5 Film Tentang Perjuangan Buruh Terbaik, Mengangkat Suara Kaum Tertindas!

Meskipun disebut sebagai pekerja, kaum buruh secara realitas memiliki porsi pekerjaan yang jauh lebih berisiko dan berat dengan mengutamakan kekuatan fisik.
Dikarenakan sifat pekerjaan yang cenderung berbahaya, para buruh seakan tidak bosan-bosan memperjuangkan hak-hak yang sesuai dengan ukurannya sebagai manusia, yaitu tuntutan berupa kondisi kerja yang lebih baik dan upah yang tergolong layak.
Untuk itu, perjuangan kaum buruh dalam menegakkan keadilan antarsesamanya sering kali melukiskan berbagai kisah penuh warna baik berupa kesedihan, keterancaman, ketidakadilan, kemuraman, ketidakpedulian, kepiluan, dan bahkan keharuan sebagai simpul akhirnya.
Semua gambaran itu dapat diresapi secara jelas melalui beberapa film tentang perjuangan buruh di bawah ini yang mampu menginspirasi kaum buruh untuk terus maju memperjuangkan haknya sampai titik darah penghabisan.
1. Suffragette

Tidak ada hal yang begitu penting selain memperjuangkan kehidupan dengan mencari uang untuk sekadar mengganjal perut kosong. Begitulah pemikiran dasar seorang pekerja binatu bernama Maud Watts sebelum menyadari suatu ketidakadilan yang terjadi pada sejumlah wanita di sekitarnya.
Setelah itu, Maud Watts tergerak untuk bergabung ke dalam sebuah kelompok aktivis berjuluk “Suffragette” dengan melakukan sejumlah aksi seperti demonstrasi, sabotase, perusakan, dan mogok makan sewaktu di penjara.
Gambaran betapa sulitnya memperjuangkan hak politik perempuan di awal abad ke-20 benar-benar dapat dirasakan secara ekspilisit. Namun, angin segar tidak lama menghampiri setelah sebuah keputusan yang menyatakan bahwa para wanita di Inggris yang berusia 30 tahun ke atas boleh diberikan hak pilih sejak 1918. Kemudian, perkembangan semakin menunjukkan sinarnya saat wanita diberikan perluasan hak untuk memilih dari usia 21 tahun sejak 1928.
Film tahun 2015 ini berhasil mengaduk-aduk perasaan penonton dengan perlakuan pemerintahan Inggris di masa itu terhadap kaum perempuan.
Durasi sekitar 106 menit seakan-akan menyihir sepasang mata penikmat sinema yang benar-benar bisa merasakan kesungguhan alur cerita dengan didukung oleh kemampuan akting dari sejumlah aktor ternama seperti Carey Mulligan, Meryl Streep, Helena Bonham Carter, Ben Whishaw, dll.
Baca Juga:
2. Roma

Kisah seorang pembantu rumah tangga yang bertugas untuk keluarga kelas menengah di Colonia Roma, Meksiko, berhasil menarik perhatian dunia melalui film yang memiliki latar belakang pada tahun 1970-an.
Meskipun sudah merasa serasi dengan anak-anak majikannya, Cleo seakan-akan masih dikungkung oleh perasaan ketidakpastian karena menghadapi sebuah kehamilan yang tidak direncanakan.
Selain itu, beban pikiran semakin berat lantaran menyadari suatu krisis yang terjadi dalam kehidupan majikannya.
Ditukangi oleh sutradara bertangan dingin, Alfonso Cuarón, film yang rilis tahun 2018 ini menerapkan sinematografi hitam-putih agar pendekatan secara personal terhadap sudut pandang penontonnya dapat lebih teresap secara nyata.
Sejumlah aktor berdarah Amerika Latin dipercaya memainkan perannya di film berdurasi 135 menit ini seperti Yalitza Aparicio, Marina de Tavira, Jorge Antonio Guerrero, dan masih banyak lainnya.
Biarpun diperankan oleh sejumlah aktor yang masih asing di telinga khalayak umum, Roma sukses menorehkan beragam penghargaan seperti Academy Awards (Oscar), Golden Globe Awards, British Academy Film Awards (BAFTA), Critics’ Choice Movie Awards, dan masih banyak lainnya.
3. American Factory

