Mengenal Komponen Utama Save The Cat, Teknik Menulis Outline Novel Yang Dipakai Penulis Kelas Dunia!


Metode Menulis novel dengan Save The Cat

Sudah kenal dengan teknik Save The Cat? Atau bahkan pernah mencoba menggunakan metode Save The Cat? Sudah paham dengan komponen-komponen utamanya? 

Jika belum, pas sekali saya akan membahas teknik menulis outline novel dengan metode Save The Cat yang saya pelajari akhir-akhir ini. Tak perlu berlama-lama lagi, yuk langsung simak saja!

Selama kurang lebih tiga tahun saya sudah berkecimpung di dunia kepenulisan, dari menulis asal-asalan, hingga saya menemukan berbagai metode untuk membuat tulisan saya menjadi sebuah novel yang layak baca. Tentu banyak gagalnya, belum lagi rasa malas yang terus menghantui saya, tak jarang membuat saya malah tersendat di tengah jalan.

Hingga akhirnya saya tau adanya metode Save The Cat. Lalu, apa itu metode Save The Cat? Apa saja komponen-komponennya? Langsung simak sampai tuntas!

Apa itu metode Save The Cat?

Pada awalnya metode Save The Cat diperkenalkan oleh seorang penulis skenario bernama Blake Snyder. Ia dengan murah hati sekali membuat buku dengan judul Save The Cat! The Last Book on Screenwriting You’ll Ever Need.

Dalam bukunya, Blake mengajarkan bagaimana cara menyusun skenario menggunakan templat lima belas ketukan atau lima belas titik plot atau dikenal juga dengan templat beat sheet.

Lalu, seorang mantan eksekutif-studio film bernama Jessica Brody yang membanting setir menjadi penulis novel, memperkenalkan cara menerapkan metode Save The Cat untuk menulis novel, jelas ia sudah mempelajarinya terlebih dahulu dari buku Blake ini. 

Kemudian, Jessica membuat buku yang amat terkenal hingga kini dan dipakai banyak penulis hebat. Buku berjudul Save The Cat! Writes a Novel The Last Book on Novel Writing You’ll Ever Need menjadi buku panduan yang banyak dipakai untuk perencanaan menulis novel, bahkan bagi penulis kelas dunia sekalipun.

Jessica bertutur, jika metode Save The Cat yang dikenalkan oleh Blake, juga bisa digunakan untuk panduan dalam menulis novel, tentu dengan beberapa adaptasi dan penyesuaian.

Metode ini juga sudah dibuktikan olehnya sendiri, dan membuat dirinya bisa melahirkan banyak buku yang populer hingga bukunya ada yang diadaptasi menjadi sebuah film.

Nah, jadi secara garis besar metode Save The Cat adalah templat terstruktur untuk merencanakan cerita.

Nah, dari buku ini saya belajar struktur plot, awalnya tentu saja bingung, dan tidak paham. Saya belajar dan terus belajar, hingga saya paham dan kini siap membagikan apa yang saya pelajari dari metode Save The Cat ini. 

Baca Juga:

Menciptakan tokoh utama yang layak cerita

Sebelum memaparkan komponen-komponen utamanya, Jessica lebih dulu menekankan kepada kita untuk memantapkan tema cerita yang akan diangkat, agar kita tau arah ceritanya mau dibawa ke mana, dan premis, lalu ia juga menekankan untuk menciptakan karakter yang mudah diterima pembaca.

Brody mengatakan jika pembaca itu tidak suka membaca tentang tokoh yang sempurna, maka ia berpesan untuk membuat tokoh yang mempunyai kekurangan, disamping kelebihan yang akan kita tonjolkan nantinya, ini semua agar perasaan pembaca terwakilkan oleh tokoh kita. 

Dalam buku ini, Brody mengajarkan kita bagaimana menciptakan tokoh yang layak cerita, menarik, berkesan, dan relatable dengan memberi mereka:

  • Masalah (apa yang harus diperbaiki si tokoh?)
  • Keinginan  (apa tujuan si tokoh?)
  • Kebutuhan (pelajaran hidup apa yang bisa dipetik?)

Siap menyimak komponen-komponen pentingnya? Yuk, lanjut baca agar tulisanmu berkesan bagi pembaca!

Baca Juga:

Apa saja komponen utama struktur Save The Cat?

Nah, bila tema, tokoh dan premis sudah didapat, barulah kita mengenal apa-apa saja komponen dari beat sheet ini.

