Social & Culture

5 Tradisi Lebaran di Indonesia, Simbol Keragaman Budaya Indonesia

Lebaran atau Idulfitri adalah hari besar bagi umat Muslim di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Setelah sebelumnya harus menahan lapar, haus, dan juga emosi selama 12 jam lebih, kurang lebih 30 hari, umat Muslim pun merayakan lebaran sebagai hari kemenangan.

Banyak yang memanfaatkan hari raya Idulfitri menjadi moment yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga dan kerabat di kampung halaman. Setelah melaksanakan Sholat Ied biasanya umat muslim mengadakan acara “sungkeman”, yaitu acara maaf-maafan kepada orang yang lebih dewasa. Lalu mengadakan acara open house untuk berkumpul berasama kerabat, lalu makan bersama.

Namun tidak semua daerah di Indonesia melakukan kegiatan yang sama. Berikut ini, saya akan membahas sedikit tentang beberapa tradisi Lebaran di Indonesia.

1. Meugang (Aceh)

Meugang (Pemkot Aceh)

Meugang, Makmeugang atau Makmuegang adalah tradisi menyembelih kurban berupa kambing atau sapi. Meugang dilakukan 3 kali setahun yakni di bulan Ramadhan, Iduladha, dan pastinya Idulfitri. Masyarakat Aceh memotong kambing, sapi, kemudian dibagikan untuk orang-orang yang kurang mampu. Ada pula yang memasaknya terlebih dahulu kemudian dibagikan kepada orang-orang kurang mampu. Tujuan utamanya untuk menjalin silaturahmi.

Baca Juga:

2.  Grebek  Syawal (Yogyakarta)

Grebek  Syawal (antara)

Tradisi ini merupakan tradisi keraton dalam memperingati lebaran. Grebeg Syawal diawali dengan keluarnya Gunungan Lanang (Kakung) dan dibawa ke Mesjid Gede Keraton Nyayogyakarta untuk didoakan.

Gunung Lanang ini terbuat dari sayuran dan hasil bumi lainnya dan dikawal oleh prajurit keraton. Nantinya masyarakat akan berebutan mengambil hasil bumi yang terdapat di Gunung Lanang. Konon katanya tradisi ini dipercaya oleh masyarakat dapat membawa keberkahan dan ketentraman.

Gunung Lanang terbuat dari sayur-sayuran dan hasil bumi lainnya. Gunungan tersebut dikawal oleh prajurit keraton. Puncaknya, masyarakat akan memperebutkan hasil bumi di Gunung Lanang yang dipercaya membawa berkat.

3. Perang Topat (Lombok)

Perang Topat (Kemenparekraf)

Selain dimakan, di Lombok, Nusa Tenggara Barat, ketupat juga dijadikan alat perat. Perang di sini adalah saling melemparkan ketupat setelah berdoa dan berziarah di Makam Loang Baloq di kawasan Pantai Tanjung Karang dan Makam Bintaro di kawasan Pantai Bintaro setelah Lebaran.

Melempar ketupat dipercaya dapat mengabulkan doa. Sejatinya Perang Topat adalah simbol kerukunan umat Hindu dan Islam di Lombok, sebab peserta perang topat adalah masyarakat dari kedua umat.

4. Tumbilotohe (Gorontalo)

Tradisi Tumbilotohe (antaranews)

Masyarakat setempat memasang lampu sejak tiga malam terakhir menjelang Idulfitri. Tradisi memasang lampu tersebut awalnya untuk memudahkan warga memberikat zakat fitrah di malam hari. Kala itu, lampu terbuat dari damar dan getah pohon.

Seiring waktu, lampu diganti dengan minyak kelapa dan kemudian beralih menggunakan minyak tanah. Tradisi ini sudah berlangsung sejak abad ke-15 masehi. Kini, lampu yang dipasang hadir dalam berbagai bentuk dan warna. Lampu dipasang tak hanya di rumah, tetapi juga di tempat umum sampai di sawah.

Baca Juga:

5. Binarundak (Sulawesi Utara)

Prosesi Binarundak (bolmora.com)

Makan nasi jaha beramai-ramai dilakukan oleh masyarakat di Motoboi Besar. Bersama-sama mereka membuat nasi jaha yang terbuat dari beras ketan, santan, dan jahe yang kemudian dimasukan bambu berlapis daun pisang, dan dibakar dengan sabut kelapa.

Aktivitas membakar bambu tersebut dilakukan di jalan atau lapangan, selesai dibakar seluruh masyarakat makan bersama sambil bersilaturahmi.

Nah itu tadi beberapa tradisi Lebaran di Indonesia. Besarnya wilayah Indonesia membuat kebudayaannya pun berbeda di setiap wilayahnya. Semoga tradisi-tradisi tersebut dapat terus bertahan agar menjadi ciri khas Indonesia.

Baca Juga: 6 Permainan Anak Tradisional Menggunakan Sarung, Bukan Cuma Perang Sarung!

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button