Science

Dari Strawberry Moon sampai Hujan Meteor, Inilah dia 9 Fenomena Langit Juni 2025 Siap Diamati!

Tak hanya di mancanegara, fenomena langit juga amat digemari di Indonesia, terutama bagi pencinta astronomi, di mana pun fenomena menakjubkan itu ada pasti mereka akan mengejarnya. Fenomena langit itu setiap bulannya berbeda-beda loh, begitu pun dengan fenomena langit di bulan Juni ini. 

Dari sekian banyak fenomena langit yang dapat diamati, hujan meteor mungkin akan sangat dinantikan. Selain hujan meteor, fenomena-fenomena lainnya pun patut untuk dinantikan, loh.

Apa sajakah fenomena langit yang akan terjadi di bulan Juni 2025? Simak penjelasannya sampai bawah!

Menurut Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), BRIN, dan calendar astronomy in The Sky, berikut fenomena langit yang akan terjadi di bulan Juni 2025, di antaranya:

1. 10 Juni, Hujan Meteor Arietid

Apa kamu sedang menantikan hujan meteor? Tenang, tanggal 10 Juni 2025 nanti, akan ada fenomena hujan meteor Arietid. Dan yang lebih menakjubkannya lagi, hujan meteor Arietid terjadi di siang hari. Hujan meteor Arietid juga dikenal sebagai hujan meteor siang hari yang paling aktif.

Hujan meteor Arietid berasal dari konstelasi Aries yang aktif dari tanggal 14 Juni sampai 24 Juni. Meskipun terjadinya di siang hari, beberapa meteor bisa kamu saksikan sebelum fajar loh, apalagi ketika titik radiannya berada tinggi di langit.

Untuk di Indonesia sendiri, kamu bisa menyaksikan hujan meteor Arietid ketika menjelang subuh. Hujan meteor ini terjadinya tidak sesering hujan meteor yang terjadi di malam hari, tetapi hujan meteor Arietid tetap menyuguhkan pemandangan yang sangat indah dan menarik.

Baca Juga: 

2. 11 Juni, Strawberry Moon

Fenomena langit yang kedua adalah Bulan Purnama Juni yang dikenal dengan nama Strawberry Moon, dan akan terjadi pada tanggal 11 Juni 2025. Meskipun namanya Strawberry Moon, tapi kamu tidak akan melihat bulan dengan warna merah seperti stroberi, loh.

Sebutan Strawberry Moon sebenarnya merujuk pada kegiatan panen stroberi yang berasal dari tradisi Pribumi di Amerika Utara. Sebutan Strawberry Moon dipopulerkan oleh Farmers’ Almanac.

Bulan Purnama Juni tidak hanya dikenal dengan Strawberry Moon, Eropa kuno memberi nama Bulan Purnama Juni dengan sebutan Mead atau Bulan Madu. NASA menambahkan kemungkinan sebutan ini terkait panen madu yang terjadi selama bulan Juni. Hal ini juga dikaitkan dengan inspirasi adanya tradisi bulan madu setelah pernikahan.

3. 19 Juni, Konjungsi Bulan dan Saturnus

Fenomena langit yang ketiga adalah konjungsi Bulan dan Saturnus. Fenomena langit yang satu ini bisa diamati langsung oleh mata telanjang maupun teropong, dan waktu yang tepat untuk mengamatinya adalah pada tengah malam hingga saat fajar tiba.

Fenomena langit yang satu ini adalah fenomena yang mempertemukan Bulan dan Saturnus, di mana Bulan berada di 3,8° dari Saturnus. Keduanya dapat diamati satu jam setelah terbit, saat Bulan dan Saturnus sudah berada di sekitar 15° di atas horison. Pada pukul 23:47 WIB Bulan lebih dulu terbit, setelah itu disusul oleh Saturnus pada pukul 00:07 WIB.

4. 21 Juni, Titik Balik Musim Panas dan Titik Balik Musim Dingin

Fenomena langit selanjutnya terjadi pada tanggal 21 Juni di mana terjadinya titik balik matahari. Bagi masyarakat yang berada di Belahan Bumi Utara akan mengalami musim panas dan menjadikan siang hari menjadi hari terpanjang sepanjang tahun. Yang biasanya waktu terang hanya sekitar 12 jam saja, menjadi sekitar 16, 5 jam dalam sehari.

Sedangkan bagi masyarakat di Belahan Bumi Selatan akan mengalami musim dingin, keadaan sebaliknya dari Belahan Bumi Utara, di Belahan Bumi Selatan malam hari yang akan lebih panjang dari biasanya.

