SAJAK PUKUL DUA
Sepotong mimpi harus terjeda
Netra dipaksa terjaga
Beradu dingin yang menyelinap
Di antara gulita
Sepenggal doa bermuara
Pada isak yang tertumpah
Kaki yang bersimpuh lemah
Kedua tangan menengadah
Berserah pasrah
Detak jarum jam yang terus memutar
Membuat resah
Warsa telah berganti
Malam perlahan menepi
Namun seakan teperdaya situasi
Engkau larut dalam sembunyi
Sajak-sajak penuh ilusi
***
DI BAWAH LANGIT FAJAR
Sebelum terang menyingkirkan gelap
Embun pada rerumput saling dekap
Sudahkah telinga kita terjaga
Dan merungu seruan-Nya?
Merapal sebait doa-doa
Sebelum cahaya menjamah pepohonan
Dan kabut menebarkan dinginnya
Sudikah mata kita terbuka
Dan riang menyambut sang surya?
Menyiarkan semangat berkarya
***
DONGENG SUBUH
Tidakkah engkau sudi mengintai
Langit temaram perlahan menepi
Sapaan si jawara kian ramai mengusik mimpi
Mengiring seruan kasihku di penjuru negeri
Adakah darimu setilik mengamati
Pekarangan lengas sebab kabut membiaki
Jalanan penuh semerbak kuncup kembang melati
Membimbing setiap derap langkah kaki
Bersua zikir doa fajar hari
Namun seakan engkau membuta dan tuli
Engkau tiada lagi berhati
Ragamu dirayu ketidakberdayaan
***
KARTU UCAPAN
Selamat pagi
Kusampaikan padamu sejuta kali
Pada embun di ujung rerumput dan daun
Berharap menyejukkan
Ragamu yang kian kesepian
Selamat pagi
Kusampaikan padamu sejuta kali
Pada embusan uap secangkir kopi
Berharap mendamaikan
Jiwamu di keabadian
***
LETAK SYUKUR
Aku begitu gemar memelihara kesal
Padahal air dan udara masih setia menderma sejuk
Aku terlampau sering memupuk sesal
Sedang matahari masih teguh membagi terang
Aku teramat sering memalangkan diri
Sementara nikmat Tuhan
Di kandung badan berkelaluan terisi
Sepatutnya kugiatkan mencari
Membiaki
Di mana?
Letak syukur
Sadarlah diri!
***
HIRUP HARAP
Ketika pagi melahirkan terang
Kudekap mentari tersenyum
Di dada merambat kehangatan
Akankah kisah hari ini
Dapat memenangkan tahun-tahun putus asa
Dan bulan-bulan resah?
Sepanjang jalan kutabur harapan
Agar langkahku tak lagi kesepian
Menjemput satu sinar terang
Di suatu hari raya pertemuan
Simpul rindu perlahan terlepaskan
***
Baca Juga: SAJAK AIR DAN ANGIN
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.
0 Comments