. Jika kalian melihat dari pemimpin kalian sesuatu yang kalian benci, maka bencilah amalannya  dan janganlah melepas ketaatan kepadanya.” (HR. Muslim no. 1855)

Maka sebaiknya kita hindari hujatan/celaan tersebut. Apabila kita tidak secara langsung dapat membangun Negara ini, marilah kita mulai dengan doa. Agar Negara ini dapat menjadi lebih baik.

Ar Ra’d ayat 11

Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Baca Juga: Renungan Tentang Kematian


Like it? Share with your friends!

Legend

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *