Banyak hal tak terduga yang terjadi saat patah tulang. Sesuatu yang menarik untuk diikuti. Sesuatu yang unik dan perlu untuk diketahui pembaca Bekelsego. Adik saya memiliki pengalaman tentang patah tulang sebanyak dua kali. Pertama patah tulang kering kaki kanan dan kedua mengalami patah tulang rusuk kanan.
Pengalaman berikut, bisa menjadi sumber informasi mengenai cara menyembuhkan patah tulang tanpa operasi.
Patah tulang kering kaki kanan
Pengalaman pertama terjadi saat itu masih bujang alias belum menikah. Adik saya sukanya bermain sepakbola. Jadi, sebagai pemuda dan berkumpul dengan teman-temannya sedesa di lapangan desa setiap sore. Mereka bermain sepak bola bersama-sama.
Biasa dalam permainan sepak bola terjadi kontak fisik. Pas naas bagi adik saya. Ketika selesai menendang bola, kakiknya ditendang oleh lawan mainnya. Ia terjatuh dan merintih kesakitan, dan diantar ke rumah. Oleh keluarga dikira hanya keseleo saja. Namun, setelah diurut oleh tukang pijat sangkal putung diketahui bahwa tulang kering kaki kanannya retak.
Kami sebagai kakaknya segera mencari minyak coblong, nama minyak yang dioleskan untuk menyatukan tulang. Oh ya, minyak coblong ini didapatkan dari dukuh Koro desa Sitimulyo, Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Pati. Harapannya segera pulih dan bisa berjalan kembali.
Setelah dioles minyak coblong tersebut, beberapa waktu kemudian, saat kaki digunakan untuk berdiri dan masih sakit, akhirnya keluarga membawanya ke rumah sakit untuk di CT-scan. Saat itulah dketahui bahwa tulangnya sudah menyatu tetapi belum terlalu kuat jika digunakan untuk berjalan. Akhirnya, diputuskan untuk dioperasi dan dipasang platina/pen guna menyatukan tulang kering yang retak tersebut.
Yang aneh, teman bermain sepakbola yang menendang kaki adik saya, tidak pernah menjenguk. Tidak sekalipun meminta maaf apalagi beriur untuk membantu biaya operasi. Bahkan sampai saat ini tak pernah menunjukkan batang hidungnya. Padahal tinggal satu desa lo. Kok bisa ya?
Jadi, pengalaman pertama adik saya mengalami patah tulang ya akhirnya dioperasi dan dipasang platina. Ini berbeda dengan pengalaman yang kedua.
Baca Juga:
Patah tulang rusuk sebelah kanan
Pengalaman kedua terjadi setelah menikah. Saat itu jalanan pantura di Juwana macet total. Adik saya bersepeda motor santai saja dan pelan. Tiba-tiba dari arah samping, seorang ibu dengan dua anak perempuannya keluar dari gang dan langsung, braak.
Perempuan itu menabrak motor adik saya. Adik saya terjatuh dan orang yang menabrak langsung saja menuntun sepeda motornya meninggalkan adik saya dan pergi masuk gang lagi. Tak mempedulikan adik saya yang terjatuh. Untungnya jalanan macet, sehingga tidak ada mobil yang berjalan.
Adik saya bangun dan merasakan dadanya sesak. Setelah itu menelepon keluarganya di rumah dan dibawa ke rumah sakit untuk CT-scan karena merasa dada dan tangannya sakit. Hasil scanning diketahui bahwa satu tulang rusuk sebelah kanan retak/patah.
Oleh kakak dan iparnya, segera dicarikan minyak coblong di desa Koro, Pucakwangi. Dioleskan di bagian tulang yang retak tersebut. Besoknya dipijatkan ke tukang pijat sangkal putung untuk diurut supaya lekas merekat.
Seminggu kemudian pijat lagi ke pijat sangkal putung, dan oleh tukang pijatnya diberitahu bahwa retak tulangnya sudah nyambung kembali dan sudah proses pemulihan.
Pengalaman yang kedua ini, tidak dilakukan operasi seperti yang pertama. Setelah sebulan dilakukan CT-scan, diketahui bahwa tulang rusuk yang retak sudah tersambung kembali. Tapi untuk menerima beban berat belum begitu kuat, masih menunggu beberapa waktu lagi. Artinya, patah tulang tidak harus mengalami operasi. Bisa dengan beberapa alternatif lain yang mungkin di mata kedokteran dianggap khayalan belaka. Namun, itu yang terjadi di lingkungan masyarakat desa di wilayah saya.
Satu hal lagi, ternyata yang menabrak adik saya tersebut juga satu desa dengan keluarga istri adik saya. Sama seperti pengalaman pertama, perempuan penabrak adik saya juga tidak menolong dan meninggalkan adik saya setelah ditabrak. Bahkan hingga kini juga tidak pernah menjenguknya. Kok bisa sama ya?
Seperti judul di atas patah tulang tanpa operasi ternyata juga bisa dilakukan, itu menurut keilmuan orang zaman dulu. Dua hal yang dilakukan di daerah asal saya yaitu diurut dengan minyak coblong dan dipijat di tukang pijat sangkal putung.
Baca Juga:
Diurut dengan minyak coblong
Minyak coblong diperoleh di dukuh Koro, desa Sitimulyo, kecamatan Pucakwangi, kabupaten Pati. Caranya datang ke dukuh tersebut dengan membawa kembang dan uang untuk sang juru kunci. Kemudian juru kunci mengajak anda ke tempat diperoleh minyak tersebut. Setelah diberi jampi-jampi dan doa oleh juru kunci, anda akan mendapatkan minyak coblong tersebut.
Setelah mendapatkan minyak tersebut, langsung saja pulang dan tidak usah mampir walau ke warung sekalipun. Sampai di rumah, minyak tidak boleh dibawa masuk ke rumah.
Oleskan minyak tersebut searah jarum jam dan berdoa sesuai kepercayaan yang dianut. Oleskan sebanyak tiga kali. Dengan demikian, diharapkan tulamg yang retak atau patah bisa segera sembuh. Itu sudah dibuktikan oleh banyak orang yang mengalami patah tulang ringan di lingkungan asal saya.
Dipijat di tukang pijat sangkal putung
Alternatif yang kedua, adalah dibawa ke tukang pijat sangkal putung. Ada banyak cara di sangkal putung. Ada yang diurut biasa, ada yang menggunakan media. Tergantung kemampuan tukang pijatnya. Saya yakin di daerah selain saya ada banyak tukang pijat sangkal putung. Semoga alternatif ini bermanfaat bagi penderita patah tulang yang mengusahakan kesembuhan.
Demikian pengalaman adik saya tentang menyembuhkan patah tulang tanpa operasi. Semoga bermanfaat. Terima kasih.
Baca Juga: Melahirkan Caesar ERACS Pakai BPJS, Gratis dan Caranya Mudah!
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.