10 Kata Mutiara Masyarakat Jawa, Kocak dan Penuh Makna!
Masyarakat Jawa termasuk suku terbesar di Indonesia. Mereka tidak hanya di Pulau Jawa tetapi sudah menyebar di berbagai pulau di Indonesia dan negara sekitar. Bahkan hingga di Suriname, Amerika Selatan. Hal ini tidak terlepas dari kesukaan merantau masyarakat Jawa dan juga program kolonisasi Belanda dan transmigrasi pada era presiden Soeharto.
Banyaknya literatur Jawa yang berkembang mulai zaman kerajaan kuno hingga kini, menjadikan masyarakat Jawa memiliki banyak sekali kata mutiara penuh hikmah. Bahkan banyak juga yang kocak, lucu dan unik.
Membaca beberapa literatur yang ada bahkan di bak belakang truk juga terdapat kata-kata kocak penuh makna. Setelah menyaring berbagai sumber, penulis menemukan 10 kata mutiara penuh hikmah dari masyarakat Jawa yang kocak dan bermakna mendalam. Apa sajakah? Simak penjelasan berikut ini.
1. Kadang mripat bisa salah nyawang, kuping bisa salah krungu, lambe bisa salah ngomong, nanging ati ora bisa diapusi
Terkadang mata bisa salah melihat, telinga bisa salah mendengar, mulut bisa salah mengucap, tetapi hati tidak bisa dibohong dan membohongi.
Hidup itu bisa salah. Alat panca indera manusia bisa saja salah. Mata yang kita miliki bisa salah melihat sebab mata rabun atau bahkan dalam kegelapan malam. Sehingga apa yang dilihat tidak jelas bahkan bisa salah. Telinga bisa salah mendengar sebab ada suara lain yang berisik dan membuat suara kurang jelas. Atau mulut bisa salah mengucapkan kata-kata sebab salah eja atau lidahnya cedal. Maka semuanya anggap saja bisa salah.
Manusia bisa berbuat salah kapan saja dan dimana saja. Yang penting kembali berbuat baik. Sama seperti hati kita. Tidak bisa dibohongi san membohongi. Boleh kita berbohong, tapi hati merasa itu salah. Untuk itulah kita renungkan, berbuatlah sesuai hati nurani. Sebab hati tidak bisa bohong dan membohongi.
Baca Juga:
2. Ngapusi kuwi hakmu. Nek kewajibanku ya mung etok-etok ora ngerti yen mbok apusi
Berbohong itu hakmu. Kewajibanku ya hanya berpura-pura tidak tahu kalau kamu membohongi.
Manusia itu bisa berlaku apa saja termasuk berbohong. Itu hak seseorang. Coba kalau ada orang berbohong dan membohongimu, terus kamu marah dan menyatakan bahwa dia berbohong, pastilah terjadi pertengkaran. Terjadi permusuhan. Agar harmonis dalam berhubungan dengan orang lain, kadang perlu berpura-pura tidak tahu kalau dibohongi. Dosa berbohong ditanggung sendiri.
Misalnya, hidup berumah tangga. Ada seorang suami yang berbohong dan istri langsung marah dan menuduh maka si suami akan balik marah. Untuk itu, si istri santai saja dan anggap kewajibannya pura-pura tidak tahu dan menyelidikinya serta menangkap basah kebohongannya.
3. Uripmu kaya wit gedhang, duwe jantung nanging ora duwe ati
Hidupmu seperti pohon pisang, memiliki jantung tetapi tidak memiliki hati dan perasaan.
Hidup itu penuh warna. Manusia berbuat sesuka hati tanpa memperhatikan perasaan orang lain. Bahkan bisa diibaratkan pohon pisang. Ada dua ibarat pohon pisang. Setelah berbuah akan mati. Yang kedua pohon pisang memiliki jantung tapi tidak memiliki jantung atau perasaan.
4. Urip ya mesti akeh cobaan. Yen akeh saweran jenenge dangdutan
Hidup itu pasti banyak cobaan. Jika banyak saweran namanya dangdutan.
Sebuah ungkapan sindiran bagi kita. Memang hidup itu banyak cobaan. Cobaan tidak memiliki kekayaan. Cobaan belum ketemu jodoh dan masih jomblo. Namun, semua itu harus dijalani. Jangan merasa hidup ini lurus saja. Ada duri dan onak. Cobaan diberikan Tuhan unruk meningkatkan kepercayaan dan ibadah kita pada Tuhan. Lain halnya dengan saweran. Banyak sawèran berarti acara dangdutan.