Titik balik musim panas akan terjadi mulai tanggal 21 Juni pada pukul 22:02 WIB, ketika matahari berada di rasi Taurus.

5. 22 Juni, Konjungsi Bulan dan Venus

Fenomena langit yang kelima ada konjungsi Bulan dan Venus. Bulan akan berpapasan dengan Venus dari jarak 6,5°. Di Indonesia, kamu bisa mengamati ini pada saat fajar, atau sebelum Matahari terbit. Akan mulai terlihat pada pukul 02:35 WIB, ditandai dengan Bulan terbit pada pukul 02:27 WIB setelahnya Venus pada pukul 02:51 WIB.

Fenomena konjungsi Bulan dan Venus bisa dilihat langsung tanpa menggunakan teropong, loh. Untuk mengamatinya kamu harus bangun lebih awal dari biasanya.

6. 24 Juni, Konjungsi Jupiter

Fenomena langit selanjutnya yang tak kalah menakjubkan adalah konjungsi Jupiter, di mana Jupiter berada pada jarak terjauhnya dengan Bumi, jaraknya sekitar 6, 16 sa. Di saat bersamaan Jupiter akan berada pada sisi yang berlawanan dari Bumi dan akan tampak lebih dekat dengan Matahari dengan jarak 0°08’.

Saking jauhnya Jupiter dengan Bumi, hingga planet ini seolah menghilang dari pengamatan Bumi yang akan berlangsung selama beberapa minggu ke depan. Apabila bisa terlihat, Jupiter akan terlihat paling kecil dan redup, diameternya saja diperkirakan hanya tampak 31, 3 detik busur.

7. 25 Juni, Bulan Baru

Selanjutnya, fenomena Bulan Baru. Pada waktu ini Bulan akan melintas dekat dengan Matahari dan hilang dari pantulan sinar matahari. Karena Bulan berada di sisi Bumi, sehingga di malam hari Bulan tidak akan terlihat.

Situasi ini memungkinkan kamu untuk mengamati objek redup, seperti mengamati galaksi dan gugusan bintang.

Pada Bulan Baru, Bumi, Bulan dan Matahari berada di satu garis lurus, dengan Bulan yang berada di tengah-tengahnya. Selama beberapa hari ke depan, Bulan akan terlihat di sore hari sebagai bulan sabit yang mulai muncul dan ikut terbenam kembali setelah Matahari, kemudian dalam waktu seminggu bulan akan terlihat hingga sekitar tengah malam.

Baca Juga:

8. 27 Juni, Puncak Hujan Meteor June Bootid

Hujan meteor akan ada lagi, loh. Hujan meteor ini dikenal dengan nama Hujan Meteor June Bootid. Hujan meteor ini sebenarnya mulai aktif pada tanggal 22 Juni dan berakhir tanggal 2 Juli, dengan puncaknya akan terjadi di tanggal 27 Juni sekitar pukul 18:00 WIB.

Di Indonesia, Hujan Meteor June Bootid akan aktif setiap hari mulai dari senja sampai pukul 02:00 WIB, dan penampilan terbaiknya pada pukul 20:00 WIB. Hujan meteor ini dikenal dengan laju jatuhnya yang sangat lambat dan terang.

9. 27 Juni, Konjungsi Bulan dan Merkurius

Selain terjadinya puncak Hujan Meteor June Bootid, pada waktu yang sama juga akan terjadi konjungsi Bulan dan Merkurius. Bulan akan berpapasan dengan Merkurius pada jarak 2°50’ di utara Merkurius. Pada saat itu, Bulan akan berusia 2 hari.

Konjungsi Bulan dan Merkurius akan terlihat di Indonesia pada pukul 18:11 WIB, dapat diamati dengan mata telanjang ataupun dengan teropong.

Nah, itulah fenomena-fenomena langit yang dapat kamu saksikan di bulan Juni 2025 ini. Dari sekian banyak fenomena di atas, yang mana nih yang paling kamu nantikan? Apakah hujan meteor? Ataukah fenomena Strawberry Moon? Kalo saya, semuanya sih.

Akhirnya, penjelasan tentang fenomena langit di bulan Juni sudah tuntas sampai di sini. Sampai jumpa di pembahasan lainnya yang lebih menarik tentunya.

Baca Juga: 10 Fenomena Astronomi Maret 2025, Ada Blood Moon sampai Cincin Saturnus “Menghilang”

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button