8 Petuah Hasyim Asy’ari, Sang Pendiri Nahdatul Ulama Untuk Umat Manusia
Hasyim Asy’ari ialah seorang ulama besar dari Indonesia dan salah satu pendiri organisasi keagamaan besar di negara ini, Nahdatul Ulama (NU). Sebagai ulama dan pejuang, beliau sangat menentang penjajahan. Beliau juga mengajarkan agama dan tata cara kehidupan yang islami di lingkungannya. Keimanan dan kebijaksanaannya menjadikan kata-kata beliau menjadi penuh makna. Penuh petuah dalam menjalani kehidupan di dunia ini.
Memiliki keturunan yang juga alim yaitu KH. Wahid Hasyim yang pernah menjabat menteri pada awal kemerdekaan negara Indonesia. Sementara Wahid Hasyim memiliki putra bernama Abdurrahman Wahid yang biasa disebut Gus Dur. Juga ulama karismatik yang sama dengan kakeknya, Hasyim Asy’ari.
Ilmu seorang ulama ada yang ditulis dan yang diucapkan. Beberapa ucapan beliau mengandung makna dan arti mendalam penuh dengan petuah dan nasihat bagi umat manusia. Peruah tersebut bahkan relevan dengan situasi dan keadaan masyarakat saat ini. Penulis mencoba menelusuri beberapa pustaka dan menemukan 8 petuah kyai Hasyim Asy’ari untuk seluruh umat manusia. Kedelapan petuah tersebut dijelaskan berikut.
1. Tidak ada sesuatu yang kekal di dunia ini
Tidak ada satupun di dunia ini yang kekal maka ukirlah cerita indah sebagai kenangan karena dunia memang sebuah cerita.
Semua yang ada di dunia ini tidak kekal dan abadi. Semua ada masanya untuk berakhir. Kekuasaan, jabatan, dan umur, semuanya akan berakhir. Tidak ada yang abadi. Karena tidak ada yang abadi, kyai Hasyim Asy’ari berpesan untuk mengukir cerita indah di dunia.
Hiduplah dan berbuat baiklah. Sebab dunia ini panggung bercerita. Jika kau berlaku buruk akan diceritakan keburukannya. Jika berlaku baik dan bijak juga dikisahkan kebaikannya. Terserah mau seperti apa cerita hidup kita. Namun, saran mbah kiai adalah mengukir cerita indah sebagai kenangan.
Baca Juga:
2. Jangan bermusuhan karena berbeda pendapat
Jangan jadikan pendapat sebagai sebab perpecahan dan permusuhan, karena yang demikian itu merupakan kejahatan besar yang bisa meruntuhkan bangunan masyarakat dan menutup pintu kebaikan di penjuru mana saja.
Pesan persatuan ini sangat relevan dengan situasi masa kini. Proses pemilihan umum yang berlangsung jelas menimbulkan perbedaan pilihan. Berbeda pendapat tentang program yang baik bagi bangsa ini. Namun, perbedaan pendapat dan pilihan janganlah menjadi sebab perpecahan dan permusuhan.
Bayangkan saja jika beda pilihan terus tidak bersapa. Bagaimana rasanya hidup jika bertemu tidak bersapa? Dunia seolah neraka saja. Tidak ada senyum. Tidak ada kegembiraan. Yang ada hanya raut muka masam dan cemberut.
Ingat pesan Kiai Hasyim Asy’ari, janganlah menjadikan perbedaan pendapat sebagai sebab permusuhan dan perpecahan. Itu adalah kejahatan yang meruntuhkan sendi kehidupan dan menutup semua kebaikan. Yang ada keburukan hidup. Ingat perbedaan pendapat itu rahmat. Sebab masing-masing memiliki sudut pandang yang berbeda.
3. Dakwah yang merangkul semua golongan
Dakwah dengan cara memusuhi ibarat orang membangun kota, tetapi merobohkan istana.
Berdakwah itu menyampaikan kasih sayang dan kebaikan. Jangan sampai berdakwah dengan memusuhi. Perbedaan pandangan jangan sampai membuat kerusakan.
