Religion

2 Pemain Sepak Bola Muslim Ini Beberkan Beratnya Puasa Ramadan

English Premier League (EPL) atau yang dikenal sebagai Liga Utama Inggris menjadi liga sepak bola paling disegani diseluruh dunia. Liga ini memuncaki klasemen pertama di UEFA (Konfederasi Sepak Bola Eropa) mengalahkan liga sepak bola negara-negara tetangganya seperti La liga dan Bundesliga.

Ada banyak pemain dari berbagai ras, suku dan agama yang bermain di liga ini. Salah satunya pemain yang beragama Muslim. Contoh pemain sepak bola muslim terkenal yang merumput di EPL seperti Mohammed Salah dari Liverpool, Riyad Mahrez dari Manchester City dan Hakim Ziyech dari Chelsea.

Selain ketiga pemain di atas, West Ham United juga memiliki beberapa pemain Muslim. Dua diantaranya yakni Kurt Zouma yang berposisi sebagai bek, dan Said Benrahma sebagai pemain sayap kiri.

Dalam video pendek yang diunggah oleh akun Vidio dengan durasi kurang dari 6 menit, mereka duduk berdampingan sembari menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan oleh interviewer soal tantangan pemain Muslim ketika menjalankan puasa Ramadan, serta berkomentar soal tradisi mudik dan beduk sahur di Indonesia.

Pertanyaan Seputar Puasa Ramadhan

Sesi pertama, interviewer bertanya mengenai bagaimana rasanya bermain di EPL sebagai seorang muslim yang tengah berpuasa. Zouma mengungkapkan jika ini memang sulit. Lebih lagi dia menjelaskan soal kondisi yang terjadi pada tubuh saat seorang pesepakbola tengah berpuasa.

“Ini tidak mudah, karena tubuh perlu terhidrasi dengan baik. Anda butuh makan, akan tetapi kami melakukannya karena kemauan kami sendiri, kalau anda merasa kuat maka anda akan kuat. Dan jika merasa tidak kuat maka akan berat, jadi tidak ada masalah. Ini antara anda dengan yang anda pikirkan, jika anda merasa bisa melakukannya, maka lakukanlah, di lain sisi jika tidak bisa tidak apa-apa.” Jelasnya.

“Terutama di EPL, level kualitas dari para pemain dan tim sangat sulit dihadapi, akan tetapi semua kembali lagi tergantung dengan apa yang anda rasakan dan bagaimana anda menangani itu. Kalau anda bisa menanganinya bagus, tapi kalau tidak bisa tidak masalah.” Imbuhnya menerangkan.

Senada dengan yang dikatakan oleh Zouma, Said menjawab apabila sulit tidaknya puasa sebagai pemain muslim tergantung dengan mindset dan kondisi masing-masing pemain bola itu sendiri.

“Ramadhan, saya pikir ini hal yang personal. Setelah itu ini tergantung dengan tubuhnya masing-masing. Masing-masing orang berbeda. Saya setuju dengan Zouma. Itu anda, tubuh anda, dan jika anda tahu tubuh anda, sulit atau tidaknya itu urusan personal menurut saya.Tentu kesulitannya (berpuasa) tingkat tinggi, tapi kalau sudah terbiasa maka tidak apa-apa.” Ujarnya menambahkan.

Pada sesi kedua, interviewer bertanya soal tips khusus mengenai asupan yang perlu dimakan agar tetap kuat selama bertanding. Hal ini sangat penting mengingat tubuh pesepak bola pasti memerlukan makanan dan minuman sebagai tenaga.

Zouma menjelaskan apabila para staf West Ham United memiliki andil besar terhadap kesuksesan mereka dalam berpuasa. Pemain asal Prancis ini mengungkapkan jika para staf memberikan pelayanan yang sangat membantu pemain muslim, utamanya soal asupan bagi mereka.

“Kami berada di klub yang menolong kami ketika ramadhan. Dan saya sangat berterimakasih pada mereka atas dukungannya. Mereka selalu berada dibelakang kami saat kami memerlukan asupan. Seperti asupan gula, minuman protein, mereka selalu mendukung kami.” Jawabnya.

