4 Pertanyaan Tentang Fenomena Alam Aurora, Ketika Angin Matahari Bertabrakan Dengan Atmosfer Bumi

Aurora merupakan fenomena alam di mana terlihat cahaya yang menari-nari indah di langit dengan berbagai warna. Aurora biasanya terjadi di daerah kutub, baik kutub selatan maupun utara.
Di balik aurora yang sangat indah, ternyata ada peristiwa alam besar yang terjadi. Menarik? Berikut beberapa pertanyaan tentang fenomena alam aurora dan jawabannya
1. Bagaimana Proses Terjadinya Aurora?
Aurora terjadi akibat atom-atom yang bertumbukan dengan partikel-partikel bermuatan, terutama elektron dan proton yang berasal dari Matahari. Partikel-partikel tersebut terlempar dengan kecepatan lebih dari 500 mil per detik dan terhisap medan magnet bumi di sekitar kutub utara dan selatan.
Warna-warna yang dihasilkan disebabkan benturan partikel dan molekul atau atom yang berbeda. Misalnya aurora hijau terjadi akibat benturan partikel elektron dengan molekul nitrogen. Aurora merah terjadi akibat benturan partikel elektron dengan atom oksigen.
Bagian penting dari mekanisme aurora adalah ‘Angin Matahari’ yaitu suatu aliran partikel yang keluar dari Matahari. Angin Matahari menggerakkan sejumlah besar listrik di atmosfer (sabuk Van Allen). Energi ini akan mempercepat partikel ke atmosfer bagian atas yang kemudian akan bertabrakan dengan berbagai gas. Hasilnya adalah warna-warna di angkasa yang bergerak-gerak. Tekanan listrik mengeluarkan molekul gas menjadi keadaan energi yang lebih yang mengakibatkan lepasnya foton.
Reaksi antara partikel angin matahari dengan atmosfer bumi, menghasilkan berbagai macam warna pada aurora. Perbedaan warna ini dipengaruhi oleh jenis atom yang berinteraksi dengan proton dan elektron, mengingat pada ketinggian-ketinggian tertentu, jenis atom penyusun atmosfer tidaklah sama.
Pada ketinggian di atas 300 km, partikel angin matahari akan bertumbukan dengan atom-atom hidrogen sehingga terbentuk warna aurora kemerah-merahan. Semakin turun, yakni pada ketinggian 140 km, partikel angin matahari bereaksi dengan atom oksigen yang membentuk cahaya aurora berwarna biru atau ungu. Sementara itu, pada ketinggian 100 km proton dan elektron bersinggungan dengan atom oksigen dan nitrogen sehingga aurora tervisualisasikan dengan warna hijau dan merah muda.
Interaksi antara angin matahari dengan medan magnet bumi. Sebagian partikel-partikel matahari tertarik menuju kutub.
Baca Juga:
2. Apakah Aurora Berbahaya?
Yang berbahaya sebetulnya bukan Auroranya akan tetapi badai mataharinya yang perlu diwaspadai. Menurut Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), badai ini bisa menimbulkan berbagai gangguan saat lonjakan arus listrik, gangguan sinyal radio, televisi, dan telepon.
Belum ada pembuktian bahwa Aurora berbahaya bagi manusia. Akan tetapi fenomena ini dapat mengganggu jaringan telekomunikasi (seperti yang dijelaskan oleh NOAA). Pengaruh proton-proton yang bertumbukkan dengan atom di atmosfer dapat mengganggu penerimaan radio, televisi dan telegram.
Hal ini disebabkan karena saat titik-titik di atmosfer terganggu oleh proton dari matahari, atmosfer tidak lagi menahan sinyal dan memantulkannya ke bumi.Sinyal tersebut justru diteruskan ke luar angkasa. Akibatnya tidak ada sinyal yang diterima televisi, radio atau telegram.
Partikel yang bermuatan dalam angin matahari, magnetometer dan ionosfer membawa aliran listrik berskala besar. Jika aliran ini berubah di dekat bumi, dapat menyebabkan kerusakan peralatan listrik. Gangguan aurora pada kawat telegraf yang paling menakjubkan terjadi di Amerika Serikat. Sebuah aurora fantastis yang terjadi pada bulan September 1851, telah mengganggu seluruh saluran telegraf di New England dan memporak porandakan transaksi bisnis.
3. Di wilayah mana saja terjadi fenomena alam aurora?
Di bumi, aurora terjadi di daerah di sekitar kutub Utara dan kutub Selatan magnetiknya. Pada lintang tertinggi dan terendah di planet, matahari, atmosfer dan magnet bertabrakan melukis langit dengan kilauan cahaya menakjubkan kadang hijau kadang bercampur dengan pink atau kemerah-merahan.
Aurora yang terjadi di daerah sebelah Utara dikenal dengan nama Aurora Borealis yang berarti Dewi Fajar Rom atau Aurora Boreas yang bermakna Angin Utara (dalam bahasa Yunani). Aurora borealis selalu terjadi di antara September dan Oktober dan Maret dan April.
Fenomena aurora di sebelah Selatan yang dikenal dengan Aurora Australis mempunyai sifat-sifat yang serupa. Tapi kadang-kadang aurora muncul di puncak gunung di iklim tropis.
Baca Juga:
4. Kenapa fenomena alam aurora tidak pernah terjadi di Indonesia?
Seperti diketahui bahwa fenomena aurora muncul karena adanya interaksi yang berkaitan dengan medan magnet Bumi. Wilayah dengan lintang tinggi (belahan utara dan selatan Bumi) diperkirakan mengalami dampak paling besar terjadinya aurora.
Meskipun partikel-partikel tersebut ada di atmosfer, kemungkinan untuk melihat aurora di Indonesia sangatlah kecil. Di dekat khatulistiwa, garis medan magnet hampir sejajar dengan permukaan bumi, yang berarti aurora cenderung terkonsentrasi di dekat wilayah kutub.
Mengingat letak geografis Indonesia berada di garis khatulistiwa sehingga fenomena aurora tidak dapat terlihat. Itulah sebabnya aurora tampak seperti pita cahaya yang bergerak sebagai respon terhadap medan magnet. Sebagai informasi, medan magnet bumi hanya ada di kutub utara dan kutub selatan.
Baca Juga: Mengenal 5 Lapisan Atmosfer Bumi, Beserta Karakteristik dan Manfaatnya Bagi Kehidupan