Dakwah itu merangkul semua golongan. Jangan sampai meruntuhkan persahabatan dan kekeluargaan hanya karena dakwah yang memusuhi. Disampaikan bahwa berdakwah dengan memusuhi ibarat membangun kota menghancurkan istana. Istana itu bangunan megah tapi hancur karena pembangunan yang kurang berarti. Janganlah kita bermusuhan. Bersaudaralah dan berbuat baik bagi sesama.
4. Menggunakan masa muda untuk memperoleh ilmu
Hendaklah segera mempergunakan masa muda dan umurnya untuk memperoleh ilmu, tanpa tepercaya oleh rayuan, menunda-nunda dan berangan-angan panjang, sebab setiap detik yang terlewatkan dan umur tidak akan tergantikan.
Masa muda memang menyenangkan. Banyak orang yang terlena dan teperdaya dengan menunda berbagai macam pekerjaan. Contoh seorang pelajar lebih suka bermain handphone daripada belajar guna memperoleh ilmu dan pengetahuan.
Amati saja fenomena saat ini. Banyak pelajar hanya merokok, main game dan mabuk minuman keras. Mereka lupa menggunakan waktu dan masa muda untuk belajar. Padahal pesan kiai Hasyim, hendaknya menggunakan masa muda dan umur untuk memperoleh ilmu sebab setiap detik terlewatkan dan umur tidak dapat diganti.
5. Santri harusnya membersihkan hati
Seorang santri hendaknya membersihkan hatinya dari segala hal yang dapat mengotorinya seperti dengki, dendam, keyakinan yang sesat dan perangai yang buruk.
Belajar agama harus membersihkan diri dari pikiran dan perbuatan buruk. Hilangkan sifat-sifat negatif. Jangan sampai memperbesar sifat dengki, dendam, memiliki keyakinan yang sesat dan perangai yang buruk.
Bersih hati dari hal negatif menjadikan hidup lebih tenang. Membuat ilmu bisa mudah dikuasai dan beradab mulia.
6. Makan dan minum sedikit
Makan dan minum sedikit. Kenyang hanya akan mencegah ibadah dan bikin badan berat untuk belajar.
Makan dan minumlah sedikit. Jangan banyak makan karena kenyang hanya mencegah ibadah. Orang kenyang cenderung malas bergerak dan malas untuk belajar. Badan mudah lelah dan mengantuk. Untuk itu, janganlah makan terlalu kenyang. Semoga dengan makan dan minum sedikit membuat lebih konsentrasi. Untuk itulah, ayo makan dan minum sedikit agar sehat dan dimudahkan untuk belajar.
7. Jangan bertengkar hanya hal kecil
Janganlah hal-hal sepele menyebabkan kalian bercerai-berai, bertengkar dan bermusuhan.
Berlakulah hal yang baik dan jangan melakukan hal yang membuat permusuhan. Sebab permusuhan dan pertengkaran hanya membuat hidup tidak nyaman. Apalagi hal sepele yang membuat pertengkaran, jangan sampai terjadi. Ingat bersatu kita menjadi teguh dan kuat, bercerai kita runtuh.
Baca Juga:
8. Milikilah niat yang baik dalam mencari ilmu
Hendaklah memiliki niat yang baik dalam mencari ilmu, yaitu dengan berharap mendapatkan rida Allah, mengamalkan ilmu dan menghidupkan syariat islam, menerangi hati dan mengindahkannya dan mendekatkan diri kepada Allah. Jangan sampai berniat hanya ingin mendapatkan kepentingan duniawi seperti mendapatkan kepemimpinan, pangkat dan harta atau menyombongkan diri di hadapan orang bahkan agar orang lain hormat.
Dalam belajar kita harusnya meluruskan niat yang baik. Jangan sampai berniat mencari kepentingan duniawi seperti jabatan, pangkat, harta dan kehormatan. Niatkanlah belajar untuk mendapatkan rida Allah, mengamalkan ilmu, menghidupkan syariat islam dan mendekatkan diri pada Allah.
Dengan mendekatkan diri pada Allah, hidup tenteram dan damai. Demikian, 8 petuah dari Hasyim Asy’ari bagi kita untuk mendapatkan kebahagiaan hidup. Semoga bermanfaat dan salam literasi.
Baca Juga: Belajar dari Gus Dur Melalui 7 Mutiara Hikmah Penuh Makna
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.