Berkaca dari Kisah Selebgram Shella Selpi Lizah, Kenali Faktor Penyebab Kanker Ovarium
Shella Selpi Lizah, selebgram penderita kanker ovarium yang viral di media sosial, meninggal dunia pada Kamis (29/8/2024). Kabar duka ini disampaikan oleh Albi, suami Shella Selpi Lizah, melalui Instagram story pribadinya.
Kisah Shella melawan kanker ovarium dan kesetiaan Albi mendampinginya banyak menyedot perhatian pengguna media sosial. Bahkan salah satu videonya di TikTok ditonton lebih dari 47 juta kali.
Menurut data Globocan, jumlah kasus baru kanker ovarium di Indonesia nyaris menyentuh angka 15.000 pada tahun 2020. Kanker ovarium merupakan kanker terbanyak ketiga yang diderita wanita Indonesia, di bawah kanker payudara dan kanker serviks.
Apa itu kanker ovarium
Kanker ovarium adalah kondisi medis berupa tumbuhnya sel tak normal dan ganas pada ovarium atau indung telur. Di mana ovarium merupakan organ reproduksi wanita yang berfungsi menghasilkan sel telur, hormon estrogen, dan hormon progesteron.
Jenis-jenis Kanker ovarium
Terdapat tiga jenis utama kanker ovarium:
- Tumor epitelial (epithelial), yang berkembang pada permukaan (epithelium) indung telur dan merupakan jenis paling umum.
- Tumor sel germinal, yang berawal dari dalam sel yang memproduksi telur dan dapat ditemukan pada wanita berusia muda. Kanker jenis ini memiliki tingkat kesembuhan yang cukup tinggi.
- Tumor stromal, yang berasal dari sel-sel yang memproduksi hormon kewanitaan, yaitu estrogen dan progesteron. Jenis kanker ovarium ini juga memiliki tingkat kesembuhan yang tinggi.
Apa Gejala Kanker Ovarium?
Gejala kanker ovarium biasanya tidak tampak jelas pada stadium awal. Kebanyakan pasien baru merasakan gejala kanker ovarium pada stadium lanjut atau ketika kanker sudah menyebar ke organ lain. Selain itu, ciri-ciri kanker ovarium pada stadium lanjut pun tidak spesifik hanya ditemukan pada kanker ini dan dapat menyerupai penyakit lainnya.
Beberapa gejala kanker ovarium
Gejala dari kanker ovarium mencakup:
- Pembengkakan dan rasa tidak nyaman di bagian perut (tekanan, sebah, atau kembung).
- Perubahan kebiasaan buang air besar, seperti konstipasi atau sembelit.
- Kehilangan selera makan atau berat badan menyusut.
- Sakit punggung di bagian bawah.
- Rasa nyeri sewaktu melakukan hubungan seksual.
- Dispepsia, buang angin atau rasa mual yang terus-menerus.
- Desakan untuk buang air kecil atau sering harus buang air kecil.
- Perubahan siklus menstruasi jika masih mengalami menstruasi.
Mengingat gejala kanker ovarium cukup membingungkan untuk dipahami awam, maka sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis ginekologi untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan saran penanganan yang sesuai.
Baca Juga:
Faktor yang dapat menyebabkan kanker ovarium
Beberapa faktor yang menyebabkan perubahan sel abnormal penyebab kanker ovarium adalah:
- Merokok dapat meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker ovarium, karena bahan kimia berbahaya dalam rokok dapat menyebabkan mutasi sel abnormal.
- Risiko kanker ovarium meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah menopause. Kanker ovarium lebih berisiko terjadi pada lansia usia 50 tahun atau lebih tua.
- Penggunaan terapi hormon setelah menopause, terutama estrogen tanpa progesteron, dapat meningkatkan risiko kanker ovarium.
- Memiliki keluarga kandung dengan riwayat kanker ovarium atau kanker payudara.
- Mengidap obesitas.
- Endometriosis, atau sindrom Lynch. Endometriosis adalah kondisi di mana jaringan yang mirip dengan lapisan rahim tumbuh di luar rahim, yang dapat meningkatkan risiko kanker. Sindrom Lynch adalah gangguan genetik yang meningkatkan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker ovarium.
- Menstruasi lebih dini di bawah 12 tahun.
- Belum pernah hamil.
Sumber:
- Mayo Clinic. Ovarian Cancer. Juni 2024.
- American Society Cancer. What Is Ovarian Cancer?. Juni 2024.
Baca Juga: 6 Jenis Makanan Ini Bikin Cepat Tua lho, Yuk Hindari!