5. Mbok ra mung ngopi terus, pisan-pisan ngombe teh. Ben ngerti yen urip ki ra mung pait, nanging ya ana sepete
Ya jangan hanya minum kopi terus, sekali-kali minum teh. Biar mengerti kalau hidup ini tidak hanya pahit tetapi juga ada rasa sepet.
Hidup itu bervariasi. Jangan hanya berpikir tentang pahitnya kehidupan. Berpikirlah hidup itu silih berganti. Ada susah ada senang. Siklus ini sudah ada dalam Al-Qur’an bahwa setelah ada kesulitan ada kemudahan.
Sama seperti ibarat orang minum. Jangan terus menerus minum kopi. Sesekali minum teh sehingga bisa tahu rasanya. Rasa yang berbeda.
Baca Juga:
6. Urip kuwi ibarate kopi asli tanpa gendhis. Yen kowe ora bisa carane nikmati, mesti wae rasane pait
Hidup itu diibaratkan minum kopi asli tanpa gula. Jika kamu tidak.bisa.menikmati, rasanya pasti saja pahit
Kopi tanpa gula pasti rasanya pahit. Seperti kehidupan yang kita jalani. Jika tidak menikmati dan berserah diri, maka terasa pahit. Hidup itu penuh cobaan dan penderitaan sama seperti minum kopi asli. Pahit. Jika hidup tidak dinikmati hanya akan menjadi susah. Hidup terasa pahit dan getir. Untuk itu santai dan berserah diri pada Tuhan. Sebab kita ibarat wayang dsngan Tuhan sebagai dalang. Terserah dalangnya mau menjalankan kita sebagai wayang. Apakah menserita atau bahagia. Jadi, nikmati sajalah hidup ini.
7. Aja keminter mundhak keblinger, aja cidra mundhak cilaka
Jangan menyombongkan diri takutnya nanti bingung. Jangan pula berbohong takutnya nanti celaka.
Sebuah ungkapan yang bagus. Hidup dijalani dengan tawakal dan berbuat baik. Janganlah kita berlaku sombong, sebab kesombongan hanya membuat hidup keblinger alias salah jalan dari kebenaran.
Begitu juga jangan suka berbohong. Jangan suka membohongi orang lain sebab menimbulkan celaka diri kita sendiri.
Orang yang suka berbohong akan dibenci orang lain. Jujurlah maka hidup akan renang dan tenteram.
8. Yen omong aja kelegen, mundhak lambemu dirubung semut
Kalau berbicara janganlah terlalu manis, sebab bibirmu nanti dirubung semut.
Hidup dijalani dengan bersahaja. Mulut dijaga dengan sebaik mungkin. Jangan sering berjanji demi mendapatkan keuntungan dan kekuasaan. Sebab auatu saat nanti dikerubuti keburukan karena berbuat buruk. Contoh, orang bermulut manis terutama saat meminjam uang. Saat ditagih juga bermulut manis. Lama-kelamaan keburulan akan muncul dari ucapan kita seperti dikerubuti semut. Mengotori juga menggigit.
9. Nek ngomong aja kedhuwuren, mengko ndak lambemu kesampluk montor mabur
Kalau bicara jangan terlalu tinggi, agar nantinya mulutmu tidak ketabrak pesawat.
Berbicaralah dengan sopan dan hati-hati. Jangan terlalu tinggi apalagi penuh kesombongan. Karena biasanya kesombongan akan menjadikan kehancuran dan di sini diibaratkan bibirnya ditabrak pesawat.
Baca Juga:
10. Tresna iku kadang kaya criping tela isa ajur nek ora ngati-ati leh nggawa
Cinta itu terkadang seperti ceriping ketela dapat hancur kalau tidak berhati-hati saat membawa.
Cinta dan benci itu memiliki pemisah yang tipis. Labirin tipis seperti ceriping ketela. Saat membawanya harus hati-hati. Jika tidak hati-hati, akan hancur.
Demikian 10 kata mutiara masyarakat Jawa yang kocak dan penuh makna. Semoga bermanfaat dan salam literasi.
Baca Juga: 10 Kata Mutiara Kehidupan dari Negeri Arab yang Menyentuh Hati
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.