Emosi merupakan salah satu bagian yang tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan, sangat penting peranannya dalam kehidupan, dan berperan di saat menganalisis situasi sosial.
Pada hakikatnya setiap manusia mempunyai emosi. Dari bangun tidur pagi hari sampai waktu tidur di malam hari, setiap individu mengalami berbagai macam pengalaman yang menimbulkan berbagai macam emosi pula.
Ada enam emosi dasar manusia yang sangat melekat di dalam keseharian, namun mungkin manusia itu sendiri belum mengenalnya secara lebih intim. Dan, berikut merupakan pembahasan keenam emosi dasar tersebut.
1. Emosi Marah
Marah adalah salah satu emosi yang kuat, bersifat kompleks, serta satu bentuk emosi negatif yang berbeda dari malu atau ragu-ragu.
Ekspresi marah mungkin merupakan hasil kode genetik bagi semua manusia lantaran hal ini ditunjang dengan adanya emosi dasar yang sama secara lintas budaya.
Rasa marah biasanya melibatkan pelanggaran terhadap norma maupun hak pribadi (harga diri, kepercayaan, kepemilikan, dan lain-lain) yang dilakukan oleh orang lain. Seseorang bisa menginterpretasikan emosi ini sesuai norma kultur di mana mereka tinggal.
Ekspresi marah sendiri dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk. Bentuk pertama ialah marah yang diarahkan ke dalam (anger-in), di mana bentuk ekspresi kemarahan ini berupa penekanan emosi sehingga terdapat keengganan untuk menunjukkan kemarahan dan lebih memilih untuk mengembalikan kemarahan tersebut ke dalam diri sendiri.
Bentuk ekspresi marah kedua adalah marah yang diarahkan ke luar diri atau (anger-out), di mana marah jenis ini dapat berupa kata-kata (berteriak dan memanggil dengan nama yang tidak patut), ekspresi wajah (wajah cemberut), gestur fisik (mengentakkan kaki), atau gerakan agresif (memukul dan menendang).
Ekspresi marah yang ketiga adalah anger control atau reflection, yaitu keadaan marah yang disertai upaya untuk memproses atau menyelesaikan konflik atau frustrasi dengan respon yang lebih bersifat kognitif dan kurang impulsif.
Emosi marah ialah suatu hal yang manusiawi, bahkan memendam amarah justru dapat meningkatkan hormon stres yang akan berdampak pada gangguan kecemasan. Namun, ada baiknya tetap menaksir dan mengukur-ukur emosi kemarahan yang sedang dialami agar tidak menimbulkan kelainan atau intaian penyakit mental yang mungkin akan berkelanjutan sesudahnya.
2. Emosi Takut
Ketakutan merupakan perasaan seseorang yang mendorongnya untuk menjauhi sesuatu dan sedapat mungkin untuk tidak berinteraksi dengan hal tersebut.
Rasa atau emosi takut disebut juga sebagai perasaan was-was yang tidak memiliki objek yang jelas atau bahkan objeknya tidak ada sama sekali.
Dampak dari emosi takut bisa berupa perasaan tidak senang, gelisah, tidak tenang, tegang, dan tidak aman.
Selain itu, emosi yang biasanya muncul ketika berusaha mengantisipasi sesuatu yang mengancam fisik maupun psikis ini bisa dibilang ialah emosi yang paling tidak menyenangkan bagi manusia, karena pola pikir manusia itu sendiri akan ikut berperan aktif ketika emosi tersebut sedang meningkat.
Baca Juga:
3. Emosi Jijik
Jijik merupakan salah satu emosi dasar yang biasanya muncul karena suatu objek yang menjijikan, tidak disukai, atau dibenci.
Emosi jijik dapat ditampilkan dalam beberapa cara, yaitu seperti berpaling dari objek yang dianggap menjijikkan, reaksi fisik seperti muntah atau benar-benar muntah, melengkungkan bibir ke atas, dan mengerutkan atau mengernyitkan hidung.
Emosi jijik ini seringkali pula digunakan manusia untuk menutupi emosi kemarahan. Namun berbanding terbalik dengan fakta menariknya, yaitu seseorang mampu mengurangi intensitas emosi jijik dengan rasa cinta dan iba sehingga mendorongnya untuk berusaha mengurangi penderitaan orang lain.
