Sedang viral di media sosial, seorang pria yang memamerkan alat kelamin kepada kasir minimarket perempuan. Mahasiswa asal Lampung tersebut terciduk mengeluarkan alat kelaminnya saat hendak melakukan transaksi pembayaran di meja kasir.
Saat ditanya, pelaku yang diketahui bernama Gaizka Dinti Azriel berdalih tidak sadar dalam aksi eksibionisme yang dilakukan itu.
Apa itu eksibisionisme?
Eksibisionisme merujuk pada kepuasan seksual dengan memperlihatkan alat kelamin atau area pribadi seseorang kepada orang lain.
Eksibisionisme adalah sebuah tindakan memamerkan alat kelamin kepada orang lain, pelaku akan terangsang atau merasa puas apabila orang yang di perlihatkan alat kelamin tersebut berteriak atau merasa jijik.
American Psychiatric Association (APA) menyebutkan bahwa gangguan eksibisionisme merupakan bagian dari parafilia. Parafilia adalah sekelompok gangguan yang mencakup ketertarikan seksual terhadap objek yang tidak wajar atau aktivitas seksual yang tidak pada umumnya
Pelaku eksibisionisme biasanya beraksi di tempat-tempat di mana wanita berada, seperti gang-gang yang sering dilewati oleh wanita, angkutan umum di mana penumpang angkutan umum tersebut dominan wanita.
Baca Juga:
Ketika menunjukkan alat kelaminnya, individu dengan gangguan eksibisionisme berfantasi tentang masturbasi atau melakukan masturbasi, namun tidak disertai usaha melakukan perilaku seksual dengan orang di depannya. Gangguan eksibisionistik lebih banyak terjadi pada laki-laki dan korbannya biasanya perempuan, baik anak di bawah umur maupun dewasa, yang sedang lengah.
Eksibisionisme juga tidak hanya terbatas pada perlakuan di tempat umum. Namun, juga erat berkaitan pada mereka yang kerap mengirim foto alat kelamin di media sosial kepada orang tak dikenal demi mendapatkan perhatian.
Dalam banyak situasi, eksibisionisme merupakan kejahatan seks yang ilegal. Hal ini jelas mengganggu orang lain dan bisa dikenakan tindakan hukum.
Dampak Eksibisionisme
Gangguan eksibisionisme mungkin sangat sulit ditangani tanpa pengobatan. Mereka kemungkinan besar akan kambuh. Hal ini dapat menyebabkan harga diri yang sangat rendah, depresi, kecemasan, dan kondisi lain yang memperburuk kesehatan mental.
Seseorang dengan gangguan eksibisionisme mungkin juga mengalami kesulitan untuk mendapatkan kepuasan seksual dalam hubungan romantis mereka.
Jika tidak tertangani dengan baik, gangguan eksibisionisme dapat mengganggu kemampuan individu dalam relasi sosial dan relasi intimnya. Oleh karena itu, individu dengan gangguan eksibisionistik perlu mendapatkan bantuan psikologis profesional.
Baca Juga:
Seperti halnya kondisi dan gangguan kesehatan mental lain, mencari dukungan dari orang lain dapat membantu menjaga para eksibisionisme di jalan yang benar. Anggota keluarga dan orang terdekat seharusnya bisa membantu dengan menerapkan rutinitas harian untuk individu tersebut, membatasi penggunaan internet, dan mengambil tindakan pencegahan untuk memastikan orang yang mereka cintai tidak melakukan perilaku sembarangan di tempat umum.
Penelitian menunjukkan orang dengan gangguan eksibisionisme sering kali tidak mencari pengobatan sampai mereka akhirnya bermasalah dengan hukum. Ketika mereka dikirim ke pengadilan dan diberitahu harus mendapatkan pengobatan, biasanya itu adalah pertama kalinya mereka berpikir tentang layanan kesehatan mental.
Sumber:
- Memahami Gangguan Eksibisionistik sebagai Gangguan Penyimpangan Seksual dengan DSM V, psikologiforensik.com, 2014
- American Psychiatric Association (2000). Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorder IV-Text-Revision. Washington: APA.
Baca Juga: Mengenal Knismolagnia, Fetish yang Unik