Pertama, proses menulis novel dengan bantuan buku ini dibagi menjadi tiga babak, yang akan dibagi lagi menjadi lima belas titik plot. Berikut komponen-komponen utamanya:

  1. Opening Image, yaitu menetapkan dunia protagonis sebelum cerita dimulai, atau latar belakang.
  2. Theme Stated, yaitu memperkenalkan tema cerita melalui tindakan, dialog, atau dengan cara-cara halus lainnya.
  3. Set-Up, yaitu menjelaskan kehidupan sosial tokoh, dan segala kekurangannya, memperkenalkan karakter pendukung dan tujuan utama si tokoh, serta memaparkan resiko apa yang akan si tokoh alami jika ia tidak berubah dari kehidupan awal mereka.
  4. Catalyst, sebuah kejadian yang memprovokasi pemikiran si tokoh untuk memaksa dirinya agar berubah, supaya tidak kembali lagi ke kehidupan awalnya atau Set-Up.
  5. Debate, sebuah dilema yang menimpa si tokoh utama yang memperdebatkan keputusan yang harus diambil. Di titik ini, biasanya menunjukkan ketidaksungguhan si tokoh utama untuk berubah.
  6. Break Into 2, di tahap ini si tokoh utama akhirnya memutuskan untuk berubah, keluar dari zona nyamannya. Bisa dibilang di titik plot ini, si tokoh utama siap untuk memulai hidup barunya.
  7. B Story, di bagian ini tokoh baru diperkenalkan, biasanya si tokoh baru ini yang akan membantu perubahan jalan hidup si tokoh utama, dengan kata lain tokoh baru ini nantinya akan menjadi penolong si tokoh utama atau malah sebaliknya.
  8. Fun and Games, di sini akhirnya kita dapat melihat bagaimana perjalanan si tokoh utama di zona barunya. Melihat kemungkinan terbesar yang akan terjadi si tokoh utama, apakah ia menyukainya atau malah membencinya. Bagian ini menjadi penentu, mengapa pembaca akhirnya mengikuti novel kita.
  9. Midpoint, ini merupakan pertengahan novel, di mana kegembiraan, dan tujuan si tokoh utama mulai terlihat, kemenangan akhirnya dapat dirasakan (meskipun hanya kemenangan palsu). Pertarungan terjadi untuk mendorong sang tokoh menuju perubahan besar.
  10. Bad Guys Close In, jika sebelumnya adalah kemenangan palsu, di tahap ini alur mulai menurun, di mana keadaan semakin buruk, segala kemenangan yang terjadi di tahap sebelumnya malah merenggut si tokoh utama, tantangan besar datang dari si antagonis.
  11. All is Lost, akhirnya di titik ini kita bisa melihat bagaimana si tokoh utama mengalami kejatuhan yang amat buruk, kalah dari tokoh antagonis, pekerjaan, atau apa pun yang membuat si tokoh utama terjatuh di dasar yang paling rendah.
  12. Dark Night Of The Soul, keadaan di mana sang tokoh utama menemukan solusi atas masalah yang sedang menimpanya, tokoh utama mempelajari makna hidupnya, dan bersiap membalikkan keadaannya kembali.
  13. Break Into 3, sang tokoh utama akhirnya menemukan jalan terbaik untuk kembali dan menyadari tindakan yang harus ia lakukan untuk menuju kemenangan yang sesungguhnya. Kisah sudah hampir di ujung cerita, konflik sedikit-sedikit terurai, dan si tokoh utama sudah memperbaiki dirinya sendiri.
  14. Finale, pembuktian si tokoh utama bahwa si tokoh utama bisa menyelesaikan konfliknya, mejalankan rencana yang sebelumnya sudah terbentuk di tahap break into 3. Bisa dikatakan, tahap ini adalah klimaks dari cerita novel kita.
  15. Finale Image, akhirnya si tokoh utama bertransformasi. Ini menunjukkan perubahan besar si tokoh utama di awal cerita, perubahan yang sangat memuaskan dengan jalan kehidupan yang epik.

Itulah komponen-komponen penting yang wajib kita ketahui, jika kita akan merancang outline novel menggunakan metode Save The Cat.

Bagaimana? Mudah dipahami, bukan?

Jika kita sudah paham dan hapal penempatan setiap komponennya, niscaya kita akan dengan mudah membuat outline untuk novel kita.

Awalnya pasti bingung, tapi tak mengapa, selama kita belajar, kita pahami sedikit-sedikit, pasti lama-lama kita juga akan mahir.

Akhir kata, selamat menulis kakak-kakak, tetap semangat di tengah gempuran platform-platform yang tidak bertanggung jawab!

Baca Juga: Sangat Tidak Manusiawi, 5 Tema Artikel ini Tidak Boleh Menggunakan Tools AI

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.