Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkap kondisi terbaru kasus penyakit menular seksual di Indonesia. Juru Bicara Kemenkes, dr. Mohammad Syahril, menyebutkan bahwa kasus penyakit sifilis atau raja singa meningkat hampir 70 persen dalam kurun waktu lima tahun terakhir, yakni 2018 sampai 2022 kemarin. Dijelaskan bahwa mayoritas yang rentan terahdap penyakit ini adalah para ibu rumah tangga dan anak.
“Dari 12 ribu kasus menjadi 21 ribu kasus saat ini,” ungkapnya, dalam konferensi pers daring pada Senin (8/5/2023) lalu.
Penyakit penyakit sifilis adalah sejenis infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini dimulai sebagai luka yang tidak nyeri, biasanya di alat kelamin, rektum atau mulut. Jika tidak diobati, penyakit ini dapat merusak jantung, otak atau organ lain, dan dapat mengancam jiwa.
Penyakit penyakit sifilis bisa menular melalui kontak langsung dengan luka, darah, atau cairan tubuh orang yang terinfeksi, termasuk melalui hubungan seksual oral, anal, atau vaginal, atau melalui transfusi darah atau ibu hamil ke bayinya.
Ciri-ciri penyakit sifilis
Pemyakit sifilis merupakan penyakit yang menular. Beberapa ciri atau tanda-tanda umum yang bisa dilihat jika seseorang terkena penyakit sifilis, seperti
- Luka terbuka atau chancre di daerah kelamin, mulut, atau dubur. Luka terbuka ini dapat menyebar ke seluruh tubuh jika tidak diobati.
- Setelah luka terbuka, ruam dapat muncul pada kulit atau selaput lendir, seperti di tangan, kaki, atau wajah. Ruam ini tidak gatal dan seringkali tidak terasa sakit.
- Demam, sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, dan gejala lain yang mirip dengan flu. Gejala ini dapat berlangsung beberapa minggu atau bulan.
- Kerusakan pada organ saraf, jantung, pembuluh darah, mata, tulang, dan organ lain. Kerusakan ini dapat terjadi bertahun-tahun setelah infeksi awal dan dapat menyebabkan kelumpuhan, kebutaan, demensia, atau kematian.
- Penderita penyakit sifilis juga merasakan kelelahan, sakit kepala, dan rasa sakit di seluruh tubuh.
Gejala penyakit sifilis bervariasi dan terkadang sulit untuk dikenali. Untuk memastikan seseorang terkena sifilis atau tidak, perlu diagnosis melalui tes darah atau pemeriksaan luka.
Pencegahan dan pengobatan penyakit sifilis
Untuk mencegah sifilis dimulai dari kesadaran diri sendiri. Kita bisa mencegah dengan tidak melakukan hubungan seks bebas atau setia pada satu pasangan saja, menggunakan kondom. Bagi yang anggota keluarganya terkena penyakit sifilis, perlu dilakukan isolasi mandiri. Usahakan tidak terkontak langsung dengan luka, atau dan tidak berbagi jarum. Pemeriksaan rutin juga dianjurkan untuk orang-orang yang berisiko tinggi terkena sifilis
Pengobatan sifilis dilakukan dengan antibiotik penisilin yang disuntikkan ke dalam otot atau pembuluh darah. Dosis dan lama pengobatan tergantung pada tahap penyakitnya.
Baca Juga:
Cermin semakin banyaknya hubungan seks di luar nikah
Dengan semakin meningkatnya kasus penderita sifilis di Indonesia, membuktikan bahwa krisis moral di negeri semakin terlihat. Sifilis yang bisa menular melalui hubungan seks bebas mengindikasikan bahwa hubungan seks di luar nikah semakin banyak. Memang tidak selalu benar bahwa meningkatnya kasus sifilis disebabkan semakin banyaknya hubungan seks di luar nikah.
Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai dengan pengertian, pemahaman dan ketaatan dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik tanpa dipengaruhi oleh situasi kondisi apapun. Seseorang dapat melakukan seks bebas karena kurangnya keimanan dalam dirinya. Oleh sebab itu sejak dini perlu meningkatkan pengetahuan tentang agamanya sendiri, karena agama adalah fondasi bagi hidup kita. Jika pengetahuan tentang agama saja kurang, apalagi pengetahuan di luar agama tentu sangat kurang.
Baca Juga:
Minimnya informasi tentang bahaya seks bebas
Meskipun informasi tentang bahaya seks bebas telah lama dikenal, masih banyak masyarakat yang kurang memahami dan mengabaikan bahaya tersebut. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya pendidikan seksual yang memadai di sekolah maupun lingkungan keluarga. Sebagian besar masyarakat masih canggung untuk membicarakan topik seksual dengan anak-anak atau remaja, sehingga informasi yang diberikan seringkali kurang lengkap dan jelas.
Di era globalisasi ini, banyak sekali tontonan yang sangat merusak melalui perantara internet maupun televisi. Tontonan yang baik menghasilkan perilaku yang baik dan tontonan yang buruk menghasilkan perilaku yang buruk. Hal ini sangat mendorong remaja untuk menirukan apa yang mereka lihat karena keingintahuan mereka yang sangat besar.
Faktor pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang tinggi, kurangnya pengetahuan akan dampak dan akibat akan hal yang akan dilakukan dapat memudahkan untuk terjerumus ke dalam hal-hal yang negatif.
Ada banyak penyebab pergaulan bebas, namun semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya pegangan hidup di masyarakat dalam hal keyakinan atau agama. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tidak terkendali. Namun hal yang terpenting adalah memperkuat iman setiap masyarakat. Jika iman tersebut kuat, untuk melakukan hal yang dianggapnya menyimpang pun tidak akan dilakukan.
Dengan meningkatnya kasus penyakit sifilis atau raja singa semakin meningkat dalam kurun waktu lima tahun terakhir, menjadi cermin bagi kita bahwa pergaulan dan seks bebas semakin membudaya di Indonesia.
Baca Juga:Â Membuka Mata Orangtua: 7 Alasan Pentingnya Edukasi Seks Sejak Dini
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.