4. Emosi Terkejut
Emosi terkejut merupakan emosi yang terjadi dalam durasi tersingkat dan tentunya terdapat pada setiap manusia yang diperoleh dari sejak lahir (inborn).
Seseorang yang terkejut akan memutuskan apakah ia akan melawan (fight) atau melarikan diri (flight), karena disebabkan hormon adrenalin yang mengalami peningkatan.
Emosi ini tidak dipengaruhi oleh pengalaman, sehingga respon yang ditimbulkan akan sama pada setiap orang, seperti respon ekspresi wajah (melebarkan mata, mulut terbuka, dan mengangkat alis), respon verbal (menjerit, terengah-engah, dan berteriak), serta respon fisik (berlari, melompat, melawan, melangkah mundur, dan menutup mulut).
Atasi emosi terkejut dengan melakukan istirahat atau tidur yang cukup, menenangkan diri, menarik napas perlahan, meminum air, dan menghindari stres.
Baca Juga:
5. Emosi Sedih
Emosi yang bersifat sangat pribadi dan tidak mudah diungkapkan, kecuali kepada saudara dan teman dekat ini adalah emosi sementara yang ditandai oleh perasaan putus asa, ketidaktertarikan, kecil hati, kecewa, bingung, haru biru, tak berdaya, dan suasana hati yang muram.
Kesedihan dapat membuat seseorang menjadi pasif dan bisa memakan waktu dalam periode yang sangat panjang.
Lakukan keenam hal ini agar bisa keluar dari kesedihan, seperti menerima perasaan kesedihan itu sendiri, menangis agar perasaan sedikit lebih lega, pikirkan tempat yang nyaman dan aturlah pernapasan, tetap berusaha aktif untuk lanjut berkegiatan, menyantap makanan yang membuat diri sendiri nyaman, serta fokus pada apa yang terjadi di masa kini sehingga tidak berlarut-larut membenci dan menghakimi perasaan sedih tersebut.
6. Emosi Bahagia
Kebahagiaan ialah suatu keadaan emosional yang menyenangkan dengan ditandai perasaan puas, gembira, dan sejahtera.
Beberapa komponen atau instrumen kebahagiaan dapat diidentifikasikan secara objektif ke dalam beberapa hal berikut, yaitu terpenuhinya kebutuhan fisiologis atau secara material (misalnya makan, minum, pakaian, kendaraan, rumah, kehidupan seksual, kesehatan fisik, dan sebagainya), terpenuhinya kebutuhan psikologis atau secara emosional (misalnya adanya perasaan tenteram, damai, nyaman, dan aman, serta tidak menderita konflik batin, depresi, kecemasan, frustasi, dan sebagainya), terpenuhinya kebutuhan sosial (misalnya memiliki hubungan yang harmonis dengan orang-orang di sekelilingnya, terutama keluarga, saling menghormati, mencintai, dan menghargai), serta terpenuhinya kebutuhan spiritual (misalnya mampu melihat seluruh episode kehidupan dari persepektif makna hidup yang lebih luas, beribadah, dan memiliki keimanan kepada Tuhan).
Apabila keempat kebutuhan yang telah disebutkan sebelumnya dapat dipenuhi secara seimbang, maka dapat dipastikan bahwa seseorang akan merasakan kebahagiaan hidup.
Itulah keenam emosi dasar manusia, dan semuanya memang sangat lumrah terjadi selama seseorang masih diberi keleluasaan untuk bernapas di dunia. Bayangkan jika tidak memiliki emosi? Tentu citra manusia akan tampak hambar, kaku, dan begitu pasif.
Selain itu, fungsi pengekspresian emosi juga bisa menolong manusia dari ketidakberdayaan sekaligus keluar dari situasi yang rumit, misalnya perasaan sedih yang membuat orang lain peka sehingga akan mudah mengerti keadaan dan berusaha menghibur sembari mencari jalan keluarnya.
Baca Juga:Â 10 Kebiasaan Buruk yang Bisa Membuatmu Dijauhi dan Tidak Disukai Orang Lain
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.
0 Comments