“Saat pergi ke hotel mereka selalu menyiapkan makanan yang kami perlukan, seperti kurma, pasta, dan lainnya. Jadi bantuan mereka sangat penting.” Tutur pemain yang pernah membobol gawang Liverpool ini. “Saya pikir staf kami mendorong kami untuk berterus terang, dan itu sangat membantu pemain muda. Jadi saat dijalani (puasa ini) tidak begitu terasa. Dan ini membuat kami tidak merasa sulit. Karena staff membantu kami dan memberi kami segalanya agar semua menjadi efisien.” Ujar Said setuju.

Saat ditanya soal makanan favorit untuk disantap ketika ramadan mereka menjawab seperti kurma, susu, sup harira, dan nasi. Sembari mengingat-ingat, Said menambahkan jika borek menjadi salah satu santapan yang disukainya. Yang mana makanan ini mirip dengan gorengan lumpia jika di Indonesia.

Baca Juga: 

Pertanyaan Tentang Tradisi Mudik Lebaran Menjelang Idulfitri

Pada sesi berikutnya interviewer menampilkan foto tradisi mudik di Indonesia, dia menjelaskan umumnya masyarakat Indonesia yang bekerja di luar daerah asal mereka akan pulang menjelang hari raya idulfitri. Hal ini ternyata menjadi fenomena yang sudah dipahami betul oleh kedua pemain West Ham ini. Karena orang-orang disekitarnya juga akan berkumpul untuk merayakan idulfitri bersama keluarga.

“Kami tumbuh dengan hal seperti itu, ramadan menjadi momen penting berkumpul dengan keluarga, berkumpul dengan orang-orang yang jarang bertemu.” Ungkap Zouma.

Dia juga menjelaskan jika bulan ramadhan adalah bulan yang luar biasa, di bulan inilah segala perbuatan baik seperti saling tolong-menolong dan mengasihi sering dilakukan.

“Dan kami tahu bahwa ramadhan adalah bulan yang suci untuk melaksanakan puasa (ramadan). Dan tentunya ini waktu untuk saling berbagi, saling memaafkan, dengan ini waktunya untuk menyajikan sajian makanan yang besar untuk orang-orang.” Ucapnya

“Dan untuk berbagi dengan orang-orang yang membutuhkan. Dengan orang-orang yang jarang kita temui, dengan orang-orang yang membutuhkan sesuatu. Intinya saling bantu.” Terangnya menjelaskan.

Said berpendapat momen ramadan menjadi waktu yang bagus untuk berkumpul dengan keluarga, akan tetapi karena regulasi yang berlaku di klub dia berkata jika tidak bisa mengambil cuti di waktu sekarang.

“Tradisi ini dimana anda sudah mengetahuinya, dengan keluarga semua itu jauh lebih baik. Lalu dengan pekerjaan seperti kami sekarang, kami tidak bisa mengambil cuti ramadhan.” Kata pria yang berasal dari Aljazair ini.

Baca Juga:

Pertanyaan Soal Tradisi Beduk Sahur di Indonesia

Dalam sesi terakhir, terpampang gambar salah satu tradisi di Indonesia bernama beduk sahur. Tradisi ini biasanya diisi dengan gerombolan orang atau anak laki-laki berjalan mengitari beberapa tempat (desa) untuk membangunkan sahur masyarakat sembari membawa tong di atas gerobak, serta membawa tongkat pemukul dan obor.

Saat ditanya soal tradisi beduk sahur, kedua pemain sepak bola muslim ini kompak tertawa bingung dan berkata jika merasa asing dengan tradisi tersebut. Di daerah asal mereka tidak ada tradisi seperti ini, yakni tradisi orang-orang dibangunkan agar melaksanakan sahur.

Baca Juga: 5 Pesepakbola Yang Ucapkan Selamat Idulfitri, Nomor 2 dan 3 Non Muslim

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button