12 Jenis Karya Sastra Lama dan Contohnya, Dari Mantra Hingga Hikayat

Karya sastra lama biasa disebut sastra klasik atau sastra tradisional. Disebut sastra klasik atau lama sebab perkembangannya terjadi sebelum kedatangan pengaruh sastra dari Eropa ke Indonesia. Beberapa bentuk karya sastra lama seperti dongeng, mantra, pantun, syair dan juga legenda.
Pembaca Bekelsego yang budiman, sebelum membahas jenis karya sastra lama, penulis menyampaikan ciri-ciri sastra lama atau klasik. Sastra lama memiliki ciri:
- nama penciptanya tidak diketahui atau anonim,
- pralogis sebab ceritanya banyak diwarnai hal-hal gaib,
- banyak menggunakan kata-kata baku seperti alkisah, sahibul hikayat, merumus empunya cerita, konon dan pada zaman dahulu,
- peristiwa yang dikisahkan berupa kehidupan istana, raja-raja, dewa-dewa, pahlawan dan tokoh mulia lainnya,
- berkembang secara lisan dari mulut ke mulut melalui bahasa tutur yang disebabkan belum adanya media cetak dan elektronik.
Beberapa jenis karya sastra lama yakni mantra, pantun, pantun berkait, talibun, pantun kilat, gurindam, syair, peribahasa, teka teki, fabel, legenda dan hikayat. Penjelasan beberapa karya sastra lama, silakan dibaca tulisan selanjutnya.
1. Mantra
Mantra merupakan karya sastra lama yang berisi pujian terhadap sesuatu yang gaib atau dikeramatkan seperti dewa, roh dan binatang. Mantra diucapkan oleh pawang atau dukun sewaktu berdoa atau upacara adat.
Contoh mantra menuai padi dari Minangkabau:
Hai si lansari – bagindo sari, si lansari – sari bagudun, engkau banamo – banyak namo, si lansari – ka aku tunai, urang kinari – pai baramah, urang sungkarak – pai mandulang, hai si lansari – bagindo sari, marilah kita – pulang ke rumah, serta dengan raja – raja engkau, yang berbaju – hadun tumadun.
Baca Juga:
2. Pantun
Pantun termasuk puisi lama yang terdiri atas empat baris dalam sebait. Setiap baris terdiri atas 8-12 suku kata. Baris pertama dan kedua termasuk sampiran dan baris tiga dan empat adalah isi. Bunyi terakhir kalimatnya a-b-a-b. Contoh pantun yakni:
Kemumu di dalam semak
Ditaruh melayang selaranya
Meski ilmu setinggi tegak
Tidak sembahyang apa gunanya
3. Pantun Berkait
Pantun berkait disebut juga pantun berantai atau seloka. Pantun berkait memiliki ciri-ciri yang sama dengan pantun tetapi antara bait satu dan bait dua dan seterusnya saling berkaitan. Contoh pantun berkait yakni:
Sarang garuda di pohon beringin
Buah kemuning di dalam puan
Sepucuk surat dilayangkan angin
Putih kuning sambutlah Tuan
Buah kemuning di dalam puan
Dibawa dari Indragiri
Putih kuning sambutlah Tuan
Sambutlah dengan si tangan kiri
4. Talibun
Talibun ialah pantun yang susunannya terdiri atas enam, delapan atau sepuluh baris. Pembagian baitnya sama dengan pantun biasa yakni sampiran dan isi. Jika talibun itu enam baris, tiga baris pertama sebagai sampiran dan tiga baris berikutnya termasuk isi. Contoh talibun yakni:
Selasih di rimba Jambi
Rotan ditarik orang pauh
Putus akarnya di jerami
Kasih pun baru dimulai
Tuan bawa berjalan jauh
Itu menghina hati kami
5. Pantun Kilat
Pantun kilat biasa disebut karmina yakni pantun yang terdiri atas dua baris. Baris pertama sampiran dan baris kedua isinya. Contoh pantun kilat yakni,
Gendang gendut, tali kecapi
Kenyang perut, senanglah hati
6. Gurindam
Gurindam atau sajak peribahasa termasuk puisi lama yang memiliki ciri-ciri
- terdiri atas dua baris
- rumus rima akhirnya aa,
- berisikan ajaran, budi pekerti atau nasihat keagamaan, dan
- baris pertama merupakan syarat, sedang baris kedua berisi akibat atas apa yang disebutkan baris pertama.
