5 Cara Berdamai Dengan Inner Child: Sosok ‘Anak’ yang Terluka di Masa Lalu!


Pernah nggak kamu merasa susah percaya dengan orang lain? Takut bercerita dengan orang lain? Sulit memulai komunikasi dengan orang lain? Bahkan mungkin enggan untuk bercerita. Tenang, bukan cuma kamu kok. Memang seiring bertumbuh dewasa banyak yang tidak menyadari dan tahu untuk lebih mengenal tentang dirinya sendiri. Terkadang mudah sekali merasa tersinggung, marah dan ingin berteriak, bahkan memutus hubungan relasi sosial untuk melindungi diri.

Belakangan ini di sosial media lagi marak membahas tentang inner child. Jadi, apa itu inner child? Adalah sesosok anak kecil yang melekat pada diri kita bahkan sampai dewasa. Pada saat menginjak usia emas di umur 6-7 tahun, memori otak berkembang sangat pesat dan merekam semua peristiwa yang di alaminya pada saat itu. Peristiwa-peristiwa baik dan buruk yang terjadi dan dialami oleh anak akan tertanam dialam bawah sadar hingga dewasa, sehingga inner child akan berpengaruh terhadap dan cara bersikap seseorang dalam hidupnya.

Namun sayangnya, kita memiliki inner child yang tumbuh dari pengalaman buruk saat masih kecil dalam kurangnya kasih sayang, kontrol, perlindungan, pengasuhan dan pengabaian dalam keluarga yang disfungsional sehingga membentuk trauma yang membekas. Inner child dalam diri kita terluka dan tidak bisa menerima kejadian di masa lalu. Akibatnya membuat kita kurang percaya diri, tidak bisa memvalidasi perasaan dan ketakutan kita.

Jadi, bagaimana cara kita berdamai dengan inner child?

1. Menyadarkan Inner Child pada Diri Sendiri

Ilustrasi menyadarkan diri sendiri (unsplash.com/Camilo Contreras)

Sebagai langkah awal memulai penyembuhan, kamu harus mengakui kehadiran inner child. Ingat! Inner child adalah anak kecil dalam diri sendiri, menyembuhkannya tentu saja tidak mudah. Membutuhkan proses pengenalan, pemahaman dan siap untuk menghadapinya. Harus berjanji kepada diri sendiri bahwa suatu hari kita bisa menjadi versi lebih baik dari sekarang, dengan ditumbuhi mindset dan perasaan yang positif.

Baca Juga: 3 Dampak Buruk Self Harm, Cegah Sebelum Terlambat!

2. Menjalin Komunikasi dengan Inner Child

Ilustrasi menjalin komunikasi (unsplash.com/Sai De Silva)

Bagaimana kalau komunikasi tidak sampai? Tidak ada hal seperti itu ya, guys. Siapa saja bisa terhubung dengan inner child mereka, jika kalian terbuka untuk mengeksplorasi hubungan ini. Sebaliknya jika kamu tidak mencoba atau menolak untuk menjelajahi masa lalu, maka kamu akan selalu terjebak dan terhalang untuk sembuh.

Proses menangani inner child sebenarnya hanya sebatas berkenalan, dan menerima hal-hal yang menyebabkan kamu merasa tersakiti di masa kanak-kanak. Dengan menerima rasa sakit yang pernah kamu alami di masa lalu, bisa membantu kamu lebih mudah memahami dampak yang dirasakan sekarang.

Tidak akan sia-sia jika melakukan komunikasi inner child dengan benar untuk menanyakan kejadian yang salah di masa lalu, dan kira-kira solusi apa yang harus dilakukan sekarang untuk memperbaikinya. Dengan berkomunikasi dan mendengarkan perasaan sosok ‘anak’ dapat membantu mengidentifikasi dan memvalidasi kesulitan yang dialami untuk mengatasinya.

Baca Juga: Cukup Ampuh! Berikut 3 Cara Mengatasi Depresi

3. Meditasi

Ilustrasi meditasi (pixabay.com/dimitrisvetsikas1969)

Ternyata meditasi memiliki banyak manfaat untuk kesehatan fisik dan mental, dan beberapa di antaranya berhubungan langsung dengan inner child. Juga, untuk meningkatkan kesadaran diri yang penuh perhatian, mengajari untuk lebih memperhatikan perasaan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Di sisi lain, meditasi berguna membantumu menjadi lebih nyaman dengan emosi yang tidak diinginkan. Kamu akan lebih mudah mengekspresikannya dengan cara yang sehat.

Jadi pertama duduklah dengan rileks dan tenangkan diri, kemudian berusaha untuk fokus memusatkan pikiran pada inner child  dan menyampingkan hal lain yang tidak berhubungan, berupaya untuk mereview kesalahan masa lalu dan berjanji untuk memperbaikinya.

Baca Juga: 4 Langkah Mengalahkan Burnout dalam Kehidupan dan Dunia Kerja

4. Menulis Jurnal

Ilustrasi menulis jurnal (unsplash.com/Kelly Sikkema)

Alternatif lainnya jika kamu belum dapat menerima trauma dan rasa sakit masa lalu sepenuhnya, atau bahkan masih enggan berbagi dengan orang lain, kamu bisa mencoba untuk menulis jurnal.

Tak hanya sebagai sekedar pelampiasan, dengan menulis jurnal juga sebagai merefleksikan diri terhadap semua hal dan pengalaman yang sudah berlalu, entah itu pengalaman baik atau buruk. Melalui proses ini, kamu menjadi lebih mengidentifikasi dan memisahkan hal yang menurut kamu kurang tepat dan ingin diperbaiki.

5. Mencari Bantuan Profesional

Ilustrasi konsultasi dengan profesional (unsplash.com/Priscilla Du Preez)

Jika sudah merasa waktunya untuk mendapatkan bantuan profesional, maka segeralah membuat janji temu dan membahasnya dengan psikolog untuk melakukan terapi.

Di atas adalah beberapa cara berdamai dengan inner child yang terluka yang mendominasi hidupmu hingga dewasa. Remember, guys! Setiap orang pasti mempunyai masa lalu yang pahit tapi jangan biarkan luka itu menjadi siksaan yang tidak berujung dan berakhir penyesalan.

Baca Juga: 6 Tips Meningkatkan Value Diri, Upgrade Skillmu!

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.


Like it? Share with your friends!

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *