5 Pertanyaan Tentang Laut dan Siklus Air

Sebagian besar air terdapat di laut dan samudra. Sekitar 97,5% dari total air di bumi adalah air laut, sedangkan sisanya terdiri dari air tawar yang sebagian besar terdapat di air tanah dan es di kutub serta gletser di pegunungan. Diperkirakan hanya sekitar 0,3% dari air di dunia yang berupa air permukaan seperti sungai, danau, dan waduk.
Air adalah zat yang tidak pernah berkurang sejak Tuhan menciptakan bumi, tetapi kuantitas dan kualitas air tawar yang layak buat manusia terus berkurang.
Berikut beberapa pertanyaan dan fakta menarik tentang laut dan siklus air.
1. Kenapa di laut ada ombak?
Ombak merupakan gelombang air laut yang bergulung-gulung menuju tepi pantai. Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya ombak di laut:
- Adanya angin
- Adanya aktivitas manusia dan hewan di laut
- Pergerakan tanah di bawah laut
- gempa bumi dan letusan gunung berapi
- gaya grafitasi bulan
- Perbedaan kedalaman antara tengah laut dan pantai.
- Terjadinya hujan
Baca Juga:
2. Bagaimana proses turunnya hujan?
Bumi kita terdiri dari 2/3 daerah lautan dan 1/3 daerah daratan. Saat kita melihat air yang sangat banyak di lautan, rasanya airnya diam saja ya di tempatnya. Padahal, setiap detiknya air laut itu menguap, dipanaskan oleh sinar matahari.
Uap-uap air menuju ke langit, dan semakin tinggi suhu atmosfer (langit) semakin dingin. Uap air terkumpul dan menggumpal membentuk awan. Lalu awan-awan tertiup angin jauh dan tinggi sekali. Sesampainya di ketinggian tertentu, awan-awan mengembun kemudian jatuh menjadi air hujaan.
Air hujan bisa jatuh di laut atau danau, bisa juga jatuh di daratan. Begitu menyentuh tanah, air hujan akan diserap tanah dan menjadi air tanah. Air hujan yang masuk sungai mengalir kembali ke lautan. Gitu deh, nanti air lautnya akan menjadi uap air dan kembali terulang siklus air ini.
3. Kenapa air laut terasa asin?
Di dalam air laut itu terkandung banyak hal, salah satunya garam. Kok tahu sih air laut itu ada garamnya? Nah, coba yuk kita lihat petani garam. Biasanya, mereka membuat lubang-lubang (seperti sawah) di dekat pantai, lalu lubang tersebut dimasukkan air laut. Didiamkan saja deh air lautnya, sampai semuanya menguap menjadi uap air. Nanti akan tertinggal butiran putih dari bekas tempat air laut, yang kita sebut garam. Jadi sebenarnya air laut itu asin karena ada garamnya.
4. Berapa kadar asin air laut?
Pernahkan adik-adik pergi ke laut? Tentunya adik-adik yang pernah bermain ke laut tahu bahwa air laut itu rasanya asin. Tapi, seasin apakah air laut itu?
Kadar keasinan air, yang oleh para pakar disebut sebagai salinitas, sebenarnya berbeda-beda untuk setiap laut. Secara umum salinitas air laut adalah 35 gram/kilogram. Artinya, terdapat 35 gram garam yang terlarut dalam setiap 1 kilogram air laut.
Samudra yang paling asin di dunia adalah Samudra Atlantik, yang memiliki salinitas sekitar 37 gram/kilogram. Beberapa danau di dunia seperti Laut Mati (yang sebenarnya adalah sebuah danau) memiliki salinitas yang lebih besar dari lautan. Diperkirakan lebih dari 200 gram garam terlarut dalam setiap 1 kilogram air Laut Mati.
5. Berapa banyak garam yang ada di laut?
Diperkirakan volume total air di lautan Bumi mencapai sekitar 1,35 miliar kilometer kubik. Jika kita ambil rata-rata 35 gram garam per liter (atau 35 kilogram per meter kubik, mengingat 1 meter kubik = 1000 liter), maka total massa garam di lautan diperkirakan mencapai angka yang sulit dibayangkan, yaitu sekitar 47 kuadriliun kilogram atau 47 juta miliar ton!
Secara rata-rata, kadar garam atau salinitas air laut adalah sekitar 3,5 %, yang berarti setiap satu kilogram air laut mengandung sekitar 35 gram garam terlarut. Meskipun terlihat kecil dalam skala per kilogram, jika dikalikan dengan volume air laut di seluruh dunia, jumlah total garam menjadi luar biasa fantastis.
Walaupun kebanyakan air laut di dunia memiliki kadar garam sekitar 3,5 %, air laut juga berbeda-beda kandungan garamnya. Yang paling tawar adalah di timur Teluk Finlandia dan di utara Teluk Bothnia, keduanya bagian dari Laut Baltik. Yang paling asin adalah di Laut Merah, di mana suhu tinggi dan sirkulasi terbatas membuat penguapan tinggi dan sedikit masukan air dari sungai-sungai.
Baca Juga:
6. Dari manakah asalnya garam-garam di laut?
Udara di atmosfir kita mengandung banyak sekali zat karbon dioksida (CO2) yang menyebabkan hujan menjadi sedikit bersifat asam. Batuan di daratan yang terkena hujan asam ini bisa tererosi dan terurai menjadi ion-ion seperti Natrium dan Klor yang bersifat ‘asin’. Ion-ion ini terbawa oleh sungai sampai ke laut dan membuat air laut berasa asin.
Proses penguapan air dari permukaan laut juga berperan penting dalam menjaga konsentrasi garam. Ketika air menguap sebagai bagian dari siklus air, garam dan mineral terlarut tertinggal di lautan, menyebabkan konsentrasi garam terus meningkat dari waktu ke waktu. Meskipun air tawar terus menerus masuk ke laut melalui sungai dan curah hujan, lautan telah terbentuk selama miliaran tahun, memungkinkan garam terakumulasi hingga tingkat keasinan yang kita kenal sekarang.
Baca Juga: Bergemuruh di Pantai, Ini 7 Penyebab Terjadinya Ombak di Laut