Contoh gurindam yakni,
Awal diingat akhir tidak
Alamat badan akan rusak,
Barang siapa meninggalkan sembahyang
Seperti rumah tidak bertiang
Gurindam yang terkenal adalah kumpulan gurindam karangan pujangga Melayu klasik yakni Raja Ali Haji dengan judul Gurindam Dua Belas. Kumpulan tersebut terdiri atas dua belas pasal dan berisi 64 buah gurindam.
Baca Juga:
7. Syair
Syair termasuk bentuk puisi klasik yang dipengaruhi oleh budaya Arab dengan ciri-ciri
- terdiri atas empat baris,
- tiap baria terdapat 8 sampai 10 suku kata,
- tidak memiliki sampiran dan isi karena semua merupakan isi dan
- berima akhir aaaa.
Contoh syair yakni,
Tunduk menangis segala puteri
Maaing-masing berkata sama sendiri
Jahatlah perangai permaisuri
Lakunya seperti jin dan peri
8. Peribahasa
Peribahasa ialah kalimat atau kelompok kata yang tetap susunannya dan mengiaskan sesuatu dan termasuk sastra klasik yang hampir terlupakan. Berdasarkan isinya peribahasa dikelompokkan menjadi nasihat, sindiran dan pujian.
Contoh peribahasa yakni
- kalah jadi abu, menang jadi arang yang maksudnya baik yang menang atau yang kalah tetap mendapatkan kesusahan.
- sindiran bagi orang yang tidak tetap pendiriannya yaitu bagai air di daun talas.
- pujian kepada dua orang yang selalu akur yakni bagai aur dan tebing, seperti Rama dan Sinta.
9. Teka-teki
Teka-teki ialah cerita pendek yang menuntut jawaban. Biasanya nalar diabaikan dan kemampuan penebak memahami arti kiasan yang disampaikan dalam cerita. Menyusunnya harus memperhatikan keindahan bahasa. Teka-teki ada yang berbentuk karmina atau pantun kilat, ada juga yang bentuknya syair.
Contoh teka-teki yakni
- dari kecil berbaju hijau, sudah besar berbaju merah. Luarnya surga dalamnya neraka. Jawabannya cabai atau lombok.
- suatu kejadian harianlah kita, tiada berlidah pandai berkata, mulut setempat bersama mata, perkataannya jauh didengari nyata. Jawabannya pena, alat untuk menulis.
10. Fabel
Fabel atau cerita binatang ialah cerita yang tokoh-tokohnya binatang dengan peran layaknya manusia. Binatang ini dapat berbicara, makan, minum dan berkeluarga laiknya manusia. Fabel sifatnya universal dan dikenal di seluruh dunia.
Pelaku populer di Melayu yaitu kancil, di Eropa serigala, di Kamboja kelinci. Contoh kancil dalam fabel Melayu dapat berperan sebagai hakim yang mengadili perkara, penipu yang licik dan jahat, binatang sombong dan penguasa seluruh rimba raya dengan menyebut Syah Alam di Rimba Raya.
11. Legenda
Legenda ialah cerita tentang asal usul sesuatu dan legenda dibagi 3 yakni asal usul tumbuhan, asal usul binatang dan asal usul terjadinya tempat. Contoh legenda yakni padi bermula dari kuburan Dewi Sri, sapi bergelambir karena sewaktu mandi bajunya tertukar dengan baju kerbau yang lebih besar dan nama Gunung Tengger diambil dari sepasang suami istri Rara Anteng dan Jaka Seger.
Baca Juga:
12. Hikayat
Hikayat berasal dari bahasa Arab yakni haka yang artinya menceritakan atau bercerita. Hikayat berupa karya cerita dengan tokoh atau kejadian yang berhubungan dengan sejarah. Contoh hikayat yakni, hikayat si miskin, hikayat sri rama, hikayat panji semirang, hikayat raja khaibar, hikayat abdullah dan hikayat maharaja Ali.
Demikian 12 jenis karya sastra lama atau klasik dalam khazanah sastra nusantara. Semoga bermanfaat dan salam literasi.
Baca Juga: Mengenal Kesusastraan; Pengertian, Fungsi dan Jenis-Jenis Karya Sastra
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.