Film ini menceritakan tentang sebuah perusahaan kaca mobil Fuyao asal Tiongkok membuka fasilitas pada bekas pabrik General Motors yang telah ditutup di Moraine, Ohio.
Gambaran perbedaan budaya dalam bekerja antara buruh dari Tiongkok dan buruh dari Amerika Serikat terlihat cukup menonjol. Buruh Negeri Paman Sam terbiasa dengan sistem kerja yang santai dan memiliki banyak hari libur, sedangkan buruh asal Negeri Tirai Bambu sudah sangat lazim dengan kultur kerja keras yang menerapkan kedisiplinan tingkat tinggi dan jam kerja yang lebih panjang.
Selain itu, bumbu-bumbu perbedaan pandangan politik antara komunisme dan kapitalisme juga dapat dirasakan ketika sejumlah buruh lokal menuntut hak-haknya dengan membentuk serikat buruh.
Ditayangkan pada tahun 2019, film bergenre dokumenter yang diproduksi oleh perusahaan milik Barack dan Michelle Obama bernama Higher Ground Productions ini berhasil mengukir sebuah prestasi membanggakan dengan menggondol penghargaan Academy Award untuk kategori Dokumenter Terbaik pada tahun 2020.
4. Made in Dagenham

Isu kesetaraan gender menguat tatkala aksi pemogokan pekerja perempuan di pabrik mobil Ford Dagenham pada tahun 1968 dikemukakan oleh Rita O’Grady.
Dalam tuntutannya, para pekerja perempuan meminta hak-hak yang sama dengan apa yang didapatkan laki-laki dalam konteks pendapatan.
Buah perjuangan pun seakan dituai dengan hasilan yang sempurna. Berkat dukungan dari serikat pekerja dan politisi bernama Barbara Castle, sebuah undang-undang penting dalam sejarah hak pekerja (Equal Pay Act 1970) berhasil disahkan.
Meskipun bergenre komedi drama, pesan inspiratif dalam menghadapi tantangan sosial dan politis pada film yang dirilis tahun 2010 ini memberikan efek seperti perilaku pantang menyerah terhadap penontonnya. Di tambah lagi, sejumlah aktor asal Inggris seperti Sally Hawkins, Miranda Richardson, Bob Hoskins, Rosamund Pike, dll tampak saling bersumbangsih sesuai porsinya dalam menghidupkan suasana pergejolakan mengenai isu-isu pandangan tradisional seorang perempuan.
Baca Juga:
5. 12 Years A Slave

Penderitaan seakan tidak menemukan titik terangnya dalam kehidupan seorang Solomon Northup yang terjadi di abad ke-19.
Kekejaman sistem perbudakan di Amerika Serikat sebelum Perang Saudara menggerogoti hidup pria kulit hitam itu sehiggga harus menelan kepahitan selama dua belas tahun lamanya.
Beragam kekerasan fisik dan psikologis menyandera Solomon, meskipun pengakuan sebagai manusia yang merdeka atau bukan seorang budak telah dinyatakan secara berulang kali pada majikannya. Namun, tetap tidak ada yang memercayainya hingga seorang abolisionis dari Kanada datang untuk menolongnya keluar dari situasi tersebut.
Gubahan Steve McQueen ini diambil dari memoar asli seorang Solomon Northup pada tahun 1853 dengan mengangkat judul yang sama, yaitu 12 Years A Slave.
Tidak hanya itu, film tahun 2013 ini terasa semakin epik dengan kehadiran sejumlah aktor papan atas Hollywood yang saling berlaga dalam perannya masing-masing seperti Chiwetel Ejiofor, Michael Fassbender, Lupita Nyong’o, Benedict Cumberbatch, Paul Dano, dan Brad Pitt.
Penghargaan berupa Academy Award untuk Best Picture di tahun berikutnya semakin memperkuat reputasi film berdurasi 134 menit ini melalui penyuguhan kualitas gambar dan jalan cerita yang mengagumkan.
Itu dia kelima film tentang perjuangan buruh atau pekerja yang masing-masing memiliki kisah inspiratif untuk keluar dari ketidakadilan dan menuntut sebuah hak sebagai manusia sejati.
Baca Juga: Inspirasi dan Aksi Seru Film ‘The Karate Kid’: Perjuangan dan Pembelajaran Hidup
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.