PuisiSastrauncategorized

Dialog Diri Sendiri

Aku disini

Memikirkanmu dengan cara uring-uringan

Aku merindukan gelak tawamu

Sembari berkuat untuk melupakan

Sisa–sisa kenangan yang masih tergeletak di hati

Puing-puing ketidakrelaan masih kuidap dengan jelas

Aku sadar, aku percaya hidup memang tidak bisa berjalan semulus aspal di jalanan

 

Aku tahu bahwa beberapa hal memang tak berjalan dengan semestinya

Namun bentuk-bentuk dari kegagalan

Selalu menyerang di sela kebahagiaan

Bukan tak bersyukur

Bukan selalu mengeluh

Tapi aku sendiri ingin merasakan kebahagiaan

Aku sendiri bertanya kepada diriku dengan ambigu

“Kenapa selalu ada masalah baru?”

“Kenapa pikiranku selalu kacau?”

“Kapan ada kebahagiaan dalam hidupku?”

Perihal kepergianmu juga selalu kupertanyakan

Kamu pergi meninggalkanku

Ketika aku sendiri sedang tersesat dengaan kebimbangan

Luka menyerangku nampak sempurna

Sehingga aku tidak bisa menyembuhkan satu persatu dengan mudah

Aku belajar menjadi penyembuh untuk tubuhku sendiri

Aku belajar menjadi pendidik terbaik untuk pikiranku

Aku belajar menjadi penghibur untuk membuat diriku terhibur

Aku belajar menjadi penjual agar aku bisa mendapatkan uang

Tanpa kusadari sebetulnya aku tak bisa berubah menjadi siapapun

Aku hanyalah aku

Aku tetap harus hidup dengan kewarasanku

Aku harus tetap tegar menerima semua kenyataan yang memang sudah digariskan untukku

Padahal sesekali aku ingin menjadi pecundang

Yang selalu lari dari masalah

Atau selalu ingin hidup ketika sedang bahagia saja

Tapi rasaku terlalu berani untuk kabur dari semua hal

Aku terbiasa terluka hingga aku pun mencintai kelam

 

Aku terbiasa merasakan kehilangan sehingga aku tidak takut lagi untuk kehilangan kewarasanku

Jika boleh jujur

Hal terberat yang kurasakan saat ini adalah ketika aku berpura-pura baik-baik saja

Padahal aku masih merindukanmu

Aku berpura-pura jika aku bisa melupakanmu dengan utuh

Padahal puing-puing tentang dirimu masih mengendap di dalam pikiran

Aku merubah dirimu dengan bentuk yang paling mulia

Secuil kerinduan dan sedikit rasa cinta

Hingga aku bisa menerimamu dengan utuh

Kapan pun kamu ingin kembali denganku

Aku selalu ada untukmu

Dalam bentuk paling bahagia menyambutmu

 

Baca Juga: Luka

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.

Related Articles

3 Comments

  1. Puisi yang benar-benar bagus,, mengenai sesuatu yang sering terjadi pada diri kita… Penulis bisa merangkai dengan bahasa yang mudah dipahami tapi tetap memiliki makna majaj didalamnya…

  2. Hello! I know this iis kinda offf topjc buut I’d figured I’d ask.
    Would you bee interested in trading lonks oor maybe guest authoringg a
    blpog post or vice-versa? My blog dikscusses a llot of the sazme topics as yours annd I feell we cpuld
    greatly benefit rom each other. If you might be interestedd feel
    free to senhd mee an e-mail. I look forward tto hearing from
    you! Terrificc blog by the way!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button