Masalah asmara merupakan problematika sejuta umat. Sepertinya, setiap manusia yang sudah mengenal cinta, akan merasakan berbagai macam masalah asmara. Entah itu, masalah ditolak ketika menembak pacar, ataupun bertengkar atau berselisih pendapat dengan pacar atau pasangan. Hal-hal seperti ini bukan hanya akan mengguncang jiwa raga, pastinya juga akan mengganggu produktivitas dalam banyak hal.
Salah satu problematika asmara adalah diputuskannya tali cinta yang menghubungkan seseorang kepada “sang pacar”. Memutuskan hubungan dengan pacar bisa jadi salah satu hal yang paling sulit dan menyakitkan dalam hidup. Namun, terkadang kita harus mengambil keputusan itu demi kebaikan bersama. Agar pacar tidak terlalu patah hati, ada beberapa cara memutuskan pacar yang bisa digunakan.
Berikut adalah lima hal yang paling sering menjadi alasan, sebagai cara memutuskan pacar.
1. Masalah perbedaan yang klasik
Biasanya yang dimaksud dengan istilah ini adalah beda prinsip, beda agama, dan beda watak. Alasan ini jelas dibuat-buat. Kalau soal beda prinsip dan beda agama, bukankah dari awal pacaran sudah terlihat? Kenapa kemudian menjadi masalah? Alasan beda watak lebih lucu lagi. Tidak ada orang di muka bumi yang punya struktur watak yang sama.
Jadi apa sih masalah sesungguhnya? Tidak ada. Hanya dibuat-buat. Dengan membuat perbedaan dengan pacar, pacar akan menerima dengan ikhlas, walau sakit hati juga sih akhirnya.
Baca Juga:
2. Tidak sabar menunggu
Alasan kedua ini juga sebenarnya tidak masuk akal. Padahal seseorang tersebut tahu biasanya ketidaksabaran menunggu pacar ini demi kebaikan. Banyak alasan yang bisa dibuat di sini. Seperti tidak sabar menunggu lulus kuliah, tidak sabar menunggu kakaknya menikah duluan, tidak sabar menunggu dilamar. dan lain sebagainya.
Ketidaksabaran menunggu ini bisa menjadi alasan ampuh untuk memutuskan hubungan dengan pacar, karena kamu ingin cepat-cepat menikah, namun pacar tidak siap dengan berbagai alasan.
3. Merasa diawasi 24 jam
Pacar telah terbukti bisa mengawal dan mengawasi dengan baik semua proses setiap hari. Tapi ketika seseorang telah cukup mapan, kenapa lantas ‘pengawasan’ ini dipersepsi menjadi ‘tekanan’?
Risih gak sih, kalo setiap saat harus memberi laporan atau kasih kabar kepada pacar. Setiap menit dan setiap jam, harus ada penjelasan yang jelas tentang apa yang sedang kita lakukan. Sebentar-sebentar mesti laporan, aku sedang kuliah, aku sedang main ke rumah teman, aku mau cari makan dulu ya, aku mau nganter orang tua belanja dulu, dan lain sebagainya.
Kebiasaan seperti itu (sedikit-sedikit kasih kabar), kalau masih dalam 1-3 hari sih gak apa. Tapi kalo sudah lebih dari itu. pacar minta laporan terus, jelas sangat mengganggu produktivitas belajar ataupun bekerja.
Merasa diawasi dalam 24 jam, ini bisa menjadi cara memutuskan pacar. Bilang saja kamu tidak suka sedikit-sedikit suruh kasih kabar atau laporan. Kamu bukan maling kok.
4. Pacar terlalu cemburuan
Cemburu dalam soal asmara itu biasa. Bahkan dulu seseorang lebih cemburuan kepada apa saja yang dilakukan oleh pacar. Hal itu terjadi karena dulu pang pacar lebih dulu lulus, bekerja, dan mapan. Sementara seseorang merasa dalam situasi terburuk, belum lulus dan takut tidak punya masa depan.
Namun ketika seseorang sudah mapan, sikapnya kemudian berubah. Ia merasa tidak suka sedikit-sedikit dicemburui, padahal sedang nego bisnis dengan klien, atau diskusi mengenai pekerjaan dengan rekan kerja.
Alasan ini masuk akal. Bilang aja kamu banyak rekan atau klien dari lawan jenis, yang harus ketemu di kafe atau rumah makan untuk membicarakan bisnis. Pacar yang terlalu cemburu, akan membuat ruang gerak kamu menjadi terbatas, dan menghambat produktivitas.
5. Tidak cocok dengan keluarga pacar
Alasan ini lebih absurd lagi. Kalau sebelum mapan, wajar jika keluarga pacar gak sinis. Tapi, bukankah sang pacar mampu meyakinkan keluarganya bahwa seseorang akan baik-baik saja dan semua masalah akan bisa diatasi?
Ketika sudah lulus, sikap keluarga pacar makin cair. Ketika mulai bekerja, keluarga pacar bahkan mulai ikut memberi dukungan. Kenapa kemudian ketika mulai mapan, hal tersebut dianggap sebagai ketidakcocokan dengan keluarga?
Kalau sudah tidak cocok mau apa lagi. Mau dipaksakan? Malah nanti akan ada masalah di kemudian hari. Ya sudah, putuskan saja dengan alasan ini.
Baca Juga:
6. Terlalu banyak konflik
Banyaknya konflik yang terjadi dalam sebuah hubungan juga bisa menjadi tanda ketidakcocokan. Gunakan situasi ini untuk melontarkan kata putus hubungan dengan pacar.
Jika alasannya sesuai dengan kenyataan, maka pacar akan menyetujui keputusan untuk mengakhiri hubungan. Apalagi jika konflik dalam hubungan selalu terjadi setiap hari, maka akan lebih mudah untuk memutuskan hubungan dengan pacar.
Hati-hati, sebelum memutuskan hubungan dengan pacar, siapkan diri terlebih dahulu. Terlebih apabila pacar termasuk ke dalam tipe orang yang posesif atau mudah tersinggung.
Nah, banyak cara memutuskan pacar dengan alasan yang masuk akal. Kamu bisa melakukan cara diatas agar tak ada yang tersakiti, bahkan kalian bisa menjalin sahabat karena mengakhiri hubungan secara baik-baik. Asmara memang tak bisa ditebak, termasuk juga jodoh.
Baca Juga: 6 Ucapan Cewek Yang Berarti Kode Minta Putus, Cowok Jenius Mesti Tahu!