Sastra

Mengenal Kesusastraan; Pengertian, Fungsi dan Jenis-Jenis Karya Sastra

Kesusastraan berasal dari kata susastra yang berasal dari bahasa Sansekerta. Su artinya bagus, indah, baik. Sastra artinya buku, tulisan, huruf. Susastra bermakna tulisan atau teks yang bagus atau tulisan yang indah. Kesusastraan tidak hanya berupa tulisan, ada yang berbentuk lisan.

Kesusastraan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah (1) seni mencipta suatu karya tulis yang indah bahasanya; (2) karangan-karangan yang berupa karya sastra; (3) pengetahuan yang bertalian dengan seni sastra; dan (4) buku-buku yang termasuk lingkungan seni sastra.

Berdasarkan pengertian di atas, sastra sebagai seni dan sastra sebagai ilmu atau pengetahuan. Sastra merupakan produk budaya yang mengutamakan keindahan dengan media berupa bahasa.

Sastra memiliki ciri berupa medium berupa bahasa dan gaya penyajiannya indah menarik karena tertata dengan baik sehingga menimbulkan kesan dan daya tarik bagi pembaca atau penikmat. Sastra juga bersifat imajinatif sebagai hasil renungan, khayalan dan perasaan yang disampaikan lewat kata-kata.

Pengetahuan yang menyelidiki secara sistematis dan logis berkaitan dengan sastra disebut ilmu sastra. Ilmu sastra terdiri atas empat cabang yakni teori sastra, sejarah sastra, kritik sastra dan filologi.

  1. Teori sastra ialah cabang ilmu sastra yang mempelajari prinsip-prinsip dasar sastra, seperti sifat, struktur, dan jenis karya sastra.
  2. Sejarah sastra ialah cabang ilmu sastra yang menyelidiki sastra sejak ada hingga perkembangannya terkini.
  3. Kritik sastra ialah cabang ilmu sastra yang mempelajari karya sastra dengan memberikan penilaian, pertimbangan atas baik dan buruknya, kekuatan dan kelemahan serta pengaruhnya dalam kehidupan.
  4. Filologi sebagai cabang ilmu sastra yang mempelajari aspek kebudayaan untuk mengenal tata nilai, sikap hidup, dan alam pikiran suatu masyarakat yang melahirkan karya sastra.

Baca Juga:

Fungsi karya sastra

Fungsi karya sastra ada dua yakni fungsi rekreatif dan fungsi didaktif. Fungsi rekreatif atau delectare artinya membaca karya sastra untuk kesenangan atau hiburan. Menikmati karya sastra bisa membayangkan kejadian dan ikut mengembara, kerekreasi, memperoleh pengalaman sesuai imajinasi penulis.

Misalnya saja menikmati novel remaja tentang percintaan yang membuat kita membayangkan kisah masa lalu saat-saat sedang pacaran dulu. Atau mungkin membaca karya humor yang membuat kita bisa tertawa lepas atau tersenyum simpul. Keseruan membaca tersebut termasuk fungsi rekreatif, untuk menghibur.

Sementara fungsi didaktif atau decore ialah menggunakan sastra untuk mengajarkan nilai-nilai pendidikan. Membaca karya sastra kita mengetahui seluk beluk kehidupan, tata nilai, agama dan kepercayaan serta kebudayaan yang ada di masyarakat saat itu. Bagaimana taraf hidup dan tingkat pendidikan suatu masyarakat bisa dilihat pada karya sastra yang dibuat saat itu. Termasuk istilah dan ungkapan yang biasa terjadi saat karya sastra dibuat.

Karya sastra bisa memiliki kandungan hiburan dan berfungsi rekreatif biasa disebut sastra populer. Karya sastra yang mementingkan didaktif atau pendidikan ya biasa disebut sastra serius. Namun, kini sastra populer dan sastra serius seolah tidak terpisahkan. Sebab selain sebagai hiburan suatu karya akan dibaca untuk diketahui unsur didaktifnya. Kalau hanya didaktif dan tanpa hiburan seolah memasak tanpa garam, tidak sedap.

Baca Juga:

Jenis karya sastra

Jenis karya sastra terbagi atas empat bentuk yakni prosa, puisi, dan drama. Prosa ialah karya sastra yang penyampainnya berbentuk naratif atau cerita. Contoh karya prosa berupa roman, novel, cerpen, fiksi mini, dongeng, cerita anak dan juga cerita misteri. Semuanya dibuat dalam bentuk cerita bebas.

Puisi ialah karya sastra yang disajikan dengan bahasa singkat, padat dan indah. Sementara drama termasuk karya sastra yang dimainkan dan berupa dialog. Bentuk penulisannya pun berbeda.

Akan tetapi, kini agak sulit membedakan memang. Sebab berbagai bentuk kreativitas membuat sastra terus berkembang dan memunculkan bentuk-bentuk baru. Misalnya saja puisi. Saat ini muncul karya puisi yang bentuknya seperti prosa dan bahasa dan tata letaknya mirip prosa. Atau bahkan ada prosa yang menggunakan bahasa indah, padat dan singkat sehingga mirip puisi.

Apa pun itu, tidak mengganggu kreativitas penulis dalam menciptakan karya. Tidak perlu mempermasalahkan bentuk dan jenis sastra, yang penting tetap melakukan tindakan kreatif yang meninggalkan plagiarisme. Demikian, tulisan tentang kesusastraan berupa pengertian, fungsi dan jenis karya sastra. Semoga bermanfaat dan salam literasi.

Baca Juga: 5 Keuntungan Belajar Teori Naratologi Bagi Mahasiswa Sastra

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button