Pendidikan

Mengurai Permasalahan Guru dan Solusinya Dalam Inovasi Pembelajaran di Era Teknologi

Seorang guru memiliki peran dan tanggung jawab untuk mendidik murid-muridnya agar mampu menghadapi perkembangan zaman. Guru memberikan bekal-bekal dasar, baik dari segi spiritual, moral, ilmu-ilmu praktis, dan lain sebagainya.

Tidak hanya itu, di era teknologi yang serba canggih seperti sekarang ini, guru dituntut untuk mengetahui lebih banyak lagi inovasi pembelajaran yang harus mereka kembangkan di kelas.

Dari generasi ke generasi zaman terus berkembang, sehingga seorang guru tidak dapat membandingkan antara pendidikan pada anak-anak generasinya dengan generasi yang ia didik.

Oleh karena itu, guru harus benar-benar memahami apa yang menjadi kebutuhan pada generasi modern saat ini, yaitu kemajuan teknologi. Sebagian guru di sekolah-sekolah saat ini menganjurkan anak untuk membawa ponsel di kelas, di mana era sebelumnya itu dilarang.

Pembelajaran dengan penerapan bahasa Inggris

Bahasa Inggris merupakan bahasa resmi yang digunakan secara universal, dengan kata lain, bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang wajib dikuasai di semua negara. Untuk mengoperasikan komputer dan alat-alat elektronik, seseorang harus mengetahui istilah-istilah dalam bahasa inggris, seperti keyboard, monitor, transistor, syntax, dan banyak lagi. Selain bahasa Inggris untuk memahami istilah-istilah tersebut, ia juga digunakan untuk interaksi.

Memahami bahasa internasional untuk interaksi dengan orang asing bisa dilakukan di kelas dalam pelajaran apa pun. Dalam pelajaran matematika, IPA, IPS, agama, bahkan di ekstrakurikuler, guru dapat membiasakan berbicara dengan kosakata berbahasa Inggris. Sayangnya, tidak semua guru mata pelajaran dapat menguasai bahasa Inggris secara lancar. Bahkan bisa jadi murid-muridnya lebih mahir berbahasa Inggris daripada gurunya.

Baca Juga:

Metode pembelajaran aktif

Meningkatkan minat siswa dapat dilakukan dengan banyak metode, salah satunya dengan metode pembelajaran aktif. Dalam metode pembelajaran aktif, guru dapat memberikan studi kasus (Problem Based Learning) atau karya siswa (Project Based Learning).

Dalam metode ini, diharapkan siswa dapat menggali potensinya masing-masing agar tujuan pembelajaran tercapai. Guru dapat memberlakukan sistem belajar kelompok maupun secara individu.

Pembelajaran berbasis masalah, atau studi kasus, dapat digunakan untuk memancing keingintahuan anak tentang materi yang disampaikan. Dalam pembelajaran aktif berbasis masalah, soal yang diterapkan sama persis dengan soal cerita yang ada di ujian matematika. Bedanya, kelompok atau siswa secara individu harus memecahkan masalah dengan cara mereka masing-masing yang ada di mata pelajaran lain, seperti IPS atau Pendidikan agama.

Edukasi dalam memanfaatkan teknologi digital

Tidak semua orang dapat memanfaatkan sesuatu dengan semestinya. Pisau di tangan seorang koki dapat menghasilkan masakan lezat yang bernilai tinggi, akan tetapi jika pisau itu di tangan perampok, ia akan menjadi benda yang ditakuti. Begitu juga dengan pemanfaatan teknologi, di tangan guru yang kompeten, mahir, dan bijaksana, dengan sebuah ponsel cerdas ia dapat membimbing murid-muridnya menjadi pengguna yang berbudi pekerti.

Seperti yang lazim kita ketahui di negara tercinta ini, banyak manusia-manusia yang kurang mampu memanfaatkan apa yang mereka genggam sehari-hari, yaitu smartphone.

Di antara mereka justru ada yang menggunakannya untuk menipu, menebar kebencian, berjudi, dan menyebarkan hal-hal negatif yang dapat merusak generasi. Oleh karenanya, guru sangat perlu untuk memberikan edukasi tentang bagaimana seharusnya seseorang memanfaatkan gadget.

Membekali murid dengan dasar-dasar moral

Sama seperti yang sudah dituliskan pada paragraf sebelumnya, sangat penting bagi guru mengajarkan pedoman moral pada murid-muridnya. Bukan hanya dalam menggunakan media sosial, atau saat bermain game, atau berinteraksi lewat pesan singkat, tetapi juga di kehidupan sehari-hari. Sebagaimana dalam agama telah diatur tentang hubungan manusia terhadap Tuhan, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan hubungan dengan alam lingkungan.

Banyak perilaku-perilaku menyimpang yang hari ini terjadi, bisa saja diakibatkan oleh pendidikan masa kecil yang kurang maksimal. Terlebih di era saat ini, informasi sangat cepat bahkan tanpa kita sadari saat ini sudah banyak anak-anak remaja yang terjerumus dalam peredaran obat-obatan terlarang, seks bebas, dan berbagai kejahatan. Itu semua karena mereka tidak memiliki pedoman moral dalam hidup yang membatasi tindakan mereka.

Baca Juga:

Mewaspadai penggunaan media sosial dan interaksi yang menyimpang

Media sosial hari ini ibarat pisau bermata dua, ia dapat dimanfaatkan dengan baik, namun jika salah pakai, justru melukai penggunanya sendiri. Banyak dari pegiat dunia literasi, aktivis kemanusiaan, peningkatan sumber daya manusia, yang menggunakan media sosial sebagai sarana untuk menyebarkan kebaikan bagi masyarakat. Sayangnya, kini mereka harus bertarung dengan orang-orang yang tidak bertanggung jawab merusak moral generasi.

Akibat dari pengaruh buruk dari orang-orang yang ada di media sosial, banyak generasi muda yang pola pikirnya kacau, menyimpang dari nilai-nilai norma, dan sulit untuk diajak ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, perlunya pendidikan di dalam kelas dengan guru yang ‘melek’ terhadap teknologi serta perkembangannya di zaman sekarang. Terlebih lagi, dengan mudahnya akses informasi, guru dituntut untuk senantiasa ‘up to date’.

Baca Juga: 8 Tipe Gaya Mengajar Seorang Guru, Siap Curi Hati Para Murid

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.

Asnan

Tenaga Pendidikan Yayasan Islam

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button