Memetik Pelajaran Hidup Yang Berharga Mahal


Ilustrasi belajar tentang kehidupan (pixabay.com/geralt)

Jer basuki mawa bea. Pepatah Jawa ini mengajarkan bahwa untuk mencapai kesuksesan atau kebaikan memiliki harga atau biaya yang harus dikeluarkan. Kita paham arti pepatah ini. Tidak ada sesuatu yang gratis. Semua memerlukan ongkos. Baik untuk kebaikan ataupun untuk kejahatan. Semua memerlukan biaya.

Terbaru kasus kekerasan yang dilakukan tersangka MDS karena masalah pribadi, berdampak pada orang tuanya. Ayah MDS yang seorang pejabat di Dirjen pajak, Kemenkeu diberhentikan dari jabatannya dan MDS dikeluarkan dari tempat kuliahnya (Kompas, 25/2/2023).

Ada biaya mahal dari pelajaran yang diperoleh dari kasus MDS. Pertama, menjadi tersangka kasus kekerasan. Permasalahan pribadi yang terjadi bisa diselesaikan dengan asas musyawarah. Seperti pelajaran yang diajarkan di sekolah dan pendidikan kita. penyelesaian tidak dilakukan dengan tindak kekerasan. Tindak kekerasan hanya menjadikan terjerat kasus hukum atau kriminal.

Baca Juga:

Memang sebagai anak muda yang memiliki kepribadian meledak dan mudah marah. Hal itu sering terjadi. Juga keinginan anak muda yang ingin eksis dan menunjukkan kekuatan dan kekuasaan yang dimiliki. Namun, tidak dengan melakukan kekerasan.

Sebab cara kekerasan yanag dilakukan siswa dan mahasiswa untuk menyelesaikan masalah bisa jadi karena menontoh arogansi dari rumah dan lingkungan (Kompas, 25/2/2023).

Kedua, dikeluarkan dari tempat kuliah. Pelajaran mahal ini berdampak pada pendidikan dan masa depannya. Kita tahu, seseorang yang menjadi tersangka kasus kekerasan dan dikeluarkan dari tempat kuliah, memiliki jeda waktu yang lama untuk mempersiapkan masa depan. Belum lagi, adakah perguruan tinggi yang mau menerima sebagai mahasiswa lagi?

Ketiga, orang tua kena getah dan diberhentikan dari jabatannya. Kasus anak tidak bisa lepas dari pendidikan di lingkungan keluarga. Membaca berita terbaru bagaimana arogansi dan suka pamer orang tua dicontoh anaknya. Setelah anak berulah dan orang tua kena getahnya, kita baru sadar ada yang salah dalam pendidikan anak.

Ini ibarat pepatah Jawa, anak polah bapa kepradah. Anak berulah, orang tua/ayah kena getah/akibatnya. Pas dengan yang dialami MDS dan orang tuanya.

Baca Juga: 

Melihat harga mahal pelajaran hidup yang harus ditanggung untuk menjadi yang lebih baik, marilah kita merenungkan hal-hal berikut. Pertama, kembali ke keimanan dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita. Sudahkah kita mendekat Tuhan? Mungkin ini cara Tuhan untuk menunjukkan bahwa kita dipanggil kembali ke keimanan.

Saat keimanan menipis maka setan akan menggoda. Godaan itu bisa berakibat fatal. Mari pertebal iman dengan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan. Kita lakukan dengan iklhas dan tekun.

Berserah diri pada Tuhan. Memohon diberikan ketabahan dan kekuatan menjalani kehidupan ini. Berusaha lebih aik dalam hidup.

Kedua, menyelesaikan masalah dengan tenang dan damai. Setiap masalah ada penyelesaiannya. Tidak ada yang tidak terselesaikan. Tinggal cara yang dipilih. Bukankah lebih indah dan damai dengan musyawarah. Hilangkan dendam dan emosi. Sebab dendam dan emosi hanya menimbulkan masalah baru di kemudian hari. Setan pun bisa menyusup dan mendorong tindakan keji.

Ketiga, hilangkan kesombongan dan arogansi. Kesombongan dan arogansi hanya membawa kejatuhan. Ingat bagaimana orang-orang terdahulu yang sombong. Semua terjatuh dan binasa. Tidak ada yang tersisa. Hanya penyesalan saja yang ada.

Keempat,  makanan dan kekayaan berasal dari yang hak. Sudahkah itu dilakukan?  Kita ingat petuah tokoh agama bahwa harta yang hak dan didapat dari cara yang baik akan menjadikan segalanya baik. Begitu juga yang diperoleh dengan cara yang tidak baik akan menjadikan segalanya tidak baik. Sudahkah kita menjalaninya?

Mungkin perlu kita renungkan tulisan Jayeng Siswanto (2016) berikut, orang yang bertekun dalam doa ketika dihadapkan pada berbagai cobaan, permasalahan maupun kesulitan hidup, orang itu tidak mudah putus asa. Bahkan ia bisa merasakan kegembiraan. Ia bisa menghadapi segala kesulitan itu dengan tenang, sabar dan berusaha mencari jalan keluar, biarpun badai yang mengombang-ambingkan kehidupannya sangat besar, badai itu pasti akan berlalu.***

Baca Juga:

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.


Explorer

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *